Sejumlah peristiwa persekusi dan anarkisme berbalut baju Islam yang terjadi selama ini bisa kita identifikasi pelakunya dari dahulu yaitu oleh kelompok itu-itu saja. Lalu kenapa itu bisa terjadi..?? Sebenarnya mereka ingin menguasai negri ini, dan lewat jalur kekerasan adalah ciri khas dari nenek moyang mereka yang di turunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Pola gerakannya sama persis dan sangat mirip sekali dengan para pendahulunya.
Mereka kaum yang selalu menjual agama untuk kepentingannya, doktrin untuk menarik simpati masyarakat dengan selalu mengatasnamakan ahlul bait. Taqiyah adalah metode untuk berkamuflase agar bisa merusak umat Islam dari dalam secara halus. Inti ajarannya adalah para pengikutnya dijadikan budak untuk mengabdi, patuh dan tunduk kepadannya.
Akidah mereka sebenarnya adalah Syi’ah, bisa kita buktikan dengan propaganda “Imam Besar” yang diframing sedemikian rupa agar umat Islam secara luas bisa menerimanya, selalu menjelekan para Ulama, memprovokasi masyarakat untuk melawan pemerintahanan yang sah. Namun sayang landasan ideologi mereka runtuh total di era ini, karena secara ilmu nasab, ilmu sejarah, dan ilmu genetika terbukti nasabnya tidak menyambung ke Nabi SAW.
Banyak ulama yang mengabadikan kejahatan Syi’ah terhadap Islam dan umat Islam. Di antara mereka adalah DR. Muhammad Abdah, dalam bukunya, Aya’idu at-Tarikhu Nafsahu, diterjemahkan ke Indonesia dengan judul Akankah Sejarah Terulang. Sedangkan Syaikh DR. Imad Ali Abdu As-Sami, membukukan dalam dua jilid buku. yaitu, “Khiyanats asy-Syi’ah wa Atsaruha fi Haza’im alUmmah al Islamiyah”.
Ibnu Katsir dalam buku sejarahnya, al-Bidayah wan Nihayah, mencatat kekejaman Syi’ah Qaramithah;
“Pada tahun 312 H bulan Muharram, Abu Thahir Al Husain bin Abu Sa’id Al Janabi menyerang para jemaah haji yang tengah dalam perjalanan pulang dari baitullah dan telah menunaikan kewajiban haji. Mereka merampok dan menghabisi mereka. Korban pun berjatuhan dengan jumlah yang sangat banyak –hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka juga menawan para wanita dan anak-anak mereka sekehendaknya dan merampas harta mereka yang mereka inginkan.
Pada tahun 317 H, orang-orang Syi’ah Qaramithah mencuri hajar aswad dari Baitullah. Qubbah Zamzam dihancurkan, pintu Ka’bah dicopot dan kiswahnya dilepaskan kemudian dirobek-robek. Mereka pun mengambil hajar aswad dan membawanya pergi ke negara mereka. Selama dua puluh dua tahun.” (Al Bidayah wa Al Nihayah, 11/149).”
Inilah sekelumit kejahatan Syi’ah terhadap umat Islam.
Akidah Syi’ah berbahan dasar doktrin Yahudi yang dengki dan iri kepada umat Islam, terutama pasca terusirnya Yahudi dari Madinah. Kemudian ditambah dengan kebencian dendam Persia Majusi terhadap umat Islam, khususnya muslimin Arab, yang telah memporak-porandakan imperium termegah Majusi, yaitu imperium Syi’ah.
Aroma dendam ini sangat terasa sekali. Misalnya, klaim mereka bahwa Kisra (mantan raja Persia) yang merobek-robek surat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan mati dalam keadaan kafir, adalah penduduk surga. Syi’ah meyakini, neraka diharamkan bagi Kisra.
Demikian juga, kebencian mereka kepada Umar bin Khattab yang menitahkan kepada mujahidin untuk menaklukkan imperium Persia Raya. Juga pengkultusan Syi’ah terhadap Abu Lu’luah, seorang pemeluk majusi yang menghabisi Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu. Bahkan menganggap Abu Lu’Luah sebagai baba syuja’ diin, bapak agama sejati.
Seorang ulama hadits yang bernama Abu Rabi’ mengisahkan, bahwa beliau memiliki seorang tetangga Rafidhah, namun tiba-tiba ia berubah. Abu Rabi’ tertarik menanyakan sebabnya. “Dulu anda mengklaim diri sebagai orang Rafidhah. Kenapa Anda berubah?. Tetangganya menjawab, “Sesugguhnya seluruh kaum zindiq telah melakukan perenungan yang mendalam tentang bagaimana menghancurkan Islam dan memerangi pemeluknya. Dan kami berkesimpulan, satu-satunya jalan ke sana hanya dengan masuk Syi’ah. Karena mereka adalah orang-orang bodoh.”
Ternyata salah satu sebab kekejian dan kekejaman oleh Syi’ah adalah ideology takfir yang ada dalam ajaran Syi’ah. Yang dimaksud dengan ideology takfir di sini, mereka mengkafirkan umat Islam selain orang Syi’ah. Bahkan dalam dogma Syi’ah, umat Islam selain Syi’ah adalah anak-anak lacur yang kekal di neraka
Mirza Muhammad Taqi, ulama Syi’ah, berkata, Selain orang Syi’ah akan masuk neraka selama-lamanya. Meskipun semua malaikat, semua nabi, semua syuhada dan semua shiddiq menolongnya, tetap tidak bisa keluar dari neraka.
Al-Kulaini menambahkan, “Bermaksiat kepada Ali adalah kufur, dan mempercayai orang lebih utama dan berhak dari beliau dalam imamah (kepemimpinan) adalah Syirik”
Muhaddits Syi’ah, Al-Majlisi, menukil ijma’ Syi’ah atas kekafiran umat Islam, “Kelompok Imamiyah bersepakat bahwa sungguh orang yang mengingkari imamah salah satu dari imam kami dan menolak kewajiban dari Allah untuk mentaatinya adalah kafir, pasti kekal dalam neraka”
Khumaini, berkata, “Dasar kenajisan mereka (umat Islam) adalah banyak diantaranya; riwayat-riwayat yang banyak yang menunjukkan kekafiran mereka”
Dari dogma takfiriy ekstrim ini, Syi’ah menghalalkan darah dan harta umat Islam. Yusuf al-Bahrani, pakar hadits Syi’ah kontemporer mengakui hal ini. Ia berkata, “Dan pendapat inilah yang benar, yang betul-betul sesuai dengan riwayat-riwayat yang banyak tentang kekafiran mukhalif (orang yang berbeda dengan Syi’ah), kekurang ajaran, dan kesyirikan mereka, serta kehalalan darah maupun harta mereka. Sebagaimana yang telah kami paparkan dalam beberapa riwayat sebelumnya.”
Ada sebab lain yang tidak kalah berpengaruhnya bagi kejiwaan orang Syi’ah. Yaitu anjuran para imam untuk menghabisi ahlu Sunnah, yaitu umat Islam selain Syi’ah.
Abu Abdillah, salah seorang imam Syi’ah, pernah mengatakan, “Ambillah harta para nashib (ahlu sunnah) dimanapun kalian mendapatinya, dan bayarkan kepada kami seperlima-nya.” (Jami’ul Ahadits Syi’ah, 8/532)
Sangat mungkin jika kesulitan mendapatkan harta umat Islam dengan jalan mencuri, tidak segan-segannya mereka merampok atau menghabisi muslimin tadi. Toh, dalam keyakinan mereka, darah umat Islam halal.
Hal ini juga dianjurkan dalam hadits Syi’ah yang diriwayatkan oleh Husain al-Bahrani, dalam kitabnya, alMahasin an-Nafsaniyah (hal. 166). Ia meriwayatkan dari salah seorang imam Syi’ah, bahwa imam itu berkata, “Sebenarnya kami para imam hendak memerintahkan kalian untuk menghabisi mereka (umat Islam). Namun kami mengkhawatirkan kalian, kami khawatir salah seorang dari kalian terb*nuh disebabkan memb*nuh mereka. Karena satu nyawa kalian, sungguh lebih berharga daripada seribu nyawa mereka.”
Jadi yang menghalangi mereka untuk tidak menghabisi umat Islam adalah kekhawatiran perlawanan dari umat Islam, sehingga ada korban dari pihak Syi’ah. Maknanya, jika tidak mengkhawatirkan hal itu, maka Syi’ah akan menghabisi umat Islam kapanpun dan dimana pun, apalagi dengan iming-imingan pahala dan rampasan harta yang halal.
Selain tiga alasan di atas, pertentangan akidah dan fikih juga menjadi sebab utama kebencian Syi’ah terhadap umat Islam. Umat Islam-lah yang menjadi penghalang utama praktek khurofat, kesyirikan dan perzinahan yang dihasung Syi’ah. Sebagaimana dipahami dalam buku-buku mereka, khurofat, kesyirikan, dan perzinahan merupakan komoditi utama ajaran Syi’ah.
Waallahu Alam
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi, DPP PWI Laskar Sabilillah