Menjaga Sejarah Mempertahankan Kedaulatan

Menjaga Sejarah Mempertahankan Kedaulatan
oleh : Hamdan Suhaemi

Kedaulatan bukan hanya terkait kekuasaan, bukan pula hanya kemandirian sikap, bukan juga kedaulatan teritorial sebuah negeri yang dibangun oleh cucuran air mata, akan tetapi kedaulatan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kedaulatan sejarah dan ideologi. Akan menjadi sia-sia pengorbanan nyawa dan harta demi terwujudnya kemerdekaan jika sejarah dan ideologinya dikaburkan dan dihilangkan. Karena itu menjaga sejarah dan ideologi Pancasila sama halnya menjaga identitas diri bangsa, jika itu hilang maka hilang pula tanah air.

Sudah menjadi keniscayaan bangsa ini melihat sejarahnya sebagai sumber kekuatan untuk tegak dan kokoh menjadi bangsa yang punya peradaban. Bangsa yang lemah itu karena meninggalkan sejarahnya, ketidakpercayaan atas diri, dan hilangnya ideologi.

Menurut Soerjanto Poespowardojo bahwa ideologi bangsa mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan tujuan mengenai dunia, serta memberikan motivasi perjuangan untuk mencapai yang dicita-citakan, dapat berdiri kokoh dan tidak mudah terombang ambing oleh pengaruh ideologi lain, serta mampu menghadapi persoalan yang ada, memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang dicita-citakan, mewujudkan persatuan dan kesatuan demi kelangsungan hidup bangsa, menyatukan orang dari berbagai golongan, suku, agama, ras, dan bahkan ideologi, mengatasi konflik atau ketegangan sosial.

Kemerdekaan yang telah dicapai dari imperialisme dan kolonialisme Belanda akan kekal abadi jika bangsa ini konsisten atas ideologi dan sejarahnya. Jika kemudian hilangnya kesadaran untuk dua pondasi utama tersebut, itu artinya penjajahan model lainya masuk dan mengekang kebebasan, kesadaran, dan kebenaran.

Berbahaya apabila suatu bangsa telah kehilangan sejarahnya, karena untuk melihat eksistensi identitas bisa dilihat dari kesejarahannya yang utuh. Apabila abai akan ini, berangsur-angsur negeri yang dicintainya akan diberikan ke bangsa lain yang tak berkeringat dalam memerdekakannya.

Filsuf Yunani Herodotus berpendapat bahwa sejarah tidak berkembang dan bergerak ke depan dengan tujuan yang pasti, tetapi bergerak melingkar. Adapun tinggi rendahnya lingkaran disebabkan oleh keadaan manusia itu sendiri.

Sejengkal tanah atas negeri ini, makna kebebasan, keteguhan nasionalisme, dan kuatnya tradisi budaya itu bersumber dari keteguhan sejarah dan ideologinya. Jikapun ada yang memalsukan sejarah, membelokkan dan menggantikan itu artinya mereka para pengkhianat bangsa, musuh negara Sedangkan watak pengkhianat adalah watak yang tercipta dari kepalsuan.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *