Memahami Tasawuf, Tarekat, dan Organisasi Tarekat

*Memahami Tasawuf, Tarekat, dan Organisasi Tarekat*

 

*Pengertian Tasawuf*

Secara etimologi, kata tasawuf berasal dari akar kata “shuf” yang berarti baju wol, “shafa” yang berarti kesucian, dan “shaf” yang berarti barisan. Istilah ini juga merujuk kepada ahlus shuffah, yaitu sekelompok sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di serambi Masjid Nabawi dan mengkhususkan diri dalam ibadah serta kesederhanaan hidup. Secara terminologi, tasawuf telah dijelaskan oleh para ulama:

  1. *Imam Al-Jurjani* dalam Al-Ta’rifat menyatakan:

“Mensucikan hati dari pergaulan dengan makhluk, memisahkan diri dari kebiasaan buruk, menekan sifat-sifat kemanusiaan, menjauhi tuntutan hawa nafsu, memperkuat sifat-sifat ruhani, cenderung kepada ilmu hakikat, mendahulukan yang kekal daripada yang fana, ikhlas kepada umat, taat kepada Allah secara hakikat, dan mengikuti syariat Rasulullah SAW.” (Al-Ta’rifat, hlm. 59-60)

  1. *Imam Al-Ghazali* dalam Ihya Ulumuddin mendefinisikan tasawuf sebagai:

“Mensucikan jiwa dari perilaku buruk serta berupaya menyempurnakan akhlak dan takwa dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi dosa.”

  1. *Imam Junaid Al-Baghdadi* menjelaskan:

“Tasawuf adalah komitmen hati dan roh pada nilai-nilai akhlak yang membimbing pada ridha Allah serta menjauhi segala hal yang mengganggu hubungan dengan Allah.”

Praktik tasawuf telah dikenal sejak masa Rasulullah SAW, sebagaimana ditunjukkan oleh kehidupan para sahabat seperti Salman Al-Farisi, Abdullah bin Mas’ud, dan Bilal bin Rabah. Misalnya, Salman Al-Farisi dikenal karena sifat qana’ah-nya, Abdullah bin Mas’ud terkenal dengan kejujuran, dan Bilal bin Rabah dengan keikhlasannya.

 

*Pengertian Tarekat*

Tarekat berasal dari kata thariqah, yang berarti “jalan khusus untuk mendekati Allah dengan menaiki tangga maqamat” (tahapan kedekatan kepada Allah). Imam Al-Jurjani mendefinisikan tarekat sebagai:

“Jalan yang dikhususkan untuk mendekati Allah dari keterputusan akibat keterjatuhan serta menaiki tangga maqamat.” (Al-Ta’rifat, hlm. 141)

Tasawuf adalah isi ajaran tentang akhlak dan pengelolaan hati, sedangkan tarekat adalah metode untuk menerapkannya secara benar dan tidak melanggar syariat. Tarekat adalah jalan menuju ihsan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi SAW:

“Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak mampu melihat-Nya maka yakinlah bahwa Dia melihatmu.” (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim)

 

*Hubungan Tasawuf dan Tarekat*

Tasawuf dan tarekat ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Tasawuf adalah ajaran, sementara tarekat adalah cara untuk mengamalkannya. Dalam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, tarekat yang mu’tabar (diakui) adalah tarekat yang:

  • Tidak bertentangan dengan syariat Islam.
  • Berlandaskan dalil kuat dari Al-Qur’an dan Sunnah.

 

Beberapa tarekat mu’tabar yang berkembang di Indonesia antara lain:

  • Tarekat Qadiriyah
  • Tarekat Naqsyabandiyah
  • Tarekat Syadziliyah
  • Tarekat Tijaniyah

 

*Pentingnya Organisasi Tarekat*

Organisasi tarekat diperlukan untuk menjaga kesatuan dan keteraturan di antara para pengamal tarekat. Dalam konteks Indonesia, Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) didirikan pada tahun 1957 di Pesantren Tegalrejo, Magelang. Tujuannya adalah:

  1. Menyatukan para pengamal tarekat agar tidak saling membantah atau mengklaim kebenaran secara sepihak.
  2. Menghindari fitnah, perpecahan, dan perselisihan di antara pengamal tarekat.
  3. Memastikan praktik tarekat berjalan sesuai dengan syariat Islam dan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

JATMAN bukanlah organisasi politik atau ekonomi, tetapi murni wadah bagi ulama tarekat berhaluan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Eksistensi JATMAN sebagai Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Banom NU) diperkuat melalui kongres dan aturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU.

*Dalil dan Pendukung Tasawuf serta Tarekat*

  1. *Al-Qur’an:*
    • “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi.” (QS. Al-A’la: 1)
    • “Dia-lah yang mensucikan jiwa mereka.” (QS. Al-Jumu’ah: 2)
  2. *Hadits Rasulullah SAW:*
    • “Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan manusia.” (HR. Ahmad)
  3. *Pendapat Ulama :*
    • *Imam Nawawi* dalam Al-Maqasid menegaskan pentingnya penyucian jiwa sebagai jalan menuju ridha Allah.
    • *Syekh Abdul Qadir Al-Jailani* menyatakan, “Orang yang menempuh jalan tasawuf harus bersandar pada syariat agar tidak tersesat.”

 

*Kesimpulan*

Tasawuf adalah inti ajaran Islam yang berfokus pada penyucian hati, sedangkan tarekat adalah jalan yang ditempuh untuk mencapai kedekatan dengan Allah melalui maqamat. Organisasi seperti JATMAN penting untuk menjaga kesatuan dan kelestarian praktik tarekat sesuai ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dengan demikian, tasawuf dan tarekat menjadi sarana untuk mencapai tujuan tertinggi dalam Islam, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan akhlak yang mulia dan ibadah yang ikhlas.

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *