Profil KH Achmad Chalwani Berjan
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi
Pada kongres Ke-13 Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, memilih KH Achmad Chalwani dan KH Ali Masykur Musa sebagai rais dan mudir ‘aali JATMAN periode 2024-2029. Setelah dimusyawarahkan dalam sidang Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) oleh 9 ulama, kemudian disahkan dalam Sidang Pleno Kongres JATMAN Ke-13.
Banyak di antara kita yang belum mengenal dekat dengan KH Achmad Chalwani, pada artikel kali ini akan membahas profilnya secara lengkap.
Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nawawi, Berjan, Gebang, Kabupaten Purworejo. Beliau juga merupakan mursyid dari Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.
KH Achmad Chalwani merupakan sosok pendakwah yang mengajarkan agama Islam ke berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, Macau, Hong Kong, dan Guangzhou. Ia juga pernah duduk sebagai anggota DPD mewakili Provinsi Jawa Tengah tahun 2004-2009.
KH Achmad Chalwani lahir pada 19 Desember 1954. Beliau merupakan putera ketiga dari pasangan KH Muhammad Nawawi dan Nyai Saodah. KH Achmad Chalwani dididik dan dibesarkan di dalam lingkungan pesantren. Ketika remaja, kemudian belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya.
Sejumlah pesantren yang pernah menjadi tempatnya menimba ilmu antara lain Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, dan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Lirboyo, Mojoroto, Kediri.
Beliau juga mengenyam pendidikan formal di SDN Gintungan, PGA Ma’arif Berjan, MTs Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo, Mojoroto, Kediri, MA Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo, Mojoroto, Kediri, STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta.
Sepeninggal KH Muhammad Nawawi pada tahun 1982, Pondok Pesantren An-Nawawi dilanjutkan oleh KH Achmad Chalwani. Pesantren semakin berkembang pesat dan banyak santri dari berbagai daerah datang untuk menuntut ilmu. Bahkan santri ada yang datang dari luar negeri, seperti Malaysia.
Profil KH Achmad Chalwani, KH Achmad Chalwani memimpin pesantren selaras dengan perkembangan zaman namun tidak meninggalkan ciri khas pesantren salafiyahnya. Beliau mengirim sejumlah da’i muda ke berbagai daerah terbelakang.
Peristiwa penting yang terjadi pada periode ini adalah diubahnya nama Pondok Pesantren Roudlotut Thullab menjadi Pondok Pesantren An-Nawawi pada 6 Januari 1996 atau 16 Syakban 1416 H.
Profil KH Achmad Chalwani, KH Achmad Chalwani mengintegrasikan pendidikan salafiyah serta pendidikan formal dengan mendirikan madrasah. Diawali dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs), kemudian diikuti dengan Madrasah Aliyah (MA), serta Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) An Nawawi. Kini terdapat sekitar 2.000 santri.
KH Achmad Chalwani menikah dengan Siti Sa’adah, puteri dari KH Ahmad Abdul Haq Dalhar yang merupakan pengasuh Ponpes Darussalam di Watucongol, Gunungpring, Muntilan, Magelang.
Profil KH Achmad Chalwani, KH Achmad Chalwani adalah seorang mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang memiliki ratusan ribu anggota. Santri tarekat yang dibimbingnya bukan hanya dari Purworejo, namun juga berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Bangka Belitung, Lampung, Palembang, Kalimantan, Riau, Dumai, Batam, dan Sumatera.
Ikhwan thariqah Achmad Chalwani juga tersebar hingga Johor Bahru Malaysia. Menjadi khadam thariqah adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah, juga sebagai usaha menjaga warisan ayahnya Muhammad Nawawi Shidiq yang menjadi pemrakarsa sekaligus pendiri Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah bersama KH Mandhur Temanggung, KH Muslih Mranggen, KH Masruhan Mranggen, dan mantan Bupati Grobogan Andi Patopoi pada Kongres Thariqah pertama di Asrama Pendidikan Islam (API) Tegalrejo Magelang, 10 Oktober 1957.
Demikian profil profil KH Achmad Chalwani, semoga bermanfaat.