FAKTA SEJARAH: SOSOK YANG BERJASA KEPADA PENJAJAH BELANDA TERKAIT PERANG ACEH ADALAH SEORANG HABAIB

Pada 13 Oktober 1878, Habib Abdurrahman El Zahir menyerahkan diri kepada Belanda. Syaratnya, ia akan menetap di Mekkah dengan menerima uang  atas tanggungan pemerintah Kolonial Belanda, senilai 10.000 gulden/bulan. Sementara Tgk Chik Di Tiro dan panglima perang Aceh lainnya terus melakukan perlawanan. Bagi Belanda, menyerahnya Habib Abdurrahman merupakan sebuah kesuksesan besar.

Habib Abdurrahman pada mulanya melawan Belanda dengan rakyat Aceh. Namun kekalahannya membuatnya menyerah kepada Belanda. Ia akhirnya tunduk dengan bayaran 10.000 gulden/bulannya setelah diasingkan ke Mekkah.

Bagi Belanda, menyerahnya Habib Abdurrahman merupakan sebuah kesuksesan besar. Pada 24 November 1887, Habib Abdurrahman dikirim ke Jeddah dengan menumpang kapal Hr Ms Cuaracao. Pasukan Belanda eforia terhadap keberhasilan tersebut. Malah, Mayor Macleod, seorang opsir Belanda, memplesetkan lagu “Faldera dera” yang populer saat itu, untuk menggambarkan kesuksesan itu. Bunyinya:

“Nun di sana terapung istana samudra, Namanya Cuaracao. Habib yang berani akan dibawa. Ke Mekkah tujuan nyata, Kini ia berdendang riang faldera dera, Untuk gubernemen kita, Banyaknya sekian ribua dolar sebulan, Tidak cerdikkah saya?”

Snouck Hurgronje yang ketika itu di Mekkah banyak mempelajari tentang Aceh darinya.

Melaluinya, Habib membuat 6 nota yang akan dijadikan oleh Belanda sebagai strategi untuk menundukkan Aceh.

….

Panglima Tibang adalah lelaki Hindu India yg ahli sulap. Kehaliannya membuatnya dapat masuk ke kerajaan Aceh. Sampai diangkat sebagai Syahbandar. Dimana secara bersamaan ia bersaing dengan Habib Abdurrahman ktka itu.

Sultan memerintahkannya untuk menjalin diplomasi. Namun pada tahun 1879 Pang-Tibang malah berbalik arah bergabung dengan Belanda. Ulahnya dan seorang mata-mata Belanda T. Muhammad Arifin lah yang kemudian menjerumus Aceh pada perang panjang dengan Belanda (Atjeh War).

Sampai sekarang “Pang-Tibang” jadi sebutan kepada pengkhianat.

…..

Belajarlah sejarah nusantara agar jadi cerdas dan tidak jadi budak

Wallohua’lam…

Ust. Ahmad Abdurrahman LC




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *