Metode Uji Keaslian Manuskrip: Antara Otentisitas dan Pemalsuan (Bedah Kasus Manuskrip Palsu Musnad Faqih Muqoddam)

*Metode Uji Keaslian Manuskrip: Antara Otentisitas dan Pemalsuan*

(Bedah Kasus Manuskrip Palsu Musnad Faqih Muqoddam)

Dalam penelitian manuskrip atau dokumen kuno, memastikan keasliannya adalah proses yang sangat penting dan memerlukan metode yang tepat. Para peneliti menggunakan berbagai teknik ilmiah dan historis untuk memverifikasi keotentikan manuskrip, salah satunya adalah metode yang dijelaskan oleh National Geographic melalui Wakil Ketua Program Missioni National Geographic, Terry Garcia. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam proses tersebut:

 

  1. *Uji Karbon-14 (C-14)* : Metode ini digunakan untuk menentukan usia naskah dengan mengukur tingkat karbon-14 yang terkandung dalam bahan organik. Karbon-14, yang diserap oleh makhluk hidup selama hidupnya, mulai membusuk setelah makhluk tersebut mati. Dengan mengukur kadar karbon yang tersisa, para ilmuwan dapat memperkirakan umur kertas atau bahan lain yang digunakan dalam manuskrip.
  2. *Pencitraan Multi-Spektrum* : Fotografi dengan inframerah digunakan untuk melihat lapisan-lapisan tersembunyi atau teks yang mungkin sudah memudar seiring berjalannya waktu. Teknik ini memungkinkan para peneliti untuk mengungkapkan detail yang tidak terlihat dengan mata telanjang, termasuk teks atau gambar yang telah dihapus atau ditimpa.
  3. *Analisis Tinta* : Untuk memastikan keaslian tinta, para ahli membandingkan tinta yang digunakan dalam manuskrip dengan jenis tinta yang umum digunakan pada masa manuskrip tersebut. Misalnya, tinta karbon sering digunakan di masa lalu, yang dibuat dari abu dupa dan getah Arab, sedangkan tinta iron-gall berasal dari campuran asam gallotannic dan besi sulfat. Perbedaan antara tinta karbon dan tinta iron-gall dapat dilihat dari cara mereka menyerap ke dalam kertas.
  4. *Perbandingan Isi Teknik dengan Dokumen Sezaman* : Selain ilmiah, isi manuskrip juga dibandingkan dengan dokumen lain dari periode yang sama. Jika isi manuskrip sejalan dengan konteks sejarah dan literatur dari masa tersebut, keasliannya bisa lebih dipercaya.

 

Untuk memperkuat hasil, para peneliti juga bisa memanggil *pakar tulisan kuno* , yang akan memeriksa gaya tulisan, memastikan apakah konsisten dengan gaya tulisan yang digunakan pada zaman yang sama. Semua langkah ini memberikan hasil yang lebih komprehensif dalam verifikasi keaslian manuskrip.

 

*Kasus Manuskrip Musnad Faqih Muqoddam*

Menjawab polemik terkait *Musnad Faqih Muqoddam* , Rumail menyebutkan bahwa manuskrip tersebut ditulis pada tahun 667 Hijriyah. Namun, ada beberapa indikasi yang memunculkan keraguan tentang keasliannya. Beberapa bukti yang mencurigakan adalah:

  1. *Tinta Biru* : Tinta biru yang digunakan dalam manuskrip ini dianggap tidak lazim digunakan pada abad ke-7 Hijriyah, karena tinta tersebut baru muncul pada abad modern.
  2. *Kertas Bergaris* : Kertas yang bergaris-garis seperti yang terdapat dalam manuskrip baru yang diproduksi sekitar tahun 1960 M, menunjukkan bahwa naskah tersebut kemungkinan dibuat pada abad ke-20.
  3. *Kesamaan dengan Manuskrip Salim bin Jindan* : Bentuk tulisan dan media yang digunakan sangat identik dengan manuskrip hadits tulisan Salim bin Jindan, yang wafat di Jakarta pada tahun 1969 M. Analisis menyimpulkan bahwa naskah Rumail ini 99% adalah tulisan tangan Salim bin Jindan.

Oleh karena itu, berdasarkan analisa kertas, tinta, dan tulisan, manuskrip ini sangat diragukan keasliannya dan dianggap palsu. Ini menunjukkan bahwa, meskipun menggunakan metode ilmiah dan akademik, masih ada risiko pemalsuan yang perlu diwaspadai dalam penelitian manuskrip kuno.

 

*Kesimpulan* : Proses uji keaslian manuskrip memerlukan kombinasi berbagai teknik ilmiah dan akademis. Meski demikian, seperti terlihat dalam kasus Musnad Faqih Muqoddam, terkadang-kadang hasil penelitian menunjukkan bahwa manuskrip tersebut tidak autentik, yang menuntut kehati-hatian dalam menerima sebuah dokumen kuno sebagai sumber sejarah yang valid.

*Waallahu A’lam* .

*Referensi Buku:*

  1. “Iron Gall Inks: On Manufacture, Characterisation, Degradation and Stabilisation” – oleh Cornelissens H. & Steenbakkers L. Buku ini membahas secara mendalam tentang tinta iron-gall yang banyak digunakan pada manuskrip abad pertengahan dan cara karakterisasinya. Ini mencakup perbedaan dalam tinta karbon dan tinta iron-gall serta dampaknya terhadap pelestarian naskah.
  2. “The Archaeology of Medieval Bookbinding” – oleh J. A. Szirmai Buku ini menjelaskan aspek teknis dari tinta dan kertas yang digunakan dalam manuskrip, termasuk analisis bahan-bahan seperti tinta karbon dan tinta iron-gall yang sering digunakan pada abad pertengahan dan era klasik.
  3. “Conservation of Ink Corrosion” – oleh Johanna M. Ghijsels & Birgit Reissland Buku ini membahas metode ilmiah untuk mengidentifikasi tinta iron-gall, yang merusak kertas dalam jangka panjang, serta bagaimana membedakannya dari tinta karbon yang cenderung tidak merusak kertas.
  4. “Manuscript Inks: A History and Analytical Techniques” – oleh Leah Hamilton Buku ini menyajikan sejarah dan teknik analitis untuk tinta manuskrip, termasuk deskripsi metode yang digunakan untuk membedakan jenis tinta dan cara menyerapnya ke kertas.

*Ahli yang Relevan:*

  1. Irene Brückle
    Seorang pakar dalam konservasi dan analisis tinta manuskrip, Brückle dikenal atas penelitiannya mengenai tinta iron-gall dan dampaknya terhadap manuskrip kuno. Penelitiannya mendalami sifat kimia tinta iron-gall dan cara mengidentifikasinya dalam manuskrip.
  2. Paul A. W. Wallace
    Wallace adalah seorang spesialis dalam analisis tinta karbon dan proses konservasi manuskrip. Dia sering menjadi referensi dalam membedakan antara tinta karbon yang lebih stabil dan tinta iron-gall yang cenderung merusak kertas.
  3. Dr. Richard Hark
    Seorang ilmuwan konservasi di bidang analisis kimia manuskrip, Hark menggunakan spektroskopi untuk mengidentifikasi komponen-komponen tinta, termasuk perbedaan antara tinta karbon dan tinta iron-gall.
  4. Albert Derolez
    Derolez adalah seorang ahli paleografi yang banyak meneliti manuskrip abad pertengahan, termasuk analisis bahan-bahan seperti tinta. Dia memberikan wawasan tentang bagaimana bentuk dan kandungan tinta bisa memberikan petunjuk mengenai asal-usul manuskrip.

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *