Kok Malah Ada Pribumi Yang Membela, Aneh..!!!

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” ( Al Hujarat, ayat 13)

 

Polemik tentang isu nasab sebenarnya bukan hal baru. Bahwa, dahulu ada pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Hasan Basri yang dipublikasikan di salah satu edisi harian Terbit tahun 1993, yakni “Tidak ada lagi anak keturunan Rasulullah di Indonesia, bahkan di dunia. Keturunan Rasulullah sudah dinyatakan terputus karena tidak adanya lagi keturunan Hasan dan Husein.”

 

Pernyataan KH Hasan Basri dikritik keras oleh KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Ketua Umum PBNU masa itu. Gus Dur terang-terangan membela marwah para Habaib. Namun, ibarat air susu di balas dengan air tuba oleh generasi oknum Habaib belakangan.

 

Tidak sedikit oknum para Habaib belakangan banyak yang menghina, merendahkan, mencaci maki Ulama dan para Kiai. Gus Dur di katakan “Buta mata dan buta hati”, KH Ma’ruf Amin pun tak ketinggalan dengan makian mereka yang diluar adab kemanusiaan, Kiai kampung pun di beberapa daerah dipersekusi oleh mereka karena berpandangan lain dengannya.

 

ِAl-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin menjelaskan beberapa hal yang dapat membuat orang merasa dirinya paling baik dan akhirnya menuju gerbang kehancuran. Beberapa di antaranya adalah kekuatan (al-Quwwah) dan banyaknya pengikut (katsratul anshar wal athba’ wat talamidzah). Selain itu, ada juga ilmu (al-‘ilm), banyaknya ibadah (al-‘ibadah), harta benda (al-mal), ketampanan dan kecantikan (al-jamal), dan nasab keturunan (an-nasab).

 

Dengan kekuatannya orang akan merasa bahwa yang lain lemah dan tak akan mampu melawan dirinya. Dengan banyaknya pengikut, orang akan merasa bahwa ia akan dibela dan diikuti banyak orang. Ia tak peduli walaupun perbuatannya tak elok dan tak pantas. Dengan banyak ilmu, orang bisa merasa bahwa orang lain tak lebih pandai dari dirinya. Dengan banyak ibadah, orang akan merasa bahwa ia lah hamba yang paling layak mendapatkan ridha Allah dan dikabulkan semua permintaanya. Dengan ketampanan, orang akan merasa banyak yang memuja dan mencintainya. Dengan nasab, orang merasa bahwa ia lah orang terbaik dan termulia.

 

Bahwa, isu nasab ini yang sudah berjalan selama 2 tahun namun belum ada kejelasan dan semakin liar. Namun, sangatlah mudah untuk menghentikannya, yaitu pertemukanlah KH Imaduddin Utsman Al Bantani dengan Habib Taufiq Assegaf ketua RA lembaga pencatat nasab Klan Ba’alwi. Dari pertemuan tersebut untuk adu data dengan penuh kejujuran tanpa ada yang disembunyikan, lalu hasilnya disampaikan ke publik. Ingat bahwa ini bukanlah debat tapi diskusi yang mencari suatu kebenaran.

 

Data ilmiah dari catatan pustaka yaitu kitab nasab masa lalu, data ilmiah dari kesejarahan seperti manuskrip dan lainnya, data sain dari ilmu genetika. Dari di siplin ilmu tersebut makan akan mudah untuk diverifikasi.

 

Sebetulnya partai diskusi adu data secara ilmiah berdalil yang ditunggu-tunggu oleh publik itu adalah antara Habib Klan Ba’alwi vs Kiai Pribumi. Bukan malah yang disuguhkan Pribumi wali ibu pertiwi vs Pribumi jongos Klan Ba’alwi. Stop model strategi adu domba khas warisan penjajah Belanda.

 

Adakah kemungkin jika kecerdasan otak Habib Klan Ba’alwi masih kalah jauh dengan otak jongos-jongosnya sehingga yang berani membantah kajian ilmiah dari Kiai pribumi, itu cuma setingkat jongos pribumi.

 

Maka ketahuilah bahwa, perihal nasab bukan kajian fiqih, ijtihadnya harus verifikatif dan tidak bisa di mawqufkan dalam khilaf tanpa kejelasan. Kaidahnya adalah:

 

“Tidak disebutkan bukan berarti tidak ada, tetapi untuk mengatakan ada harus ada buktinya juga”

 

Sedang bukti itu ada dua yaitu:

1. Bukti asli (tanpa rekayasa)

2. Bukti palsu (sudah direkayasa/diada-adakan).

 

Waallahu Alam




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *