Kitab “Abna’ al-Imam” dan Masalah Interpolasi oleh Klan Ba’alwi

*Kitab “Abna’ al-Imam” dan Masalah Interpolasi oleh Klan Ba’alwi*
1. Inkonsistensi Tahun Wafat Ibnu Toba Toba
Kitab Abna’ al-Imam fi Mishro wa Syam al-Hasan wa al-Husain yang diklaim sebagai karya Ibnu Toba Toba menunjukkan ketidakkonsistenan dalam pencantuman tahun wafat pengarangnya:
📌 Halaman 7: Wafat 199 H
📌 Halaman lain: Wafat 478 H
📌 Cover: Wafat 478 H
➡️ Kesimpulan: Ada ketidakjelasan dalam menentukan tahun wafat Ibnu Toba Toba. Jika tahun wafatnya saja tidak jelas, bagaimana bisa kitab ini dipercaya sebagai karya otentiknya?
2. Interpolasi: Kitab Ini Tidak Murni Karya Pengarangnya
Kitab ini seharusnya hanya memuat tulisan asli Ibnu Toba Toba. Namun, nyatanya terjadi interpolasi (penambahan teks dari pihak lain) yang tidak dibedakan dari teks asli.
✍ Yang Menambahkan Isi dalam Kitab Ini:
✅ Ibnu Shodaqoh al-Halabi (w. 1180 H)
✅ Abul Aon as-Sifarini (w. 1188 H)
✅ Muhammad bin Nashar al-Maqdisi (w. 1350 H)
✅ Yusuf Jamalulail (1938 M)
➡️ Masalah: Penambahan teks ini tidak diberi tanda atau pembeda, sehingga pembaca mengira seluruh isi kitab berasal dari Ibnu Toba Toba.
3. Pemalsuan Nasab: Ubaidillah Disebut Anak Ahmad
Di dalam kitab ini, nama Ubaidillah disebut sebagai anak Ahmad, tetapi ini jelas bukan bagian dari teks asli Ibnu Toba Toba.
⚠ Mengapa Ini Bermasalah?
📌 Nama ini muncul dalam bagian kitab yang telah diinterpolasi.
📌 Tidak ada bukti historis bahwa Ibnu Toba Toba menulisnya.
📌 Klan Ba’alwi sering menggunakan interpolasi ini untuk mendukung klaim nasab mereka.
➡️ Kesimpulan: Kitab ini bukan sumber yang valid untuk menelusuri nasab karena telah dimanipulasi oleh banyak tangan.
📌 Ilustrasi Masalah dalam Kitab “Abna’ al-Imam”
📖 Kitab Asli (Seharusnya):
🖊 Ditulis oleh Ibnu Toba Toba
🖊 Tidak ada tambahan dari orang lain
📖 Kitab yang Diterbitkan (Hasil Interpolasi):
✍ Ditulis oleh Ibnu Toba Toba
➕ Ditambah oleh Ibnu Shodaqoh al-Halabi
➕ Ditambah oleh Abul Aon as-Sifarini
➕ Ditambah oleh Muhammad bin Nashar al-Maqdisi
➕ Ditambah oleh Yusuf Jamalulail
📌 Pembaca Tidak Bisa Membedakan Mana yang Asli dan Mana yang Ditambah!
🔍 Kesimpulan: Mengapa Ini Penting?
1. Bukti ketidakjujuran ilmiah → Penyusunan kitab tidak transparan.
2. Bukti manipulasi nasab → Nama “Ubaidillah bin Ahmad” bukan dari teks asli.
3. Bukti kitab ini tidak bisa dijadikan dasar ilmiah → Isinya sudah bercampur dengan tambahan dari berbagai orang.
🔴 Jika kitab ini dipakai untuk mendukung klaim nasab, maka klaim tersebut otomatis tidak valid!



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *