Diskursus nasab habi Ba’alwi di Indonesia telah berlangsung kurang lebih tujuhbelas bulan. Diskursus itu dipicu oleh tesis ilmiyah seorang ulama asal Banten, KH Imaduddin Utsman Al-Bantani, yang merupakan Ketua komisi Fatwa MUI Provinsi Banten dan anggota Lembaga Bahsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU). Ia juga terkenal sebagai ulama produktif yang mengarang duapuluh kitab berbahasa Arab. Dalam tesisnya itu ia menyatakan bahwa nasab para habib ini batal dan palsu karena tidak terverifikasi dalam kitab-kitab nasab muktabar ( kitab pegangan ahli nasab). tak ayal tesisnya itu menuai berbagai tanggapan antara yang setuju dan yang tidak setuju.
Kini, diskursus itu memiliki titik terang. Seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), DR. Sugeng Pondang Sugiharto, memberikan penjelasan melalui chanel youtube pribadinya bahwa para habib Ba’alwi itu memang mustahil sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
Menurut DR. Sugeng, keturunan Nabi Muhammad SAW jalur paternal (laki-laki) harus berhaplogroup J, karena Nabi Ibrahim AS berhaplogroup J. Sedangkan dari ratusan para habib Ba’Alwi yang telah melakukan tes DNA, hasilnya mayoritas mereka berhaplogroup G. Berarti mereka bukan hanya tidak terkonfirmasi sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mereka tidak termasuk keturunan Nabi Ibrahim AS.
“Ba’alwi itu, nasabnya ke Nabi Ibrahim itu tertolak, karena tidak bisa dikonfrontasi dan dikonfirmasi dengan keturunan Nabi Ishak. Kalau mereka mengaku sebagai keturunan Imam Ali, dengan sendirinya keturuna Nabi Ismail, maka haplotype mereka dari Nabi Ibrahim ke atas harus sama dengan para kohen…logikanya, bagaimana mereka keturunan Imam Ali, wong bani Ibrahim aja bukan..”, tegas Doktor Sugeng dalam sebuah konten di chanel youtube yang di uplod tanggal 1 Januari 2024 dengan judul “Nasab G-Y32612 itu ke Ibrahim saja hil yang Mustahal, bagaimana jadi Alawiyyin ??”.
Sebelumnya diketahui bahwa Ba’Alwi adalah sebuah klan yang menurunkan marga-marga para habib imigran Yaman yang masiv pindah ke Indonesia dari sekitar tahun 1850 sampai 1943. Diantara marga-marga yang termsuk keluarga Ba’alwi adalah Assegaf, Aidit, Babud, Bin Syihab, Bin Smit, Alatas, Bin Yahya, Bin Jindan, Maula Dawilah, Ba Faqih, Albar, Bin tahir dan sebagainya.