5 JAWABAN ATAS TULISAN MUKIBIN DALAM MEMBELA KLAN BA’ALWI DENGAN MEMBAWA NAMA SYAIKH ALI JUM’AH.

Jawaban 1:
Sejarah itu bukan soal siapa yang bicara, tapi data dan bukti yg bicara.
Andai sejuta ulama bersepakat tentang suatu hal kesejarahan jika tanpa bukti maka kesepakatannya tdk berfaedah apa apa..
Tapi walaupun santri yg berbicara sejarah dgn didukung oleh bukti bukti ilmiah, maka wajib taslim kepada santri tsb.
Orang bodoh sekalipun akan bisa mengalahkan ratusan orang pintar hanya dgn 1 fakta.

Jawaban 2:
Maaf, kyai. Saya pribadi tetap mendukung tesisnya KH. IMADUDDIN AL-BANTANI. Toh misalnya nanti ada antitesis yg bisa mematahkan tesis beliau, saya pribadi tetap mengacungkan jempol untuk beliau, karena diakui atau tidak beliau telah berjasa membuka kesadaran masyarakat terkait betapa ilmu dan akhlak luhur itu lebih penting dari sekedar nasab. Dan beliau juga telah berjasa merobohkan tembok² rasisme yg dibangun selama puluhan tahun oleh oknum² (kebanyakan) BA’ALWI di negeri ini, termasuk juga pembelotan² sejarah yg mereka lakukan

Jawaban 3:
yUK..mari kita gunakan akal pikir dan logika…karena ini anugerah dari Allah SWT loh…bukan main-main..

Habib Sakran adalah orang yang pertama kali menetapkan nasab Ba’alwi dan mencantolkannya kepada Sayyid Ahmad Bin Isa yang dzuriyah Rasulullah SAW.
Dalam menetapkan nasab Ba’alwi tersebut Habib Sakran tidak mempunyai sumber data dan fakta yang valid, melainkan berdasarkan mimpi dan itu pun ga jelas mimpi siapa.
Pencantolan nasab ini dilakukan 5 abad lebih setelah masa hidup Habib Ubaidillah yang dia klaim sebagai anak dari Sayyid Ahmad Bin Isa.
* Saran saya:
Untuk modal dalam berhujjah mengenai nasab Ba’alwi, sebaiknya para habaib memanggil seluruh arwah auliya wa sholihin Ba’alwi yang pernah ada termasuk Habib Faqih Muqoddam yang luar biasa itu.
Jangan lupa divideoin.

Jawaban 4
Justru kalau menganggap nasab baklawi sah dengan ijma, itu kesalahan yang nyata dan wajib diluruskan, Karena ini sangat merendahkan perkara ijma.
Sangat aneh, sejak kapan ijma itu tanpa dalil ???
Menurut saya yang goblok daripada doktor, ijma itu kesepakatan ulama mujtahid.
JIka habib shohih secara Ijma’, landasan dalil habib klan ba’alwi sebagai dzuriat baginda nabi saw itu apa? dari mana assyakran menemukan nama leluhurnya bernama ubed dan anaknya jadid tanpa ada referensi sedikitpun?(nama ubaidillah 550tahun tidak ada disebutkan diberbagai kitab nasab, sedang anak akmad bin isa yang lain ada disebutkan).

Jawaban 5:
PEDOMAN MEMAHAMI POLEMIK NASAB
Bagian . 01
قال ابن امبارك : الإ سناد من الدين لولا الإ سناد لقا من شاء ما شاء
Ibnu Mubarok berkata : “Sanad itu bagian dari agama, jika tidak bersanad maka orang akan berbicara semaunya”.

Dengan muqolah diatas maka hendaknya kita berbicara, bersikap dan berprilaku sesuai dengan referensi yang baik dan benar.

🔘Pentingnya Menjaga Kemurnian Nasab Keturunan Rosulullah SAW.

1, Pertama kita harus menyadari bahwa disiplin ilmu nasab memang belum pernah masuk ke dalam kurikulum pendidikan Pondok Pesantren baik formal maupun non formal, maka hendaknya mari kita belajar dan memahami terlebih dahulu dasar-dasar Hujjah dan Dallil yang mendasari penelitian KH. Imaduddin Usman Al Bantani yang banyak disalah pahami oleh umumnya para Kyai dan Habaib juga para Muhibbinya, sehingga timbul pernyataan :
“Jangan ngurusi nasab orang lain sementara nasab kalian sendiri juga tidak jelas”

Sadarkah kita bahwa yang sedang kita urusi (jaga) ini adalah nasab mulia Kanjeng Nabi Muhammad SAW, yang wajib kita jaga dan kita lestarikan sebagaimana fatwa Ibnu Hajar Al-Haitami :

ينبغي لكل احد ان يكون له غيرة في هزا السب الشريف و ضبطه حتي لا ينت سب اليه صلي اللّه عليه وسلم احد الاجق
“Hendaknya bagi setiap orang (Umat Rosulullah SAW) memiliki kepedulian akan nasab mulia ini dan menjaga kemurniannya, sehingga tidak ada seorangpun yang mengaku sebagai keturunan Rosulullah SAW kecuali dengan benar”

Demikian juga dengan Imam As-Suyuti dalam kitabnya Al-Asbah Wan Nadzo’ir :
كل مدع ممتحن لأن كل دعوى لا يصح بدون برها ن أو دليل
“Setiap pengakuan itu harus di uji kebenarannya, sebab pengakuan tidak akan benar tanpa adanya bukti dan dalil”.

Dari sini maka kita bisa memahami bahwa pentingnya pembuktian dan uji pustaka akan pengakuan seseorang sebagai bagian dari keturunan Rosulullah SAW, terlepas itu orang sholeh Alim ataupun tidak, sebab ini berkaitan dengan nasab mulia keluarga keturunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Jawaban 5:
RABITHAH ALAWIYAH BENAR-BENAR KETETERAN
Katanya nggak mau nanggepin isu nasab, tapi tiap ada yang dukung, ia gunakan dukungan itu.
Buya Qurtubi, Syekh Ali Jumah dll.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *