MDRA, NO RESPON AT ALL

Memberantas nasab palsu kepada Nabi SAW, hukumnya fardu kifayah dan tergolong amar ma’ruf nahi munkar.
Ulama yang melakukan:
1. Ibnu Hazm al-Andalusi dan Imam Tajuddin As-Subki, membongkar kepalsuan nasab Bani Ubaid.
2. Al-hakim An-Naisaburi, membongkar kepalsuan Abu Bakar ar-Razi, mengaku dzuriyah melalui Muhammad bin Ayyub al-Bajali;
3. Adz-Dzhabi, membongkar kepalsuan nasab Ibnu Dihyah al-Andalusi;
4. Ibnu hajar al-Asqolani yang membongkar kepalsuan nasab Syekh Abu Bakar al-Qumni. (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 11)
5. ⁠KH Imaduddin Utsman Al Bantani, Indunisyi. 14H/2023M. Membongkar kepalsuan Nasab Ba’alwi
Wajib menyebarkan kepalsuan nasab yang ia ketahui, dan haram mendiamkannya kedustaan tersebut, yang demikian itu termasuk istihqor bi haqqi al mustofa (merendahkan hak Nabi Muhammad SAW)
Imam Ibnu Hajar al-Asqolani al-berkata:
ينبغي لكل احد ان يكون له غيرة في هذا النسب الشريف وضبطه حتى لا ينتسب اليه صلى الله عليه وسلم احد الا بحق (الصواعق المحرقة:2/537)
“Seyogyanya, setiap orang kecemburuan terhadap nasab mulia Nabi dan mendhobit (memeriksanya), agar tidak bernasab kepada Nabi SAW kecuali dengan sebenarnya”. (Ash-Showa’iq al Muhriqoh: 2/537)
Syekh Ibrahim bin Qosim berkata:
ولا يجوز للعالم كتمان علمه في هذا الباب فامانة العلم والكشف عن اختلاط الانساب من الامر بالمعروف.
“Dan seorang alim tidak boleh menyembunyikan ilmu (nasab)ini, termasuk amanah dalam ilmu dan membongkar tercampurnya nasab adalah bagian dari amar ma’ruf dan nahi munkar” (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 13)
Imam Malik bin Anas berkata:
من انتسب الي بيت النبي صلى الله عليه وسلم يعنى بالباطل يضرب ضربا وجيعا ويشهر ويحبس .
“Barangsiapa yang bernisbah kepada keluarga Nabi, yakni dengan batil maka ia harus dipukul dengan pukulan yang pedih dan di umumkan serta dipenjara” (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 9)
Zaman ini, Alhamdulillah terbongkar pula nasab palsu klan Ba’alwi asal Yaman, yang diinisiasi awal oleh KH Imaduddin Utsman Al Bantani, melalui Tesis nya, menemukan celah/gap riset yang menjadi pertanyaan riset, yang menuntut dijawab dengan bukti data ilmiah.
Yaitu: tiadanya data ilmiah atas nama “Ubaidillah” yang diklaim sebagai leluhur klan Ba’alawi Yaman yang diklaim sebagai putra dari Sayyid Ahmad bin Isa.
Pertanyaan riset ini disosialisasi KH Imaduddin Utsman Al Bantani di berbagai daerah. Awalnya mengundang respon panas dan mulai terpilah kelompok pro dan kontra. Pertanyaan kevalidan bukti data sosok Ubaidillah dalam nasab Ba’alawi Yaman tak pernah direspon Robitoh Alawiyah secara resmi, untuk menjawab surat resmi KH Imaduddin Utsman Al Bantani untuk bertemu dan berargumentasi secara terbuka, setahun sejak surat dikirim.
Lewat serahun lebih sejak awal dilaunching Tesis KH Imaduddin Utsman Al Bantani, masih tanpa reply dari Maktab Daimi Robitoh Alawiyah /MDRA, selaku lembaga pencatat nasab “keturunan Nabi SAW” yang konon sesumbar ketua Robitoh: Habib Taufik Segaf adalah “paling lengkap Sedunia”.
Padahal KH Imaduddin Utsman Al Bantani menambah 12 pertanyaan risetnya. Dan juga telah mengirimkan surat resmi ke MDRA untuk dijawab.
Tapi sama sekali juga NO RESPON at all.
Setelah menjalankan berbagai temu ilmiah se negri, diskusi dengan berbagai ahli dalam dan luar negri, yang terus menguatkan metode kaji literatur yang semakin intensif dan lengkap, maka tibalah pada kesimpulan akhir bahwa nasab Ba’alawi bukan lagi meragukan, munqoti’, tapi mardud, lemah, bahkan batal.
Waallahu Alam




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *