Kisah Buatan tentang Mufti Kerajaan Mataram Islam,& Muncul Tokoh fiktif dari Klan ba’alawiy

 

*Video diatas juga mengisahkan Kisah Halusinasi buatan klan ba’alawiy mengenai Kesaktian tokoh fiktif (buatan/karangan) yang dinamai Habib Abu Bakar Bin Thoha Bin Yahya dengan kesaktian dia bisa Naik Sajadah dan ‘Belah’ Kerajaan Mataram.*
Saat ini Bangsa Indonesia sedang di Grogoti masalah pemalsuan sejarah dan pembodohan ummat.
peru diketahui, bahwa  Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua adalah karena adanya perjanjian Giyanti. Ulama penengah waktu itu adalah kyai pribumi, yaitu kyai Nur Iman Mlangi Yogyakarta, ,Kiai Nur Iman yang bernama asli BPH Sandiyo adalah putra RM. Suryo Putro, yang setelah menjabat sebagai Raja diberikan gelar Susuhunan Amangkurat Jawi/Amangkurat IV. Walapun Kiai Nur Iman seorang pangeran namun ia ikhlas tidak menggunakan keningratannya untuk memimpin kraton.
Perjanjian Giyanti terjadi pada tahun 1755 Masehi.
Sedangkan rombongan habib Yaman datang ke Indonesia adalah tahun 1870 Masehi setelah perang Diponegoro usai.
Setelah perang pangeran Diponegoro usai, Belanda coba untuk meredakan perang perlawanan pribumi dengan cara mendatangkan orang Yaman yang diberi label habib oleh Belanda dengan dalih mereka adalah keturunan nabi s.a.w.
Dampak perang pangeran Diponegoro sangat besar karena selain Belanda rugi jutaan golden Belanda harus kehilangan wilayahnya dengan terpisahnya Belgia dari Belanda. (Belgia merdeka,21 Juli 1831). Perang Diponegoro berakhir 1830.
Strategi mendatangkan habib habib dari Yaman di mana nama habib ini dinamai dan diprakarsai oleh Belanda ternyata sangat jitu, Karena setelah itu perlawanan pribumi langsung surut.
Hal ini bisa terjadi disebabkan orang Jawa dan pribumi begitu hormat kepada keturunan nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam padahal itu adalah spionase kebohongan yang dilakukan oleh Belanda.
Habib habib Yaman ini ditempatkan di setiap kota ,yg mereka berkumpul dalam satu daerah dan mereka digaji oleh Belanda dan diberi pangkat dan gelar sebagai kapiten Arab.
Mari lihat sejarah bahwa ketika bangsa ini sedang berperang melawan Belanda,
Habib habib Yaman ini justru menjadi pegawainya Belanda.
Setelah era kemerdekaan ini justru mereka seolah-olah menjadi pahlawan dengan mengakui lambang Garuda dari mereka bendera, merah putih dari mereka, proklamasi kemerdekaan dari izin mereka, dan bahkan NU adalah dari izin mereka.
Mereka membuat cerita kebohongan demi kebohongan di setiap waktu ceramah dan disebar di media-media sosial.
Celakanya banyak warga Indonesia yang mempercayainya karena sangat miskin literasi sejarah bangsanya sendiri.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *