Rizieq Shihab dan Ancaman Serius terhadap Persatuan Bangsa Indonesia

*Rizieq Shihab dan Ancaman Serius terhadap Persatuan Bangsa Indonesia*

Retorika provokatif Rizieq Shihab dan sikap penuh kedamaian KH Abbas Billy Yachsy menunjukkan kontras nyata antara pemecah belah dan penjaga persatuan bangsa.

Indonesia adalah negeri yang dibangun dari semangat kebersamaan dan toleransi. Dengan lebih dari 17.000 pulau, ratusan suku bangsa, dan berbagai agama serta kepercayaan, bangsa ini hanya bisa berdiri tegak jika seluruh warganya memelihara persatuan dan saling menghargai. Namun kini, nilai luhur itu diuji oleh tokoh-tokoh yang menyebar provokasi dan kebencian, seperti yang dilakukan Rizieq Shihab.

 

*Ajakan Perang terhadap Sesama Anak Bangsa*

Dalam salah satu ceramahnya yang tersebar luas, Rizieq Shihab secara terbuka menyerukan “perang” terhadap kelompok sesama anak bangsa. Pernyataan ini bukan sekadar salah kaprah dalam berucap, tetapi sudah masuk dalam kategori hasutan yang berpotensi memecah belah bangsa. Apa jadinya jika rakyat mulai saling mencurigai dan membenci hanya karena berbeda pilihan atau pandangan?

 

*Kontras dengan Sikap Bijak KH Abbas Billy Yachsy*

Namun, di tengah retorika penuh amarah itu, muncullah suara sejuk dari KH Abbas Billy Yachsy, Ketua Umum Perjuangan Walisongo Indonesia. Beliau secara tegas menghimbau seluruh laskar, simpatisan, dan masyarakat luas agar menahan diri, tidak terprovokasi, serta menjaga ketertiban dan persatuan bangsa.

Sikap ini adalah contoh nyata bagaimana seorang tokoh Islam bisa berpikir dewasa, bertindak negarawan, dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas ego pribadi atau kelompok. KH Abbas tidak membalas hasutan dengan kemarahan, melainkan dengan panggilan untuk damai dan menjaga persaudaraan sesama anak negeri.

 

*Rizieq Shihab: Tidak Gentle, Lari dari Tanggung Jawab*

Sudah bukan rahasia, Rizieq Shihab berulang kali menyulut emosi massa. Namun ketika konsekuensi hukum datang, ia justru melarikan diri ke luar negeri. Para pengikutnya yang fanatik harus menanggung dampaknya, sementara ia sendiri menikmati perlindungan di luar negeri.

Sikap ini jauh dari karakter seorang pemimpin sejati. Pemimpin sejati tidak meninggalkan umatnya dalam kesulitan. Sebaliknya, ia berdiri paling depan dalam mengambil tanggung jawab. Rizieq telah gagal dalam hal ini.

 

*Narasi Kebencian Mengancam Masa Depan*

Narasi permusuhan seperti yang disampaikan oleh Rizieq Shihab bukan hanya merusak suasana sosial, tapi juga menciptakan generasi muda yang mudah diprovokasi, anti toleransi, dan jauh dari nilai-nilai luhur agama dan kebangsaan.

Berbeda dengan Rizieq, KH Abbas Billy Yachsy justru berperan sebagai penyejuk, perekat, dan penjaga warisan luhur Walisongo—para ulama yang dulu menyebarkan Islam dengan pendekatan damai, bukan dengan amarah dan kekerasan.

 

*Saatnya Bersikap Tegas*

Indonesia tidak boleh diam. Kita harus berani mengatakan bahwa bukan semua yang mengatasnamakan agama adalah penjaga moral bangsa. Ada yang justru merusak dari dalam. Kita harus tegas menolak provokasi dan menghormati tokoh-tokoh yang menjunjung nilai-nilai kebangsaan, seperti KH Abbas Billy Yachsy.

 

Mari jaga Indonesia, mari dukung tokoh-tokoh damai. Bangsa ini terlalu berharga untuk dikorbankan demi ego dan kepentingan pribadi yang dibungkus dengan simbol agama.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *