MENJAWAB HOAX (INFORMASI SESAT) YANG DISEBARKAN KLAN BA’ALWI, MENGUNGKAP FAKTA ILMIAH : “Tidak Ada Bukti Nama Ubaidillah bin Ahmad Disebutkan dalam Kitab Abad ke-4-5-6-7-8 Hijriyah

*MENJAWAB HOAX (INFORMASI SESAT) YANG DISEBARKAN KLAN BA’ALWI, MENGUNGKAP FAKTA ILMIAH : “Tidak Ada Bukti Nama Ubaidillah bin Ahmad Disebutkan dalam Kitab Abad ke-4-5-6-7-8 Hijriyah”*

*Penjelasan: Kitab-Kitab yang Diklaim Klan Ba’alwi Tidak Mengisbat Nasab Mereka*

Klaim yang menyatakan bahwa kitab-kitab dari abad ke-5 hingga ke-8 Hijriyah mengisbat (menetapkan) nasab klan Ba’alwi sebagai keturunan Rasulullah S.A.W dari Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir tidak didukung oleh isi dan tujuan utama kitab-kitab tersebut. Berikut adalah penjelasan mengapa kitab-kitab yang diklaim tidak relevan dalam konteks pengisbat nasab klan Ba’alwi:

*1. Kitab-Kitab Tersebut Bukan Kitab Nasab*

Kitab-kitab yang disebutkan oleh klan Ba’alwi, seperti Al-Bidayah wa al-Nihayah , Al-Kamil fi al-Tarikh , Usd al-Ghabah fi Ma’rifat al-Sahabah , dan lainnya, bukan kitab yang secara khusus mengulas atau mengisbat nasab individu atau keluarga tertentu. Sebaliknya, kitab-kitab ini memiliki fokus sebagai berikut:

  • *Sejarah Umum* ( Tarikh ): Mencatat peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti invasi, dinasti, dan tokoh terkenal yang berpengaruh pada zamannya.
  • *Biografi Sahabat dan Ulama* : Kitab seperti Usd al-Ghabah dan Al-Isabah mencatat biografi sahabat Nabi Muhammad SAW dan ulama besar yang diakui dalam sejarah Islam.

Kesimpulan : Fokus kitab-kitab ini tidak relevan dengan nasab klan Ba’alwi.

*2. Tidak Ada Penyebutan Nama Ubaidillah secara Eksplisit*

Setelah dilakukan kajian terhadap kitab-kitab yang disebutkan, tidak ditemukan penyebutan nama Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir secara eksplisit. Ini menunjukkan bahwa:

  • Nama Ubaidillah tidak dianggap signifikan atau relevan untuk dicatat dalam kitab-kitab sejarah atau biografi pada masa itu.
  • Tidak ada hubungan langsung antara kitab-kitab ini dan pengisbat nasab klan Ba’alwi.

Kesimpulan : Nama Ubaidillah tidak tercatat dalam kitab-kitab tersebut, apalagi pengisbatannya sebagai leluhur klan Ba’alwi.

*3. Kitab-Kitab Ini Tidak Ditujukan untuk Mengisbat Nasab*

Kitab-kitab yang disebutkan memiliki tujuan yang berbeda dari kitab nasab. Misalnya:

  • Al-Bidayah wa al-Nihayah karya Ibnu Katsir: Sebuah kronik sejarah universal yang mencatat peristiwa-peristiwa penting dari penciptaan dunia hingga masanya.
  • Al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn al-Athir: Sebuah sejarah komprehensif yang fokus pada peristiwa global, bukan pada nasab individu tertentu.
  • Usd al-Ghabah fi Ma’rifat al-Sahabah karya Ibn al-Athir dan Al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah karya Ibn Hajar al-Asqalani: Keduanya mencatat biografi sahabat Nabi SAW, bukan tokoh dari abad ke-4 atau ke-5 Hijriyah seperti Ubaidillah.

Kesimpulan : Kitab-kitab ini tidak memiliki tujuan untuk menetapkan nasab seseorang atau keluarga tertentu.

*4. Kitab Nasab yang Kredibel Tidak Mencatat Klan Ba’alwi*

Kitab nasab yang ditulis oleh para ahli nasab pada masa itu, seperti karya Ibnu Hazm dan Ibnu Khaldun, tidak mencatat adanya klaim nasab klan Ba’alwi sebagai keturunan Ubaidillah bin Ahmad. Ini menjadi bukti tambahan bahwa klaim tersebut tidak diakui secara luas pada zamannya.

Kesimpulan : Kitab-kitab yang disebutkan klan Ba’alwi tidak dapat dijadikan referensi untuk mengisbat nasab mereka karena bukan kitab nasab yang diakui.

*5. Tidak Ada Metode Isbat dalam Kitab-Kitab Tersebut*

Kitab-kitab yang diklaim oleh klan Ba’alwi tidak menggunakan metode ilmiah atau standar keilmuan nasab untuk mengisbat keturunan seseorang. Dalam konteks nasab, isbat memerlukan:

  • Silsilah yang Konsisten : Daftar generasi yang tidak terputus dan didukung bukti tertulis.
  • Dokumentasi Kredibel : Referensi primer dari Saksi mata atau penulis sezaman.
  • Validasi Ahli Nasab : Dukungan dari ulama ahli nasab yang terpercaya.

Kitab-kitab seperti Al-Bidayah wa al-Nihayah dan lainnya tidak memenuhi kriteria ini dalam kaitannya dengan nasab klan Ba’alwi.

Kesimpulan : Kitab-kitab tersebut tidak menggunakan metode ilmiah untuk memaparkan nasab.

Kitab-kitab yang disebutkan oleh klan Ba’alwi tidak mengisbatkan nasab mereka sebagai keturunan dari Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir karena:

  1. Kitab-kitab tersebut bukan kitab nasab.
  2. Nama Ubaidillah bin Ahmad tidak disebutkan secara eksplisit.
  3. Tidak ada fokus atau metode dalam kitab-kitab ini untuk mengisbatkan nasab individu tertentu.
  4. Kitab-kitab nasab yang kredibel pada masa itu tidak mencatat klaim klan Ba’alwi.

Klaim klan Ba’alwi yang menyatakan bahwa kitab-kitab ini mendukung nasab mereka tidak berdasar dan harus ditolak berdasarkan kajian ilmiah.

 

Fakta sudah sangat ilmiah dan kuat bahwa Tidak ada kitab dari abad ke-4-5-6–7-8 Hijriyah yang secara eksplisit dan dapat disebutkan nama Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir sebagai tokoh yang terkait dengan Klaim nasab klan Ba’alwi. Klaim ini lebih banyak muncul di kitab-kitab yang ditulis jauh setelah abad ke-4 H, yang  tidak memiliki referensi langsung dari sumber-sumber primer.

 

*Kitab-Kitab Klaim Klan Ba’alwi*

Klaim nasab klan Ba’alwi, termasuk nama Ubaidillah bin Ahmad , sering Merujuk pada kitab-kitab seperti:

  1. *Al-Masyra’ al-Rawi* karya Ali al-Sakran (abad ke-9 H).
    • Kitab ini mencatat nasab klan Ba’alwi, tetapi ditulis lima abad setelah masa yang diklaim.
    • Ali al-Sakran sendiri tidak memberikan referensi sumber dari abad ke-4 H, menjadikan validitas klaim ini lemah.
  2. *Al-Ghurfa al-Saniyyah* karya Muhammad bin Ahmad al-Shatri (abad ke-14 H).
    • Kitab ini bahkan lebih modern, menyalin narasi-narasi dari kitab sebelumnya tanpa tambahan bukti sejarah.
  3. *Tarikh Hadramaut* oleh sejarawan lokal Hadramaut (abad ke-10 H ke atas).
    • Nama Ubaidillah disebutkan dalam konteks silsilah, tetapi tanpa referensi ke sumber-sumber primer dari abad ke-4.

*Kitab-Kitab yang Diklaim dari Abad ke-4 H*

Beberapa kitab dari abad ke-4 H yang sering disebutkan di berbagai media social milik  klan ba’alwi  dan mukibinnya, seperti *Tarikh al-Tabari , Al-Tabaqat al-Kubra* , atau *Al-Siyar al-Nabawiyah , tidak menyebutkan nama Ubaidillah* . Berikut alasannya:

  1. *Fokus Kitab Tidak Relevan*
    Kitab-kitab tersebut mencatat sejarah awal Islam, sahabat, tabi’in, dan peristiwa besar hingga abad ke-3 atau awal abad ke-4 H. Nama seperti Ubaidillah bin Ahmad yang diklaim hidup di akhir abad ke-4 H. menjadi tidak perhatian dalam konteks ini.
  2. *Tidak Ada Bukti Primer*
    Tidak ada bukti manuskrip atau referensi sejarah dari abad ke-4 H yang mendukung keberadaan Ubaidillah bin Ahmad sebagai tokoh sejarah yang tercatat pada masanya.

*Kesimpulan*

Nama Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir tidak ditemukan dalam kitab-kitab dari abad ke-4 H yang kredibel dan dapat berfungsi. Narasi tentang dirinya berasal dari kitab-kitab yang ditulis jauh lebih kemudian, seperti karya Ali al-Sakran (abad ke-9 H) dan Muhammad al-Shatri (abad ke-14 H), yang tidak memiliki referensi langsung ke sumber-sumber sejarah dari abad ke-4 H. Hal ini semakin memperkuat keraguan terhadap klaim klan Ba’alwi.

 

*Sanggahan terhadap Klaim Klan Ba’alwi tentang Penyebutan Nama Ubaidillah dalam Kitab Abad ke-5 hingga ke-8 Hijriyah*

Klaim bahwa kitab-kitab dari abad ke-5 hingga ke-8 Hijriyah menyebut nama Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir sebagai leluhur klan Ba’alwi perlu ditinjau ulang secara kritis. Berdasarkan kajian ilmiah terhadap kitab-kitab tersebut, tidak ada bukti autentik yang mendukung klaim tersebut. Sebagian besar kitab yang disebutkan justru tidak memiliki fokus pada nasab individu seperti Ubaidillah, melainkan pada sejarah Islam, sahabat, atau tokoh penting lainnya.

*Analisis Berdasarkan Kitab-Kitab yang Diklaim*

*Abad ke-5 Hijriyah (1100-1200 M)*

I. *Al-Bidayah wa al-Nihayah* (Imam Ibn Kathir)

    • Kitab ini adalah kronik sejarah universal yang berfokus pada peristiwa penting sejak penciptaan hingga abad ke-8 H.
    • Tidak ada catatan eksplisit tentang Ubaidillah bin Ahmad dalam kitab ini, apalagi sebagai leluhur klan Ba’alwi.

II. *Al-Kamil fi al-Tarikh* (Imam Ibn al-Athir)

      • Kitab ini merupakan ringkasan sejarah dari penciptaan dunia hingga tahun 628 H, lebih memprioritaskan peristiwa besar seperti invasi Mongol.
      • Nama Ubaidillah bin Ahmad tidak ditemukan.

III. *Usd al-Ghabah fi Ma’rifat al-Sahabah* (Imam Ibn al-Athir)

        • Fokus pada sahabat Nabi SAW dan keturunan mereka yang relevan dengan periode awal Islam.
        • Nama Ubaidillah bin Ahmad tidak relevan dan tidak tercatat dalam kitab ini.

IV. *Al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah* (Imam Ibn Hajar al-Asqalani)

          • Kitab ini juga khusus tentang sahabat Nabi SAW, bukan tentang tokoh yang hidup di abad ke-4 H seperti Ubaidillah.

V. *Tarikh al-Islam* (Imam al-Dhahabi)

            • Kitab ini mencakup sejarah Islam hingga abad ke-8 H dengan fokus pada biografi tokoh penting. Tidak ada penyebutan Ubaidillah bin Ahmad.

VI. *Abad ke-6 Hijriyah (1200-1300 M)*

  • *Al-Durrah al-Mudhiyyah* (Imam Ibn al-Abbar)

Kitab ini adalah kumpulan biografi tokoh Andalusia dan Maghribi, sehingga nama Ubaidillah dari Hadramaut tidak relevan.

  • *Al-Mu’jam al-Mukhtasar, Al-Tanqih, dan Al-Muntadham* (Imam Ibn al-Jazari)

Kitab-kitab ini lebih berfokus pada ilmu tajwid, sanad, dan tokoh-tokoh keilmuan terkait Al-Qur’an, bukan genealogi tokoh Hadramaut.

  • *Tarikh al-Madarij* (Imam al-Qurashi)

Kitab ini mencatat biografi ulama dan tokoh besar Islam, tetapi tidak menyebut nama Ubaidillah.

 

VII. *Abad ke-7 Hijriyah (1300-1400 M)*

  • *Al-Dawlah al-Makkiyyah, Shadharat al-Dhahab* (Imam Ibn al-Imad)

Berisi ringkasan sejarah dan tokoh keilmuan, tetapi tidak menyebutkan tokoh Ubaidillah bin Ahmad.

  • *Al-Kawakib al-Durriyyah dan Al-Jawhara al-Munazzamah* (Imam Ibn Hajj dan Ibn Hajar al-Asqalani)

Kitab ini berfokus pada biografi tokoh-tokoh Islam yang terkenal dalam keilmuan, bukan pada nasab Ubaidillah.

  • *Al-Manaqib al-Khassah* (Imam al-Sakhawi)

Kitab ini tidak mencatat nama Ubaidillah sebagai tokoh penting.

VIII. *Abad ke-8 Hijriyah (1400-1500 M)*

  • *Al-Siyar al-Nabawiyah, Tarikh al-Khulafa’, dan Al-Durrah al-Mudhiyyah* (Imam al-Sakhawi)

Berfokus pada sejarah Nabi Muhammad SAW, para khalifah, dan peristiwa besar Islam. Nama Ubaidillah bin Ahmad tidak ditemukan.

  • *Al-Kawakib al-Durriyyah* (Imam al-Suyuti)

Kitab ini berisi biografi tokoh yang diakui secara luas oleh komunitas Islam, tetapi nama Ubaidillah tidak tercatat.

*Kesimpulan*

  1. *Tidak Ada Bukti Primer*
    Tidak satu pun dari kitab yang disebutkan oleh klan Ba’alwi menyebutkan nama Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir secara eksplisit atau menyebutnya sebagai leluhur mereka.
  2. *Konteks Kitab Tidak Relevan*
    Sebagian besar kitab ini adalah kronik sejarah universal, biografi sahabat Nabi, atau ulama terkemuka. Nama Ubaidillah tidak relevan dalam konteks ini dan tidak ditemukan dalam daftar tokoh yang dibahas.
  3. *Klaim Tidak Berdasar*
    Klaim klan Ba’alwi bahwa kitab-kitab ini menyebutkan nama Ubaidillah tampaknya tidak didukung bukti konkret. Sebaliknya, klaim tersebut bersifat asumtif dan menggunakan kitab-kitab ini hanya sebagai legitimasi semu tanpa adanya penyebutan nama secara nyata.

 

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *