Abdurrahman bin Muljam : Pembunuh sayyidina Ali bin Abi Thalib

Pembunuh sayyidina Ali bin Abi Thalib berasal dari suku himyar Yaman.

Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat Kekhalifahan Rasyidin, dibunuh oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam pada tanggal 26 Januari 661 Saat memimpin salat subuh di Masjid Agung Kufah. Ali, yang pada saat itu berumur 62 atau 63 tahun, meninggal karena luka-lukanya, dua hari setelah Ibnu Muljam memukul kepalanya dengan pedang yang dilapisi racun, pada tanggal 21 (atau 17) Ramadan 40 Hijriyah (28 Januari 661 M).

Abdurrahman bin ‘Amr bin Muljam al-Muradi, seorang Khawarij dari Mesir. Ibnu Muljam berasal dari SUKU HIMYAR dari pihak ayah tetapi termasuk di antara Murad karena kekerabatan keibuannya.
Sumber informasi : https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan_Ali
Pembunuh itu ahli tahajud, puasa, dan penghafal Al-Qur’an.

Siapa dan dimana suku himyar itu?
Dari sekitar tahun 110 SM hingga 525 M, Kerajaan Himyar adalah sebuah negara kuno yang penting di Semenanjung Arab bagian selatan. Rumah asli kerajaan ini berada di wilayah yang sekarang disebut Yaman, khususnya di sekitar ibu kota Sana’a.
Sumber informasi : https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Himyar

Sepenggal Kisah Ibnu Muljam
Ali bin ABi Thalib gugur sebagai syahid pada waktu subuh, tanggal 17 Ramadhan akibat tebasan pedang salah seorang anggota sekte Khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam Al Murodi. Uniknya sang pembunuh ini melakukan aksinya sambil berkata, “Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.”
Tidak berhenti sampai di situ, saat melakukan aksi bejadnya ini Ibnu Muljam juga tidak berhenti mulutnya mengulang-ulang ayat 207 surat Al Baqarah yang artinya, “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” Tatkala khalifah Ali bin ABi Thalib akhirnya gugur, Ibnu Muljampun akhirnya dieksekusi mati dengan cara di qishas.
Proses qishasnya pun bisa membuat kita tercengang. Karena saat tubuhnya telah diikat untuk di penggal kepalanya, ia masih sempat berpesan kepada Algojo yang mendapat tugas melakukan eksekusi, “Jangan penggal kepalaku sekaligus. Tapi, potonglah anggota tubuhku, sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku disiksa di jalan Allah.”
Demikianlah keyakinan Ibnu Muljam yang berpendapat bahwa membunuh Ali bin Abi Thalib, yang nota bene salah satu sahabat yang dijamin masuk surga, menantu (suami Sayyidah Fathimah) dan saudara sepupu Rasulullah dan ayah dari Hasan dan Husein, dua pemimpin pemuda ahli surga. Aksi yang dilakukan oleh Ibnu Muljam ini adalah realitas pahit yang kita lihat pada kehidupan ummat Islam sekarang. Dimana diantara para pemuda kita terdapat kelompok yang giat melakukan provokasi, untuk membunuh kaum muslimin yang tidak berdosa. Hanya karena beda pemikiran.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *