Kesesatan Ajaran Klan Ba’alwi: Klaim Mengatur Dua Alam dan Naik ke Lauhul Mahfudz

*Kesesatan Ajaran Klan Ba’alwi: Klaim Mengatur Dua Alam dan Naik ke Lauhul Mahfudz*

 

Dalam Kitab Qorrotun Nadzir Bimanaqibi Al-Habib Al-Quthbi Muhammad bin Thohir bin Umar Al-Haddad (hal. 294), terdapat pernyataan berikut:

> “Dan berkata qoddasa sirruh: (Aku mendapatkan izin dari Tuhanku untuk mengatur dua alam) dan dia berkata: Aku naik ke Lauhul Mahfudz dan melihat catatan orang-orang yang wushul (kepada Allah) dan aku mengetahui beberapa jalan para hamba untuk wushul kepada Allah SWT, dan aku telah melihat ayahku wushul kepada Allah SWT melalui jalan ibadah, dan aku juga melihat diriku sendiri wushul kepada Allah SWT dengan 16 jalan, dan Habib Hasan bin Ahmad Al-Idrus wushul kepada Allah dengan 14 jalan.”

 

Pernyataan ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam dan merupakan bentuk kesesatan dalam akidah yang sangat berbahaya.

Berikut adalah beberapa poin penyimpangan yang terkandung dalam ajaran ini:

1. Mengklaim Bisa Mengatur Dua Alam: Syirik dalam Rububiyyah Allah

Dalam Islam, hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki kekuasaan mutlak atas seluruh alam semesta. Tidak ada manusia yang memiliki hak untuk mengatur alam semesta, baik di dunia maupun di akhirat.

Allah berfirman:

> اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.”
(QS. Az-Zumar: 62)

 

Klaim seseorang bahwa dirinya dapat mengatur dua alam adalah bentuk kesyirikan dalam Tauhid Rububiyyah, yaitu meyakini bahwa ada selain Allah yang memiliki kekuasaan atas alam semesta. Ini bertentangan dengan konsep dasar Islam yang menegaskan bahwa segala sesuatu di alam ini tunduk hanya kepada kehendak Allah.

2. Klaim Naik ke Lauhul Mahfudz: Kedustaan atas Nama Allah

Lauhul Mahfudz adalah kitab catatan takdir yang hanya diketahui oleh Allah. Bahkan Rasulullah ﷺ pun tidak memiliki akses penuh terhadapnya, kecuali yang diwahyukan oleh Allah.

Allah berfirman:

> بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيدٌ • فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ
“Bahkan, (yang didustakan itu) adalah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauhul Mahfudz.”
(QS. Al-Buruj: 21-22)

 

Jika Rasulullah ﷺ saja tidak bisa melihat langsung isi Lauhul Mahfudz, bagaimana mungkin seseorang dari klan Ba’alwi mengklaim bisa naik ke sana dan melihat catatan orang-orang yang wushul kepada Allah? Ini adalah kedustaan atas nama Allah dan Rasul-Nya, serta bentuk kesombongan yang melampaui batas.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka.”
(HR. Bukhari no. 107, Muslim no. 3)

 

Maka jelas, klaim seperti ini bukan berasal dari ajaran Islam yang benar, melainkan berasal dari hawa nafsu dan kebohongan yang dibuat-buat.

3. Klaim Wushul kepada Allah dengan Banyak Jalan: Bertentangan dengan Jalan Rasulullah ﷺ

Dalam Islam, hanya ada satu jalan menuju Allah, yaitu dengan mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan dipahami oleh para sahabat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Sungguh telah aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku.”
(HR. Malik, Al-Hakim, Al-Baihaqi)

 

Ketika seseorang mengklaim bahwa dirinya bisa wushul kepada Allah dengan 16 jalan dan orang lain dengan 14 jalan, ini adalah bid’ah dalam akidah yang tidak memiliki dasar dalam Islam. Allah telah menegaskan bahwa jalan yang benar hanya satu:

> وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.”
(QS. Al-An’am: 153)

 

*Kesimpulan: Ajaran Ini Bertentangan dengan ajaran Islam*

Dari penjelasan di atas, ajaran yang terdapat dalam kitab Qorrotun Nadzir tersebut mengandung kesesatan dan penyimpangan akidah yang sangat jelas, di antaranya:

1. Mengklaim memiliki kuasa atas dua alam → Kesyirikan dalam Tauhid Rububiyyah

2. Mengklaim bisa naik ke Lauhul Mahfudz → Kedustaan atas nama Allah

3. Mengajarkan banyak jalan menuju Allah di luar syariat → Penyimpangan dalam akidah

 

*Seruan untuk Bertaubat dan Kembali kepada Akidah yang Benar*

Kami menyeru kepada seluruh pengikut ajaran ini agar segera bertaubat kepada Allah dan kembali kepada ajaran Islam yang benar. Rasulullah ﷺ telah memperingatkan bahwa kesesatan akan membawa manusia ke dalam kebinasaan:

> وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru dalam agama, karena setiap bid’ah itu sesat.”
(HR. Abu Dawud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, dan Ibnu Majah no. 42)

 

Barang siapa yang benar-benar mencintai Allah dan Rasul-Nya, hendaknya ia mengikuti ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, serta meninggalkan ajaran-ajaran yang tidak memiliki dasar.

Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua dan menjauhkan kita dari kesesatan. Wallahu a’lam.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *