Orang Thariqah: Pejuang Kebenaran yang Peduli pada Umat, Bukan Pencari Aman dan Nyamannya sendiri

Thariqah (tarekat) adalah jalan spiritual dalam Islam yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui bimbingan seorang mursyid (guru spiritual) dan praktik ibadah yang lebih intens. Ada beberapa kesalahpahaman yang menganggap bahwa orang-orang thariqah hanya mementingkan zikir dan ibadah pribadi, serta tidak peduli dengan kondisi sosial atau ketidakadilan di sekitarnya. Namun, pandangan ini tidak sesuai dengan inti ajaran thariqah yang sebenarnya. Justru, banyak orang thariqah adalah mereka yang aktif bergerak mencari kebenaran, membela yang hak, dan peduli dengan masyarakat. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci disertai dalil-dalil yang menunjukkan bahwa *orang thariqah bukanlah orang yang hanya duduk “cari aman dan nyamannya sendiri,”* tetapi mereka berperan aktif dalam membela kebenaran dan melindungi orang lain.
*1. Thariqah sebagai Jalan Mencari Kebenaran*
Orang thariqah mengikuti jalan para Nabi dan para salihin dalam upaya mencari kebenaran dan mengamalkannya. Salah satu prinsip utama dalam thariqah adalah menegakkan yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah yang munkar (kejahatan).
Dalil: Allah SWT berfirman:
• “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki keimanan sejati, termasuk para pengamal thariqah, memiliki tanggung jawab untuk aktif dalam membela kebenaran dan mengingkari kejahatan di masyarakat.
*2. Orang Thariqah Peduli terhadap Orang Lain*
Thariqah mengajarkan kasih sayang terhadap sesama dan kepedulian sosial. Seorang yang telah dekat dengan Allah SWT melalui thariqah akan mencerminkan sifat rahmat dan kelembutan Nabi Muhammad SAW dalam hubungannya dengan orang lain. Peduli terhadap orang lain adalah cerminan dari kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya.
Dalil:
• “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang thariqah memahami bahwa mencintai sesama manusia bukan hanya dalam bentuk kasih sayang emosional, tetapi juga membela mereka dari ketidakadilan, menolong yang lemah, dan membantu mereka mencapai kebenaran.
*3. Pasang Badan Membela Kebenaran*
Orang thariqah bukanlah orang yang mencari aman dengan menghindari konflik demi kenyamanan pribadi. Sebaliknya, mereka adalah mujahid fi sabilillah yang siap menegakkan keadilan dan kebenaran, meski itu berarti harus menghadapi tantangan dan risiko besar. Banyak contoh dari sejarah Islam yang menunjukkan bahwa para tokoh sufi dan orang-orang thariqah justru menjadi pionir dalam perlawanan terhadap kezaliman.
Dalil: Allah SWT berfirman:
• “Hai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, meskipun terhadap dirimu sendiri atau kedua orangtua dan kaum kerabatmu.” (QS. An-Nisa: 135)
Ini menunjukkan bahwa orang yang benar-benar beriman, termasuk orang-orang thariqah, harus siap untuk membela kebenaran meskipun menghadapi bahaya atau tantangan pribadi. Mereka tidak diam atau duduk tenang dalam situasi ketidakadilan.
*4. Orang Thariqah Mengikuti Teladan Nabi Muhammad SAW*
Nabi Muhammad SAW, yang merupakan contoh sempurna bagi umat manusia, tidak pernah tinggal diam terhadap ketidakadilan. Beliau berdiri melawan kezaliman meski harus menghadapi ancaman dari kaum Quraisy. Orang-orang thariqah, sebagai pengikut spiritual Nabi, mengikuti jejaknya dalam melawan kezaliman dan membela yang benar.
Dalil: Allah SWT berfirman:
• “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa seorang yang berpegang teguh pada jalan Allah, termasuk pengamal thariqah, harus mengikuti langkah-langkah Rasulullah SAW dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
*5. Peran Thariqah dalam Sejarah Perlawanan terhadap Penjajahan*
Secara historis, banyak tokoh thariqah dan sufi yang menjadi pemimpin perlawanan terhadap penjajahan dan kezaliman. Misalnya, perlawanan para ulama thariqah di berbagai belahan dunia terhadap penjajahan Barat seperti di Afrika Utara, Indonesia, dan Asia Tengah. Mereka memimpin umat untuk menentang penindasan dan melindungi martabat umat Islam.
• Syaikh Maulana Hasanuddin dari Kesultanan Banten adalah contoh ulama tarekat yang melawan penjajahan Belanda. Thariqah yang diamalkan beliau menjadi kekuatan spiritual dalam melawan ketidakadilan dan tirani.
• Syaikh Abd al-Qadir al-Jaza’iri, seorang tokoh thariqah Qadiriyah, memimpin perlawanan terhadap penjajahan Prancis di Aljazair pada abad ke-19. Beliau bukan hanya seorang sufi, tetapi juga seorang pejuang yang gigih menentang kezaliman penjajah.
*6. Thariqah sebagai Wasilah untuk Membangun Kepedulian Sosial*
Thariqah tidak hanya mengajarkan ibadah individual, tetapi juga memberikan perhatian terhadap kesejahteraan sosial dan kemaslahatan umat. Para pengikut thariqah diajarkan untuk beramal saleh dan membantu mereka yang lemah atau membutuhkan.
Dalil:
• “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia bukanlah bagian dari mereka.” (HR. Al-Hakim)
Ajaran ini menunjukkan bahwa orang thariqah sejati tidak hanya sibuk dengan dirinya sendiri, tetapi memiliki tanggung jawab besar terhadap kondisi umat.
*Kalimat-kalimat ringkasan*
Orang thariqah bukanlah orang yang hanya duduk diam mencari aman dan kenyamanan pribadi. Sebaliknya, mereka adalah orang yang peduli terhadap orang lain, yang bergerak mencari kebenaran, dan siap membela kebenaran tersebut meski menghadapi risiko besar. Mereka mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan kebenaran dan melawan kezaliman, serta berperan aktif dalam membangun masyarakat yang adil dan peduli. Dengan dalil-dalil di atas, kita dapat memahami bahwa orang thariqah memiliki komitmen spiritual yang kuat untuk tidak hanya beribadah pribadi, tetapi juga berjuang untuk membela yang benar dan berbuat baik untuk umat.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *