Masyarakat Arab Surabaya (Imigran Yaman) merayakan ulang Tahun ke 18 tahun Ratu Wilhemina

Tahun 1898 , Masyarakat Arab Surabaya (imigran yaman) berpose didepan gerbang Masjid Ampel untuk ikut merayakan ulang Tahun ke 18 tahun Ratu Wilhemina yang lahir tanggal 31 Agustus 1880 sekaligus pengukuhan penuh sebagai ratu Belanda yang sebelumnya diwalikan kepada ibunya.

Pada waktu itu Bangsa Arab (imigran yaman), termasuk golongan timur Asing.

Kedatangan imigran Yaman di bumi Nusantara atas inisiatif penjajah Belanda yang kerepotan dalam menghadapi perlawanan pribumi. Imigran Yaman menjadi warga kelas dua di era penjajahan Belanda sebagai kaki tangan penjajah.

Konsep demografis-hukum, yakni penggolongan penduduk dengan implikasi hukumnya. Pemerintah Belanda membagi dua golongan penduduk di Indonesia (Hindia Belanda).
Pada 1848, seperti tercantum dalam Pasal 109 Regering Reglement (RR) dan juga pasal-pasal 6-10 Algemene Bepalingen van Wetgeving 1846, dua golongan itu adalah:
1) orang-orang Eropa dan orang-orang yang dipersamakan dengan mereka,
2) orang-orang bumiputra beserta orang-orang yang dipersamakan dengan mereka.
Konsep ini memang diskriminatif. Belanda membagi penggolongan itu didasarkan perbedaan asal keturunan dan kebangsaan. Bukan atas kesetaraan di muka hukum.
Perkembangan selanjutnya makin parah karena pembagian golongan masyarakat itu dibedakan lagi menjadi tiga golongan, seperti tercantum dalam Pasal 163 Indische Staatsregeling (IS)-pengganti RR-pada 1920. Ketiga golongan itu adalah:
1) orang-orang Eropa,
2) bumiputra,
3) orang-orang Timur Asing seperti China, Arab, India.
Mereka yang datang ke Indonesia setelah 1 Januari 1920 digolongkan Timur Asing. Paling malang nasibnya adalah golongan pribumi karena hak-haknya banyak dibatasi dan dicekik dengan pajak tanah.
Padahal, tanah air ini milik mereka. Walaupun konsep awalnya diskriminatif, justru dibalikkan menjadi kekuatan baru sebagai identitas bangsa oleh anak-anak negeri Indonesia. Pribumi menjadi konsep politik perlawanan.

1898 COLLECTIE TROPENMUSEUM De Arabische gemeenschap voor een erepoort bij een moskee in Soerabaja ter gelegenheid van de inhuldiging van Wilhelmina.

Sumber tulisan : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=738993644688100&id=100057324134892&set=a.683319900255475&locale=zh_TW




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *