FITNAH WAHABI KEPADA KAUM SUFI YANG MENGAMALKAN TASSAWUF DENGAN MENGATAS NAMAKAN IMAM SYAFII

*FITNAH WAHABI KEPADA KAUM SUFI/YANG MENGAMALKAN TASSAWUF DENGAN MENGATAS NAMAKAN IMAM SYAFII*
*tulisannya seperti ini (lingkar merah dalam gambar)*:
لو أن رجلا تصوف من أول النهار، لم يأت عليه الظهر إلا وجدته أحمق
Artinya : “Kalau seandainya seorang laki-laki mengamalkan tashawuf di awal siang, maka tidak tidak sampai kepadanya dhuhur kecuali ia menjadi kekurangan akal”
Diambil dari Manaaqib Al-Imaam Asy-Syaafi’iy li Al-Baihaqiy, Juz 2 Halaman 207. (kitab karya Imam Baihaqiy)
Ada dua sikap golongan wahabi terhadap data teks ini.
1. Wahabi Taklid Buta : Yaitu orang-orang dari kelompok wahabi yang menemukan tulisan diatas, tanpa tedeng aling-aling karena memang tidak punya standar keilmuan memadai untuk menelaah kitab, langsung COPY PASTE dan dijadikan hujjah untuk menghantam tashawwuf.
2. Wahabi Tutup Mata : yaitu orang-orang dari kelompok wahabi yang cukup tahu darimana tulisan ini diambil, namun entah karena kepentingan apa, tidak cukup jujur untuk mengetengahkan data lengkap isi kitab. Malah membiarkan fitnah ini terus berjalan. Paling jauh ketika saya ingatkan, Wahabi Tutup Mata ini cuma bilang “kekeliruan” tanpa ada responsibility untuk memperbaiki kekeliruan orang-orang yang sepaham dengannya.
*Data teks apa yang tidak dimunculkan?*
(Lingkar biru dalam gambar)
قلت : وإنما أراد به من دخل في الصوفية واكتفى بالاسم عن المعنى، وبالرسم عن الحقيقة، وقعد عن الكسب، وألقى مؤنته على المسلمين، ولم يبال بهم، ولميرع حقوقهم ولم يشتغل بعلم ولا عبادة، كما وصفهم في موضع آخر
Artinya : ” Aku(Imam Baihaqiy) katakan : ”Sesungguhnya yang dimaksud (Imam Syafi’i) adalah orang yang masuk dalam shufi namun hanya cukup dengan nama bukan dengan makna (pengamalan), merasa cukup dengan simbol dan melupakan hakekat shufi, malas bekerja, membebankan nafkah pada kaum muslimin tapi tidak peduli dgn mereka, tidak menjaga haq-haq mereka, tidak menyibukkan diri dengan ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau menyifati hal ini pada tempat lainnya. ”
*Tulisan itu masih berada pada kitab yang sama, penulis yang sama, juz yang sama, halaman yang sama, yaitu halaman 207*.
Adalah “SALAH SECARA ETIKA” (untuk tidak mengatakan BIANG FITNAH terhadap Tashawwuf) dan logika apa yang mereka pakai?, sikap siapa yang mereka tauladani? Ketika mengambil potongan kalimat dalam kitab seorang Imam, ‘Alim, Ulama Islam, namun penjelasan sang Imam dalam kitabnya sendiri tidak diindahkan, demi untuk mendeskriditkan tashawwuf.
*adalah ajaran dajjal, ajarannya berisi fitnah yang selalu dibalut dengan agama



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *