Diam terhadap Kejahatan Klan Ba’alwi: Sebuah Kebungkaman yang Berujung Dosa Besar

*Diam terhadap Kejahatan Klan Ba’alwi: Sebuah Kebungkaman yang Berujung Dosa Besar*

 

Dalam Islam, membiarkan atau tidak peduli terhadap kezaliman adalah bentuk dukungan terselubung terhadap kejahatan itu sendiri. Kejahatan Klan Ba’alwi dalam memalsukan nasab mereka sebagai keturunan Nabi Muhammad ﷺ, mendistorsi sejarah Nahdlatul Ulama (NU) dan bangsa Indonesia, serta menyebarkan ajaran menyimpang yang bertentangan dengan syariat, bukanlah perkara sepele. Namun yang lebih mengkhawatirkan adalah adanya pembiaran dari sebagian kalangan, termasuk para kyai dan cendekiawan Muslim, yang seharusnya menjadi benteng kebenaran.

 

Diam terhadap kejahatan ini tidak hanya merupakan pengkhianatan terhadap kebenaran, tetapi juga mendatangkan dosa besar. Dalam hadis, Rasulullah ﷺ mengingatkan:

 

> مَنْ رَأَىٰ مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَٰلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

(Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.)

(HR. Muslim No. 49)

 

*Maka, apakah para kyai dan cendekiawan Muslim hanya memilih diam dan mendiamkan? Apakah mereka tidak takut pada ancaman Allah bagi yang membiarkan kezaliman?*

*Bukti Ketidakbenaran Nasab Klan Ba’alwi*

 

*1. Bukti Sejarah: Nasab Klan Ba’alwi Tidak Bisa Dipertanggungjawabkan*

Dalam studi sejarah, klaim nasab Klan Ba’alwi yang menghubungkan diri mereka kepada Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir tidak memiliki catatan sejarah yang valid. Tidak ada satu pun sumber primer dari abad ke-4 Hijriyah yang menyebutkan nama Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir. Sumber yang mereka gunakan justru berasal dari tulisan Ali al-Sakran pada abad ke-9 Hijriyah, lima abad setelahnya, yang tidak memiliki referensi valid.

 

Bukti lebih lanjut menunjukkan bahwa:

Ahmad bin Isa al-Muhajir hanya memiliki satu anak bernama Abdullah, bukan Ubaidillah.

Para sejarawan Islam klasik tidak pernah menyebut nama Ubaidillah dalam nasab keturunan Ahmad bin Isa al-Muhajir.

Nasab Klan Ba’alwi baru muncul berabad-abad setelahnya, tanpa sumber historis yang dapat diverifikasi.

Ini menunjukkan bahwa klaim nasab mereka adalah fabrikasi yang tidak memiliki dasar sejarah.

 

*2. Bukti Filologi: Tidak Ada Manuskrip Kuno yang Mendukung Nasab Ba’alwi*

Dalam kajian filologi, setiap klaim nasab harus memiliki dukungan manuskrip atau dokumen historis yang jelas. Namun, hingga saat ini tidak ada naskah kuno dari abad ke-4 atau ke-5 Hijriyah yang mencatat silsilah Klan Ba’alwi.

Sebaliknya, beberapa kajian filologi modern menunjukkan bahwa manuskrip yang digunakan oleh Klan Ba’alwi sebagai dasar nasab mereka adalah buatan belakangan. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Manachem Ali, seorang filolog dari Universitas Airlangga, juga membuktikan tidak ada referensi akademik yang mengonfirmasi hubungan Ba’alwi dengan Nabi Muhammad ﷺ.

 

*3. Bukti Genetik: Haplogroup G Bukan dari Keturunan Nabi Muhammad ﷺ*

Salah satu pukulan telak terhadap klaim nasab Klan Ba’alwi datang dari penelitian genetika. Studi genetika yang dilakukan oleh para pakar seperti Dr. Michael Hammer dan Dr. Sugeng Sugiarto membuktikan bahwa:

Keturunan Nabi Muhammad ﷺ berasal dari Haplogroup J1 (cabang spesifik dari Semitic lineage yang terkonfirmasi melalui analisis DNA keturunan Hasan dan Husain).

Klan Ba’alwi justru memiliki Haplogroup G, yang bukan berasal dari keturunan Nabi Ibrahim AS, melainkan berasal dari kelompok non-Semitik yang bermigrasi ke Hadramaut.

Dengan kata lain, klaim Klan Ba’alwi sebagai keturunan Nabi ﷺ terbukti salah berdasarkan ilmu genetika modern.

*Kejahatan Klan Ba’alwi: Distorsi Sejarah dan Ajaran Sesat*

 

*A. Pemalsuan Sejarah NU dan Bangsa Indonesia*

 

Klan Ba’alwi telah melakukan distorsi sejarah dengan mengklaim bahwa mereka berperan besar dalam perjuangan NU dan kemerdekaan Indonesia. Fakta sejarah menunjukkan bahwa:

Pendiri NU seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah bukan bagian dari Klan Ba’alwi.

Banyak tokoh pahlawan nasional seperti Pangeran Diponegoro dan Tuanku Imam Bonjol justru dituduh memiliki hubungan dengan Klan Ba’alwi, padahal tidak ada bukti sejarah yang mendukung klaim tersebut.

Mereka juga memalsukan silsilah beberapa tokoh Indonesia, seperti mengklaim KRT Sumadiningrat dan Mbah Malik (keturunan Pangeran Diponegoro) sebagai ‘bin Yahya’, yang tidak sesuai dengan fakta sejarah.

 

*B. Ajaran Menyimpang yang Bertentangan dengan Syariat*

Klan Ba’alwi juga menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan Islam, seperti:

Mengajarkan kultus individu, seolah-olah mereka adalah “manusia suci” yang tidak boleh dikritik.

Membiarkan ajaran menyimpang seperti kesesatan Wihdatul Wujud dan tasawuf ekstrem yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Menggunakan legitimasi agama untuk membenarkan sistem sosial feodal, yang membuat mereka dianggap “istimewa” hanya karena klaim nasab mereka.

*Data: Kesesatan Ajaran Sekte Klan Ba’alwi*

Berikut beberapa penyimpangan dan kesesatan yang dilakukan oleh sekte ini:

*1. Menafsirkan Alquran dengan cara yang salah*

  • Para Kabib Ba’alwi salah menafsirkan Surat Al Ahzab ayat 33 seolah-olah mereka adalah Ahlul Bait Nabi yang pasti masuk surga tanpa amal.
  • Mereka mengklaim bahwa dosa mereka pasti diampuni hanya karena nasab, padahal Nabi Muhammad SAW sendiri menegaskan bahwa nasab tidak menjamin keselamatan tanpa iman dan amal shalih.

Sumber: https://www.youtube.com/shorts/Gfrv3AlE9y4

*2. Mengubah dan menambah pokok ibadah*

  • Terdapat ceramah seorang habib yang menyatakan bahwa salah satu tokoh mereka di Tarim tidak mau berhaji dan umroh ke Hijaz, tetapi cukup berziarah ke makam Muhammad Faqih Muqaddam saja. Ini adalah bentuk penyelewengan ibadah.

Sumber 1: https://www.youtube.com/watch?v=Tn_zRwONumU

Sumber 2: https://www.walisongobangkit.com/kesesatan-ajaran-klan…/

Sumber 3 : https://www.walisongobangkit.com/kesesatan-para-habib…/

*3. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil*

  • Ada ceramah yang menyebutkan bahwa siapa pun yang tidak percaya dengan habib dianggap kafir. Ini adalah bentuk kesesatan yang nyata karena bertentangan dengan prinsip Islam.

Sumber: https://youtube.com/shorts/nUb01-N6n_E?si=15W2odGEregIoSzP

*4. Melecehkan dan merendahkan Nabi Muhammad SAW*

  • Mereka menyebarkan mitos bahwa leluhur Kabib Ba’alwi bisa melakukan mi’raj 70 kali sehari, yang jelas-jelas melecehkan kemuliaan mukjizat Nabi Muhammad SAW.
  • Doktrin sesat yang mengajarkan bahwa di alam kubur pertanyaan “Siapa Nabimu?” harus dijawab dengan nama Habib Abdullah Al Hadad, yang bertentangan dengan ajaran Islam.
  • Mengajarkan cium kaki dan sujud kepada manusia, yang bertentangan dengan larangan Nabi Muhammad SAW.

Sumber miraj 70x: https://www.walisongobangkit.com/perbedaan-miraj-faqih…/

Sumber pertanyaan kubur: https://www.youtube.com/watch?v=sKWBWVvq68c

Sumber cium kaki kabib : https://youtube.com/shorts/Uoeh1qNY_4A?si=n8oJ_NuztL8cjtq9

*5. Ajaran Sesat: “Meremas Susu Wanita di Jalan*

  • Kitab Kunuz As-Sa’adah Al-Abadiyah karya Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi mencatat sebuah kisah tentang seorang habib yang meremas susu wanita di jalan untuk menghilangkan syahwatnya. Ini adalah bentuk pelecehan terhadap ajaran Islam dan martabat wanita.

Sumber: https://www.walisongobangkit.com/penyimpangan-syariat…/

*6. Menginjak Al-Qur’an Tidak Haram?*

  • Ada kisah yang menyatakan bahwa salah satu habib di Balfagh melakukan tindakan menginjak Al-Qur’an sebagai bentuk karomah. Ini adalah penghinaan terhadap kitab suci Islam.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=ZQe_w3eCdRc&t=694s

Dan masih banyak lagi penyimpangan lainnya yang menunjukkan bahwa ajaran sekte ini bukanlah bagian dari Islam yang murni.

*Hukuman bagi yang Membiarkan Kejahatan Klan Ba’alwi*

Mereka yang tahu tetapi diam terhadap kezaliman Klan Ba’alwi akan mendapatkan hukuman berat dari Allah. Rasulullah ﷺ telah memperingatkan dalam hadis:

 

> إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ

(Sesungguhnya manusia, apabila mereka melihat kezaliman lalu mereka tidak mencegahnya, maka hampir saja Allah akan menimpakan hukuman secara menyeluruh kepada mereka.)

(HR. Abu Dawud No. 4338, Tirmidzi No. 2168)

 

Para kyai dan cendekiawan Muslim yang memilih diam akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Allah ﷻ berfirman:

 

> وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ

(Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim, yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.)

(QS. Hud: 113)

*Lawan Kejahatan Klan Ba’alwi atau Dapatkan Azab*

 

Diam terhadap kejahatan sama dengan mendukungnya. Para kyai dan cendekiawan Muslim yang mengetahui fakta ini tetapi tetap diam harus sadar bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Saatnya umat Islam bersuara, mengungkap kebohongan, dan melawan pemalsuan sejarah, nasab, serta ajaran sesat Klan Ba’alwi. Jika tidak, kita semua akan menanggung akibatnya, di dunia maupun di akhirat.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *