Benarkah Islam Indonesia berasal dari Hadramaut??
Tanya: Apakah Habaib Hadramaut pemula dakwah Islam di Nusantara??
Saya jawab: TIDAK
1. Sebelum habib Hadramaut datang, masyarakat Indonesia sudah mengamalkan wirid: Li Khomsatun Uthfi biha haraal wabail hathimah, Al Mustafa wal Murtadho wa abna Fathimah.
Wirid ini sepanjang penelitian saya TIDAK DIKENAL dan diamalkan oleh habib Yaman tapi masyhur di kalangan muslim Syi’ah Zaidiyah (moderat), Muslim dan Alawiyyin di Persia dan India.
2. Kitab-kitab hikayat: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Muhammad bin Hanafiyah, hikayat Husein bin Ali sudah beredar di Sumatera… Tapi tak ada manuskrip2 hikayat Hadramaut atau hikayat Faqih Muqoddam.
3. Kaligrafi Macan Ali yang akrab di Cirebon sama seperti kaligrafi Singa Ali di Pakistan dan Zaidiyah… Sedangkan di Hadramaut tak ada kaligrafi macam begitu..
4. Perayaan bubur Asyura, Tabuik dan Tabot Sumatera, larangan pesta di bulan Muharram karena wafatnya Imam Husein TIDAK DIKENAL komunitas Ba’alwi Hadramaut tapi dilakukan Alawiyyin sedunia. (Buktinya Rabithah Alawiyah melarang acara Asyura atau haul Imam Husen) ziarah mereka justru ke Nabi Hud as
5. Aksen dan bahasa di Indonesia dekat dengan Persia bukan Hadramaut. Jika habib mengucapkan “Qof” dengan “gho” misal: Mustaqim dibaca “Mustaghim”, Islam Nusantara tidak melakukan itu… Justru kata: Jumat, salat, anggur, badan, hikmat berasal dari Bahasa Persia..
Warga Hadramaut mengucap Baqir dengan Bagir sedangkan di Indonesia diucapkan Bakir (contoh: Syakh Subakir)
6. Tawassul orang Indonesia adalah kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani (keturunan Imam Hasan), Syaikh Abu Yazid Al Busthami (Murid Imam Ja’far Shadiq) dan Syaikh Ma’ruf Kharki (Murid Imam Musa Al Kazhim)
Bukan ke Faqihil Muqaddam atau Ammil Faqih.
7. Nama-nama walisongo dan Masyaikh awal adalah: Ali, Makhdum, Rahmat, Ja’far Shodiq, Bayanullah, Abdullah dan Tidak menggunakan nama Alwi atau Ubaydullah
Kesimpulan: Islamisasi Nusantara tidak berawal dari Hadramaut