MENJAWAB FITNAH CUCU HABIB USTMAN BIN YAHYA TERHADAP K.H. HASYIM ASY’ARI

MENJAWAB FITNAH CUCU HABIB USTMAN BIN YAHYA TERHADAP K.H. HASYIM ASY’ARI

Perbedaan peran dan tujuan antara Habib Usman bin Yahya dan KH Hasyim Asy’ari (Bumi vs Langit) :
1. Habib Usman bin Yahya
• Peran:
o Habib Usman bin Yahya, yang berasal dari klan Ba’alwi dan diangkat oleh Belanda sebagai Mufti Betawi, berperan sebagai ulama yang mendukung kekuasaan kolonial Belanda. Dalam perannya ini, ia menggunakan posisi dan pengaruhnya untuk memperkuat posisi penjajah.
o Ia mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa perlawanan terhadap Belanda, seperti dalam peristiwa Geger Cilegon 1888, bukanlah jihad dan melanggar ajaran agama. Fatwa ini digunakan untuk melemahkan perjuangan rakyat dan mendukung kepentingan kolonial Belanda.
• Tujuan:
o Tujuannya cenderung untuk memperkuat kekuasaan kolonial Belanda dan mempertahankan posisi serta pengaruh pribadinya di bawah perlindungan penjajah. Dengan mendukung penjajah, ia berkontribusi pada penguatan cengkeraman Belanda di Indonesia dan melemahkan perlawanan terhadap penjajahan.
o Fokusnya lebih pada kepentingan politik dan kekuasaan pribadi daripada kepentingan keagamaan dan kebangsaan.

2. KH Hasyim Asy’ari
• Peran:
o KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), terlibat dalam kerja sama dengan Jepang pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Namun, kerjasama ini dimaksudkan sebagai langkah strategis.
o Ia menggunakan kesempatan ini untuk melatih para santri dalam bidang kemiliteran dan mempersiapkan mereka untuk memperkuat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, ia mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, yang menggerakkan umat Islam untuk melawan penjajah Belanda.
• Tujuan:
o Tujuannya adalah untuk memanfaatkan situasi yang ada guna memperkuat perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dan mempersiapkan bangsa untuk masa depan setelah penjajahan Jepang. Ia berfokus pada kepentingan kemerdekaan Indonesia dan penguatan posisi bangsa dalam perjuangan melawan penjajah.
o KH Hasyim Asy’ari memiliki fokus yang jelas pada perjuangan kemerdekaan dan kepentingan umat Islam di Indonesia sebagai bagian dari perjuangan nasional.

Kesimpulan:
• Habib Usman bin Yahya cenderung lebih berfokus pada kepentingan politik dan kekuasaan pribadi dengan mendukung kekuasaan kolonial Belanda, yang mengakibatkan melemahnya perjuangan kemerdekaan dan kepentingan keagamaan rakyat pribumi.
• KH Hasyim Asy’ari, di sisi lain, berusaha memanfaatkan kerjasama dengan Jepang untuk kepentingan strategis, yaitu memperkuat perjuangan kemerdekaan dan mempersiapkan masa depan bangsa. Fokusnya pada keagamaan dan kebangsaan lebih terarah pada memperjuangkan kemerdekaan dan kebaikan umat Islam di Indonesia.
Dengan perbedaan ini, terlihat jelas bahwa peran dan tujuan KH Hasyim Asy’ari mendukung perjuangan kemerdekaan dan kepentingan bangsa, sementara Habib Usman bin Yahya lebih banyak berkontribusi pada penguatan kekuasaan penjajah dan melemahkan perlawanan rakyat.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *