“Homo Homini Lupus”
(Manusia Adalah Serigala Bagi Sesama Manusia – Plautus dalam Asinaria, 165 SM)
NEUROSCIENCE
Neurolog termasyhur asal Kota Bremen, Dr. Gerhard Roth, menemukan bagian otak yang membuat manusia menjadi jahat. Dalam studi penelitiannya untuk Pemerintahan Jerman. Dia menemukan pada para kriminal yang telah menjalani hukumannya selama bertahun-tahun. Metodenya dengan mengamati tiap narapidana tersebut ketika diuji menonton film pendek yang berisi adegan kekerasan yang brutal. Dan gelombang otaknya diukur. Di bagian otak yang seharusnya muncul rasa kasih-sayang, ternyata dari hasil scan tidak menampakkan reaksi apapun. Justru di bagian tertentu tampak sebagai massa hitam dalam citra Sinar-X. Terletak di bagian depan bawah otak. Kira-kira tepat di dahi manusia (lobus frontal).
Untuk bagian-bagian otak bisa dibaca pada https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/75/mengenal-otak-dan-bagian-bagian-otak-kita.
Senada dengan uraian diatas, lebih jelasnya bisa melihat uraian dari Prof. Jim Fallon dengan lebih gamblang.
(https://youtu.be/m2bPMDTXQTY?si=s_Ixpm3luDNptAex)
Dan penulis jadi teringat sebuah ‘nubuat’, dimana 3 huruf arab kaf-fa-ra (ك ف ر) yang juga muncul pada dahi sosok DAJJAL. Dan hanya manusia yang bersih hatinya, dimana dengan mata batinnya yang seolah memiliki ‘Sinar-X’ untuk dapat melihat citra tulisan tersebut. Tentunya pengikut Dajjal pasti akan mendapatkan tanda khusus pula sesuai pemimpinnya. Bila orang sholeh ahli sujud akan kelihatan bekas sujudnya yang memancarkan aura atau cahaya. Namun orang-orang fasik akan tampak hitam jidatnya sebagaimana hadits Nabi SAW tentang Kaum Khawarij Dzul Khuwaisiroh. Entah itu makna kiasan atau metafora belaka. Mungkin terlihat unik membandingkan scan sinar-X dengan jidat hitam. Tapi urusan ‘perjidatan’ ini telah disabdakan Nabi 14 abad yang silam, sebelum ilmuwan masa kini menemukannya.
(https://www.google.com/amp/s/www.nu.or.id/amp/bahtsul-masail/tanda-hitam-di-dahi-bekas-sujud-K1IEW)
KEJAHATAN BERTOPENG AGAMA
Mari kita kaji begitu banyaknya KEJAHATAN yang mengatasnamakan agama sejak dulu kala. Sebagaimana Ibnu Rusydi pernah menyampaikan sebagai ‘Kejahatan Yang Paling Sempurna’. Karena dengan dibungkus agama, manusia mudah terhipnotis untuk melegalkan segalanya atas nama Tuhan. Dan hal ini pernah diingatkan oleh Imam Ja’far Shadiq, salah seorang cicit Nabi dan Mahaguru sumber sanad dari semua Imam Madzhab Fiqih. “Pabila engkau ingin melihat kedalaman agama seseorang, jangan melihat banyaknya dia sholat dan puasa. Tetapi lihatlah bagaimana dia memperlakukan orang lain !”
Kuncinya Hablum Minallah harus sejalan dengan Hablum Minannas. Ada ‘kesalehan pribadi’ dan ada ‘kesalehan sosial’. Ibaratnya jangan hanya menatap Langit, karena kita harus ingat diciptakan dari Bumi. Seorang kekasih Tuhan, adalah mereka yang mampu menyerap dan mengejawantahkan sifat Ketuhanan itu sendiri dalam segala peri kehidupannya. Dia harus memandang segalanya dengan pandangan kasih (‘ainurrohimah), bukan pandangan bengis dan benci.
Dr. Roth sendiri membagi para pelaku kejahatan dengan 3 bagian :
1. Mereka yang sehat secara psikologis, tapi hidup di lingkungan bermasalah. Sehingga berbuat curang dan jahat adalah suatu hal yang biasa dan wajar. Misalnya Bangsa Khazar yang hidup dari merampok di Jalur Sutera selama berabad-abad. Menjadikan kegiatan tersebut wajar dan seolah wajib bagi korbannya. Minimal diperas buat uang keamanan.
2. Mereka yang mentalnya terganggu sehingga melihat dunianya sebagai ancaman. “Penglihatan yang salah, satu gerakan yang salah, ia bisa meledak menjadi pembunuh”.
Misal orang yang gila hormat delusi mengaku keturunan orang besar. Dia begitu membanggakan nasabnya, hingga berlaku arogan serta meminta penghormatan berlebihan dari orang lain. Begitu dihina nasabnya seketika akan kalap dan berbuat diluar batas.
3. Mereka yang memang dilahirkan sebagai PSIKOPAT murni, macam HITLER dan STALIN. Uniknya kedua contoh manusia dari Dr. Roth ini adalah dari ras genetik Askhenazi Khazar. Einstein sendiri dari garis ibunya. Sementara Stalin berhaplogroup Y-DNA G2 garis lurus laki-laki Khazar Kaukasus, sama seperti Klan Ba’alawi Habaib Imigran Yaman yang paling getol mengaku Keturunan Nabi.
Untuk kasus PERTAMA dan KEDUA, relarif bisa dirubah dengan pendidikan, lingkungannya dan memperbaiki mentalnya.
Namun untuk kasus KETIGA, pada akhirnya adagium HOMO HOMINI LUPUS, yang disampaikan oleh PLAUTUS pada 165 SM bisa menjadi keniscayaan. Banyak manusia yang dilahirkan dengan pembawaan CACAT GENETIK. Baik cacat fisiknya atau mentalnya dan menjadi psikopat. Cacat mental ini menjadi semakin parah ketika hidup dalam lingkungan yang tidak mendukung apalagi mengalami traumatis masa silam. Sebagaimana kasus Schizoprenia atau Kepribadian Ganda, akut hingga memiliki 44 Kepribadian seperti Judy Castelli. (https://www.halodoc.com/artikel/5-kasus-kepribadian-ganda-paling-terkenal-di-dunia)
Dalam Ilmu Psikologi dikenal “beberapa spesies dilahirkan untuk menjadi jahat, entah bagi spesiesnya sendiri atau spesies lainnya.” Pandangan apakah bayi dilahirkan suci atau punya potensi jahat, telah menjadi perdebatan selama berabad-abad.
(https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/vert-earth-46819868.amp)
Dalam pandangan Islam sendiri, juga memiliki pandangan bahwa Bayi yang dilahirkan itu suci dan seperti kain yang putih. Pendidikan dan lingkungannyalah yang akan merubah dia menjadi baik atau jahat. Pandangan positif ini tentunya menjadi kajian yang harus seimbang dengan kajian lainnya. Bahwa ketika Allah menyampaikan akan mengangkat Khalifah di muka bumi dalam penciptaan Adam. Para Malaikat seolah pada tahu bahwa kaum manusia atau Bani Adam, akan menciptakan kerusakan dan peperangan di muka bumi. Artinya para Malaikat sudah memahami selain potensi kebaikan, ada potensi menjadi keturunan jahat yang saling berperang. Juga riwayat tentang 2 MUSA. Yang satunya diasuh manusia paling jahat di muka bumi karena mengaku Tuhan yaitu Fir’aun, tetapi dia akan jadi orang sholeh yaitu NABI MUSA AS. Sementara yang lainnya diasuh Malaikat Jibril tapi malah menjadi manusia paling DURJANA hingga kelak menjadi entitas Dajjal di akhir zaman, yaitu MUSA ASSAMIRI. Kisah ini membuktikan Faktor Genetis yang menjadi penentu utamanya.
Ketika kita dikurung dalam ruangan tertutup berhari-hari bersama seekor KAMBING, walau selapar apapun dia tidak akan memangsa kita. Namun beda hasil pada seekor Serigala yang sangat jinak karena sejak kecil kita rawat dengan kasih-sayang. Ketika rasa laparnya pada batas maksimal pada akhirnya niscaya akan menyerang kita.
Selanjutnya, pasti ada potensi untuk HOMO HOMINI SOCIUS, manusia adalah sakral bagi manusia lainnya, demikian menurut SENECA, seorang filsuf Romawi. Pandangan yang positif dan negatif diatas disimpulkan oleh Thomas Hobbes : “Kedua istilah tersebut terdapat kebenarannya; bahwa sesama manusia adalah semacam Tuhan dan bahwa antar sesama manusia pula terdapat serigala yang kejam.”
Dalam konteks kemanusiaan, akan tetap ada potensi untuk menjadi orang baik, asal berkehendak dan berusaha menjadi orang baik. Bukankah Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha merubahnya? (QS. AR-RA’D : 11). Dan dilanjutkan di ayat tersebut, apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Artinya, suatu kaum yang mungkin salah jalan dan salah asuhan, misal kadung mengglorifikasi dirinya sebagai KETURUNAN NABI SAW, tapi kemudian ternyata terbukti tidak benar. Maka tentu saja itu jelas nasib kaum tersebut telah tertimpa keburukan, apapun sebabnya. Apalagi dengan klaim sesat tersebut mereka salah penerapan dengan berlaku arogan dan rasis. Maka cara satu-satunya adalah kembali kepada Allah dan berlindung kepadanya. Bukan hanya dengan ucapan semata, tetapi bersungguh-sungguh berserah diri untuk mengharapkan petunjuk dan kebenaran. Memang berat, dengan segala kemuliaan yang didapatkan dan harga diri yang dipertaruhkan. Tapi ingatlah hidup ini hanya sebentar, ada kehidupan abadi di akhirat kelak yang lebih layak diperjuangkan.
“Jibril ‘alaihissalam pernah datang kepadaku seraya berkata, Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya engkau akan menjadi mayit. Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya. Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam dan kehormatannya adalah rasa kecukupan dari manusia.” (HR. Thabrani).
Disinilah akhirnya kita harus memahami segalanya dengan baik. Bahwa potensi baik dan buruk sudah ada garisnya. Namun manusia memiliki KEHENDAK yang mampu memilih apakah dia akan menjadi sosok seorang durjana atau kekasih Tuhan.
POTENSI KEJAHATAN DI NUSANTARA
Sehubungan dengan uraian diatas, maka di negeri kita sedang terancam oleh 2 kelompok manusia berkedok agama. Dan tanpa kita sadari keduanya membawa dampak yang MENGERIKAN bagi masa depan Nusantara itu sendiri.
1. INVADER EXTERNAL. Mereka yang menyerang dari luar kepada faham yang dianut mayoritas. Berkedok bahwa ajarannya yang paling benar dan ingin memurnikan ajaran lainnya. Kelompok ini terdapat pada pengusung ajaran Wahabi, atau Neo Khawarij dengan segala manifestasinya. Tidak saja mereka memvonis semua agama harus diperangi. Bahkan tak segan sesama saudara muslimnya pun dihukumi KAFIR dan HALAL DARAHNYA karena dianggap kena penyakit TBC. Takhayul, Bid’ah dan Churofat. Gerakan ideologi yang diusung Bani Saud ini awalnya adalah proxy dari Kolonial Inggris yang menyokong pemberontakan di Hijaz untuk dapat menguasai 2 Kota Suci Ummat Islam di awal abad 20. Agar darinya mampu mengontrol dan melemahkan Ummat Islam di seluruh dunia. Karena ibadah Haji dan Umroh harus ke Makkah dan Madinah. Serta ziarah yang utama adalah ke makam Nabi SAW berserta keluarga dan sahabatnya. Setelah kudeta berhasil, diberanguslah makam-makam pendahulu Islam dengan alasan sumber kesyirikan. Bahkan makam Nabi SAW akan digusur pula. Sejarah mencatat KOMITE HIJAZ dari ulama-ulama Nusantara sebagai pelopor yang menolak keras penggusuran tersebut. Dan tercatat pula, tidak ada imigran Yaman di Nusantara terlibat di dalam gerakan tersebut, termasuk Klan Ba’alwi yang mengaku sebagai Keturunan Nabi SAW. Kini gerakan ini sudah berkembang menjadi Teroris-Takfiri. Pemberi cap kafir kepada diluar kelompoknya serta melebarkan sayap menjadi jaringan teroris internasional. Macam Al Qaedah, ISIS, Jabhah Nusra, Abu Sayyaf, Boko Haram, dan lain sebagainya yang berkedok ingin mendirikan Khilafah Islamiyah. Walaupun sejarah sudah berputar, Bani Saud era kekinian perlahan-lahan sudah meninggalkan faham Wahabi yang puritan dan kaku. Setelah sebelumnya gencar mengekspor paham tersebut, dan mensponsorinya ke seluruh dunia.
2. INVADER INTERNAL. Penulis menganalisis justru kelompok kedua ini lebih berbahaya bagi masa depan Nusantara itu sendiri. Bila kelompok pertama menyerang massif terhadap ajaran dan tradisi agama dan nilai-nilai kebudayaan Nusantara. Maka kelompok kedua ini menyusup, bersimbiosis, bahkan hidup di tengah-tengah Islam dan budaya Nusantara. Namun yang membedakan, setelah menyusup mereka mengkooptasi dan akhirnya merampok sejarahnya. Modusnya adalah dengan merampas otoritas keagamaan paling tinggi dengan supremasi rasnya sebagai Keturunan Nabi SAW, lalu mengklaim semua sejarah Nusantara seolah semuanya atas jasa ras mereka. Padahal tidak saja mereka palsu nasabnya sebagai keturunan Nabi baik secara Pustaka, Sejarah dan Genetika. Juga mereka nyata-nyata datang ke Nusantara atas inisiasi dan bekerja bagi kepentingan Penjajah Belanda. Andai mereka tidak berlaku arogan dan rasis, maka tidak akan ada koreksi massif atas kejahatan mereka sebagai Cucu Nabi. Hingga akhirnya jaman dan titi-wanci sejarah sudah saatnya memaksa semua harus terbongkar dan diluruskan.
Anehnya kedua golongan tersebut, yang secara ideologis sebenarnya berseberangan secara diametral. Misal kelompok satunya anti tahlilan dan ziarah kubur karena dituduh bid’ah dan syirik. Pada akhirnya bisa bergandeng tangan dengan kelompok kedua yang sangat doyan tahlilan, sholawatan dan memuja kubur dengan ziarah dan khoul-khoul datuknya secara bombastis tersebut.
Gerakan 212 yang bermotif POLITIK DAN KEKUASAAN adalah contoh nyata. Bahwa ancaman nyata dari 2 kelompok tersebut harus diwaspadai bahkan ditertibkan oleh negara, sebelum racun dan virus jahat mereka menyebar merajalela. Dan Bangsa ini baru menyesalinya setelah terlambat hancur lebur seperti yang terjadi di Timur-Tengah sana.
Rahayu Nusantaraku, semoga seluruh anak bangsa yang mencintai Bumi Pertiwi bersatu padu, waspada dan bangkit dari pembodohan dan PERBUDAKAN SPIRITUALISME.
Kembalikan semua kepada akal sehat, kepada ilmu pengetahuan, kepada rasa bersyukur kita akan anugerah terindah karunia Tuhan dan warisan leluhur yang telah menorehkan tinta emas bagi kesejarahan Bangsa kita.
Sekian, Wassalamu’alaikum wr.wb, Salam Sejahtera bagi semuanya !!!
Penulis: KRAT. FAQIH WIRAHADININGRAT