*”Jalan Tidak Diaspal Bukan Karena Berkah, Tapi Karena Negaranya Miskin: Fakta Kota Tarim yang Mengagetkan!”*
Pernyataan Ustadz Abdul Somad (UAS) bahwa jalan-jalan di kota Tarim tidak diaspal demi menjaga keberkahan bekas tapak kaki para waliyullah memunculkan banyak tanda tanya. Pernyataan ini tidak hanya cacat logika, tetapi juga memerlukan kajian lebih dalam untuk menyadarkan masyarakat, khususnya para pengikut setia (mukibin) klan Ba’alwi dan klan itu sendiri. Jika benar keberkahan ada pada bekas tapak kaki waliyullah, apakah keberkahan itu hilang hanya karena ditutup aspal?
Faktanya, Tarim yang terletak di Yaman adalah bagian dari salah satu negara termiskin di Timur Tengah. Bukan keberkahan yang menjadi alasan, melainkan jaminan ekonomi dan infrastruktur yang minim.
*Fakta tentang Kota Tarim dan Yaman*
Faktanya beberapa ruas jalan di Tarim-Yaman telah di aspal dan fakta berikutnya adalah bahwa Yaman termasuk Tarim adalah salah satu negara termiskin di Timur Tengah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Yaman sangat rendah, dan negaranya terus dilanda konflik berkepanjangan. Pernyataan bahwa Tarim adalah tempat yang penuh keberkahan dan kekayaan tidak sejalan dengan realita.
Bahkan jika logika UAS diterapkan, jalan-jalan yang pernah dilalui oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya di Madinah atau Makkah seharusnya jauh lebih tidak boleh diaspal. Bagaimana mungkin bekas tapak kaki waliyullah dianggap lebih mulia dari bekas tapak kaki Rasulullah SAW? Pernyataan ini menunjukkan kontradiksi besar yang harus direnungkan oleh para mukibin.
Berikut Link berita negeri asal muasal para kabib klan ba’alwi merupakan negara termiskin di dunia:
- Selama bertahun-tahun, Yaman negara termiskin di TIMUR TENGAH ini kini juga mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia
https://www.worldbank.org/en/country/yemen/overview
- Inilah Negara Paling Miskin di Jazirah Arab https://international.sindonews.com/read/643325/43/inilah-negara-paling-miskin-di-jazirah-arab-1640851937
*Mengungkap Praktik Ritual yang Tidak Logis*
Realita lain Selain mitos keberkahan jalan yang tidak diaspal, klan Ba’alwi sering mempromosikan ritual dan praktik yang tidak logis dengan praktik komodifikasi agama, Mereka menjual air “berkah,” siwak, atau sorban bekas yang diklaim pernah digunakan untuk waliyullah. Bahkan, event-event seperti pameran artefak Nabi Muhammad SAW sering kali mematok harga tiket masuk dengan kotak infak besar di depan pintu masuknya.
Jika Tarim adalah tempat doa yang mustajab dan penuh keberkahan, mengapa ekonomi Yaman tidak terangkat? Mengapa para pengikut klan Ba’alwi sering datang ke Indonesia untuk mengumpulkan dana daripada tinggal di Tarim dan memohon doa agar ekonominya meningkat?
*Pendapat Ahli tentang Keberkahan dan Logika Keagamaan*
- KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) , ulama besar NU, pernah mengingatkan bahwa keberkahan dalam Islam bermula dari ketaatan kepada Allah dan kerja keras. Berkah tidak bisa diklaim atau diwariskan, tetapi diperoleh melalui amal saleh.
- DR. Sugeng Sugiarto , ahli genetika Indonesia, menunjukkan bahwa DNA klan Ba’alwi mengarah pada haplogroup G, yang berasal dari etnis Kaukasus, bukan Arab asli, sehingga klaim keberkahan turunan mereka patut diragukan.
- Prof.Dr.Manachem Ali , filolog Universitas Airlangga, menegaskan bahwa dokumen-dokumen yang digunakan untuk mendukung klaim klan Ba’alwi sering kali berasal dari manuskrip modern yang kurang terverifikasi secara historis.
*Pesan untuk Para Mukibin dan Klan Ba’alwi*
Sudah saatnya masyarakat menggunakan akal sehat dan logika untuk melihat fakta dengan jernih. Kebiasaan membelalak praktik-praktik yang tidak didukung logika dan bukti hanya akan membawa kerugian bagi umat Islam. Tidak ada tempat untuk klaim-klaim keberkahan palsu dalam Islam yang mengajarkan kebenaran, kejujuran, dan akhlak mulia.
Kepada klan Ba’alwi, saatnya introspeksi. Jika benar kalian adalah pewaris nilai-nilai kebaikan, yang ditandai dengan amal nyata yang membawa manfaat bagi umat, bukan dengan komodifikasi agama atau klaim yang merugikan. Keberkahan sejati tidak diperoleh melalui manipulasi, tetapi melalui usaha tulus untuk kebaikan bersama.
*Akhir kata*
Jalan yang tidak diaspal di Tarim bukanlah karena keberkahan, tetapi karena jaminan ekonomi dan kemiskinan. Islam mengajarkan logika, kebersihan, dan kemajuan sebagai bagian dari iman. Mari berpikir dengan akal sehat dan tidak mudah termakan mitos yang tidak berdasar.
Islam adalah agama yang mengajarkan pemikiran kritis, logika, dan kejujuran. Semua umat Islam harus sadar bahwa praktik dan klaim yang tidak memiliki dasar logistik maupun bukti ilmiah harus dihentikan. Hanya dengan demikian, umat Islam dapat maju dan terhindar dari pencurian serta penyesatan.
#SALAMwaras #SALAMakalSEHAT
Video pernyataan UAS dengan bukti real lapangan jalanan di Tarim-Yaman yang ternyata sudah di aspal: