*JADILAH ORANG YANG BERFIKIR, JANGAN JADI ORANG BODOH , MALAS SERTA JANGAN JADI ORANG JAHAT YANG BISANYA MENCACI, MARAH DAN MEMFITNAH*
Dengan tidak bisa menampilkan kitab sezaman dan tes DNA. Maka klan Ba’Alwi dan para Muhibbinnya jika dalam memberi bantahan tidak ilmiyah, ketidak ilmiyahan dalam bentuk tidak bisa menampilkan bukti kitab nasab primer pada abad yg berdekatan dg zaman tokoh historis yg sedang dipertanyakan yaitu tokoh ubaydillah, apapun jawabannya yang habib klan Ba’Alwi dkk sampaikan utk mematahkan tesis kYai Imadudin itu menjadi bukti jelas kalau mereka adalah orang awam. Karena sama sekali tidak ada upaya utk meneliti dan membuat bantahan atas tulisan kyai Imadudin yg memutuskan ketersambungan nasab habaib.
Sepatutnya dianalisa atas tulisan kyai Imadudin, untuk alasan apa bliau menulis tesis tsb agar nantinya dalam membuat antitesis bantahan tesis kyai Imad bisa objektif tanpa tendensius, sbb menjawab sebuah kajian ilmiah jika tidak dianalisa latarbelakang, meneliti sumber² referensi yang ditampilkan oleh sebuah tulisan, beserta ibarot kata-perkata sambil ditelaah apa ada kesalahan penggunaan bahasanya, maka tanpa meneliti secara cermat tulisan kyai Imadudin dipastikan tidak akan mampu menjawab dan ngawur.
Upaya keras kyai Imadudin dalam meneliti nasab habib adalah upaya sungguh-sungguh yang membutuhkan waktu tidak sebentar, maka wajar jika dari Robithoh Alwiyah sebagai lembaga pencatat nasab klan habaib harus pula melakukan penelitian dan membaca tulisan kyai Imadudin dengan cermat, tapi nyatanya blm dilakukan.
Sebuah diskursus ilmiyah apalagi sebuah penelitian yang selama ini dianggap telah mapan dan melewati masa yang tidak sebentar, bahkan telah menghunjam pemahaman yang dijadikan sebuah keyakinan turun-temurun tidak mudah bahkan beresiko, jika kyai Imadudin telah berani mengungkap nasab habib klan Ba’Alwi yg tidak tersambung kepada Rosulullah, seharusnya Robithoh Alawiyah atau pecintanya berani pula dalam membantah tulisan beliau secara ilmiyah pula.
Ketidak mampuan dalam menulis antitesis, akan tetapi malah freming dan pemutar balikan fakta tanpa mengikuti diskursus nasab ini dari awal, itu menandakan orang² yang kontra dg kyai Imadudin jika tidak masuk katagori bodoh mungkin lebih tepatnya gagal fokus atau gagal faham.
Disini mungkin kita dapat menyimpulkan, semua tanggapan terhadap tulisan kyai Imad dan tanggapan terhadap pendukung kyai Imadudin masih awam dan ga faham permasalahan yg sedang dibahas, atau bisa juga disebut KERUSAKAN SPIRITUAL DAN KEGONCANGAN INTELEKTUAL
Ciri² orang awam yg bodoh :
1. Menjawab tesis keterputusan habib klan Ba’Alwi tidak ada itiqad baik dg cara membuat antitesis.
2. Ketidak mampuan ilmu dalam menjawab persoalan ilmiyah tidak dijawab dg ilmiyah pula, tapi preming dan marah-marah sebagai jawaban mrk.
3. Dengan memberikan tuduhan Dajjal, begal nasab, anak koh SARMAN, tidak ilmiyah dan ucapan² yang tak sepantasnya. Itu menandakan kekalutan dan keputusanasaan mrk dalam menanggapi sebuah kajian dan penelitian ilmiyah.
4. Kekalutan dengan merendahkan orang lain yg bersifat rasis sampai adanya provokasi mengajak umat untuk melawan secara pisik, itu jelas sebagai bukti kebodohan dan kurangnya literasi.