DITEMUKAN ADANYA UPAYA PENGKABURAN SEJARAH: Makam Raden Tumenggung Wiryawinata DIRUBAH menjadi Syech Abdurrahman Ali.

DITEMUKAN ADANYA UPAYA PENGKABURAN SEJARAH:

Makam Raden Tumenggung Wiryawinata DIRUBAH menjadi Syech Abdurrahman Ali.

 

Raden Tumenggung Wiryawinata (BUKAN: Syech Abdurrahman Ali ) Adik dari Raden Tumenggung Sumadiningrat
Ada Indikasi usaha pembelokkan sejarah dan nama makam di pasarean Jejeran, Wonokromo, Bantul, Yogyakarta. Tokoh pribumi yang bernama Raden Tumenggung Wiryawinata pada papan nama makam diberi nama sebagai Syekh Abdurrahman Ali , Makamnya berada di dalam sebuah cungkup terbuka. Mungkin karena hancur pasca gempa Jogja 2006. Di tembok cungkup bagian dalam makam ini terpaku papan bertuliskan nama Syekh Abdurrahman Ali. Saya belum mendapat informasi sahih tentang mengapa muncul nama itu dan kenapa pula tokoh dengan makam berkijing-nisan penuh kaligrafi ini disebut “Syekh Abdurrahman Ali”.
Sebenarnya tokoh dalam makam ini BUKANLAH Syekh Abdurrahman Ali terkait Jelas sekali tertulis di nisan kakinya yaitu:
Bagian atas:
puniko pemut (ini tanda)
pasareanipun (pembaringan)
Raden Tumenggung
Wiryawinata
Bagian kaki nisan:
..sedanipun hing dinten jemuah (meninggal pada hari jumat)
wulan ruwah)?) kaping tiga tahun…..
Siapa Raden Tumenggung Wiryawinata? Ia adalah adik Raden Tumenggung Sumadiningrat yang makamnya berada di dalam cungkup sebelah timurnya. Keduanya adalah anak KRT Jayaningrat I yang makamnya berada di pasarean Kradenan, Srumbung, Magelanh ini. Sedangkan makam kakeknya, Adipati Jayaningrat tepat berada di sisi barat-selatan masjid berdampingan dengan pengimaman (mihrab).
Dalam naskah rujukan induk pernasaban keluarga besar Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat disebutkan bahwa KRT Jayaningrat I adalah keturunan Kyai Kriyan hingga ke atas ke Kyai Ageng Ngerang.
Urutannya dari atas: Kyai Ageng Ngerang → Kyai Ageng Ngerang II → Kyai Ageng Ngerang III → Kyai Ageng Penjawi → Kyai Pragolapati I → Kyai Pragolapati II → Kyai Wonokriyo/Kriyan → Kyai Demang Puspotruno I/Kyai Demang Jowinoto/Tumenggung Gajah Gede → Kyai Demang Puspotruno II/Tumenggung Gajah Cilik/Tumenggung Jowinoto → Kyai Demang Jowinoto/Gajah Tleno/Adipati Jayaningrat→ Kyai Raden Tumenggung Jayaningrat I → Kyai Raden Tumenggung Sumadiningrat & Kyai Raden Tumenggung Wiryawinata. Menjadi maklum bila kedua tokoh ini dimakamkan di sini. Sebab leluhurnya, Kyai Kriyan dan seluruh anak cucunya memang sudah menempati lahan ini sejak lama.
Selain itu, kesamaan keduanya adalah status sebagai menantu Sultan Hamengkubuwana II.
RT Wiryawinata menikah dengan Raden Ayu Wiryawinata, anak Sultan HB II dengan istri selir Bendara Mas Ayu Supenowati. Sedangkan RT Sumadiningrat menikah dengan GKR Bendara, putri Sultan HB II dengan istri permaisuri GKR Kedaton, putri bupati Magetan Tumenggung Purwodiningrat. Bedanya, RT Sumadiningrat tidak memiliki anak dari perkawinan ini.
Persamaan kedua makam kakak-beradik ini lainnya adalah memiliki kijing-nisan yang sama-sama penuh dengan ukiran kaligrafi doa-doa. Sepertinya kijing-nisan yang penuh kaligrafi seperti ini menjadi ciri khusus dalam keluarga khusus trah Jayaningrat dan ciri makam menantu Sultan HB II. Soalnya di Kradenan, Srumbung, Magelang, nisan-kijing KRT Jayaningrat dan istrinya yang merupakan putri Sultan HB I juga penuh dengan kaligrafi. Begitu pula makam putra-putri mereka di lokasi yang sama.
Semoga beliau, semua yang dimakamkan di pasarean ini, dan para pembuat kijing-nisannya selalu diampuni oleh Allah swt, disyafaati oleh Kanjeng Rasulullah saw, dijauhkan dari fitnah kubur, dan dimasukkan ke dalam surga.
Linnabi walahumul Fatihah
Shollallahu ngala Muhammad..
Wallahu a’lam




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *