*KITA SEDANG BERKHIDMAH KEPADA AGAMA ,BANGSA DAN NEGARA DENGAN MENGUNGKAP KEBENARAN BAHWA HABIB YAMAN KLAN BA’ALWI BUKAN DZURIAT NABI S.A.W. SERTA DENGAN MENGUNGKAP KEJAHATAN MEREKA AGAR TIDAK MELUAS LEBIH JAUH*
Mengungkap kebenaran terkait kebohongan dan manipulasi yang dilakukan oleh Habib Yaman dari Klan Ba’alwi dalam membelokkan sejarah Nahdlatul Ulama (NU) dan sejarah bangsa, serta memalsukan nasab sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan agama. Tindakan ini adalah salah satu bentuk berkhidmah yang tidak hanya terbatas pada agama, tetapi juga mencakup pengabdian yang lebih luas kepada bangsa dan negara.
Dalam konteks Islam, menjaga kebenaran dan melawan kebatilan adalah tugas yang sangat penting. Allah SWT berfirman:
*”Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 42)*
Firman Allah ini menegaskan bahwa umat Islam tidak boleh membiarkan kebenaran diselewengkan atau dicampur dengan kebatilan, apalagi jika kebatilan tersebut melibatkan sejarah penting umat Islam dan nasab Rasulullah SAW. Menjelaskan kepalsuan yang dilakukan oleh kelompok tertentu, seperti Klan Ba’alwi yang memalsukan nasab mereka dan merusak sejarah NU dan bangsa, adalah kewajiban moral yang tak terelakkan.
*Berkhidmah dalam Menjaga Sejarah dan Kebenaran Nasab*
Sejarah memiliki peran penting dalam menjaga identitas umat, dan distorsi terhadap sejarah bisa menyebabkan salah paham yang berlarut-larut. Dalam hal ini, membongkar kebohongan tentang nasab palsu yang diklaim oleh Klan Ba’alwi, serta peran mereka dalam membelokkan sejarah NU dan bangsa, adalah bentuk nyata dari pengabdian terhadap agama dan negara.
Rasulullah SAW bersabda:
*”Barang siapa yang menipu kami, maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim)*
Hadis ini menggarisbawahi betapa besar dosa menipu umat dengan mengklaim sesuatu yang tidak benar, termasuk dalam hal nasab dan sejarah. Menjelaskan kebatilan yang dilakukan oleh segelintir kelompok adalah cara menjaga kemurnian ajaran Islam dan memastikan bahwa umat tidak tertipu oleh klaim palsu yang bisa merusak ukhuwah dan keutuhan bangsa.
*Berkhidmah kepada Bangsa dengan Menjaga Keutuhan Sejarah*
Menjaga keutuhan dan kebenaran sejarah bangsa adalah bagian dari berkhidmah kepada negara. Ketika sejarah bangsa dan organisasi seperti NU dipelintir, apalagi jika tujuannya adalah untuk kepentingan kelompok tertentu, maka itu bisa merusak pondasi persatuan umat dan bangsa. Masyarakat harus diberi pemahaman yang benar mengenai sejarah ini agar tidak ada pihak yang menunggangi agama untuk kepentingan pribadi atau kelompok sempit.
Allah SWT berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Ma’idah: 2)
Dengan mengungkap fakta-fakta tentang manipulasi yang dilakukan oleh Klan Ba’alwi, kita sedang menjalankan perintah Allah untuk tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa. Mengoreksi sejarah dan membongkar kepalsuan adalah bagian dari upaya memperjuangkan kebenaran, yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat secara luas.
*Kesimpulan: Berkhidmah dalam Membongkar Kepalsuan dan Meluruskan Sejarah*
Menjelaskan kepada publik tentang kejahatan yang dilakukan oleh Klan Ba’alwi yang membelokkan sejarah NU, sejarah bangsa, dan memalsukan nasab mereka sebagai dzuriyat Nabi Muhammad SAW, adalah bentuk pengabdian yang mulia dalam Islam. Hal ini bukan hanya berkhidmah kepada agama, tetapi juga kepada bangsa dan negara, karena mencakup kemaslahatan yang lebih luas. Dengan meluruskan sejarah dan menjaga keaslian nasab, kita berkontribusi dalam menjaga keutuhan umat dan bangsa, serta menjalankan amanah agama untuk menegakkan kebenaran.