Saking jengkelnya, atau barangkali sudah enggak menemukan kata kata yang mewakili perasaan nya. Maka yang paling pas yaitu ndas mu atau endasmu.
Kalimat setengah makian yang akrab kita dengar di ucapkan orang semarang, atau orang Surabaya…. selain kata kata Dancuuuuuk.
Hahaha……
Sekarang memang kebalik balik. Orang Arab Yaman, orang emigran yang nenek moyangnya perusak Ka’bah, itu gak mau pakai surjan atau beskap, Pakai nya malah long dresssss.
Ck ck ck…..
Lha Hyo tho Mereka itu :
semula hanya jualan jam tangan,
jualan kaca mata,
jualan minyak nyong nyong atau misick….
Jualan tikar di Pasar Johar Semarang. Atau pasar klewer silo, pasar ampel surabaya.
Paling banter mereka itu jualan sarung ( langganan sarung bhs saya pak doel al atas ,anaknya, bernama Atack dan husein, temen sekelas di SMA,) sekarang…………
Setelah diketahui habib itu palsu test DNA nya malah menunjukan keturunan Yahudi pada ngaku Kiyai Pribumi .
Tetapi lucunya memakai atribut Pribumi pada gak mau…hahahaha…
Peci yang menjadi kekhasan nasional saja tak mau pakai. Juga; songkok dan batik ogah, maunya gamis ala jazirah atau long drest. Orang indonesia asli yang pesek-pesek, yang jadi antek Yaman pun ikut ikutan pakai longdres… Hahaha jadi kaya ondel ondel…
Mengaku Pribumi, tapi Anti tradisi adat pribumi; Misalnya tradisi satu syuro dan sedekah bumi.
Mengaku Pribumi, tetapi memerangi adat leluhur pribumi. Seperti; Acara tiga harian, tujuh harian atau empat puluh harian , sampai mendak seribu hari…..
Bahkan tahlil, manaqib dan berjanzi dikatakan bid’ah. Apalagi ziarah kubur,……
Lha ngaku Pribumi, tapi memusuhi keyakinan yang lain.
Di Jawa itu sebelum islam dan Kristen ada; sudah ada agama Hindu. Agama Budha dan aliran kepercayaan, kebhatinan pribumi ,dan Sunda Wiwitan serta Kaharingan.
Makanya jangan mengaku Pribumi kalau semua budaya, adat pribumi kamu sebut dengan istilah syirik dan musyrik. Ini menyakitkan hati dul…
Pernah gaji nggak..??? Atau kamu ikut aliran Baharisme yang a ak penjual bubur tapi ngaku lebih baik dari 70 Ulama NU (Jawa)???….
Surat untuk nasikhin kan me yliskan kata: “Nahnu nahkumu bi dhohir , wallah yahkumu bi syara’ir”
Kita itu hanya menghakimi sesuatu yang nampak mata saja. Sedangkan persoalan yang ghoib dan rahasia yang tak tampak itu jadi urusan Allah. Dan, Dia yang boleh memutus – kan hukumnya.
Ngaku Pribumi tapi menolak hargai budaya pribumi warisan para leluhur. Bahkan; mengkafirkan Dayak suku asli pribumi. Ngaku Pribumi tapi malu sama Nama pribumi yang diberikan oleh ortuanya sendiri……
Gendeng tenan,…
Rahayu sagung dumadi
Rahayu nir hingsambi kolo…
Allahuma ya karim…..
Penulis: Gus Nuril Arifin