Sebetulnya jika Kyai NU yang sepuh mau melakukan tabayun berdiskusi dengan Kyai Imad dan tidak jumawa merasa benar, harusnya tidak perlu ada statemen keluar seperti yang dikeluarkan oleh K.H Miftahul Akhyar

Previous PostMembongkar Gus Rumail Abbas : “Arobi” Bukan “Garbi”
Next PostSUNAN AMPEL PELETAK ISLAM NUSANTARA, Tinjauan Sanad dan Nasab Penyebar Islam Abad 15 Masehi
Related articles
Kesesatan Ajaran Ba’alwi: Taubat di Alam Kubur, Kultus Wali, dan Penyimpangan Akidah Tauhid
ownerApr 16, 2025