Sanggahan Ilmiah atas Glorifikasi Kabeb Rizieq Shihab dan Klan Ba’alwi

*Sanggahan Ilmiah atas Glorifikasi Kabeb Rizieq Shihab dan Klan Ba’alwi*

Tulisan berjudul : *“*MEMBONGKAR! “SISI GELAP” HABIB RIZIEQ.*”* yang banyak tersebar di grup Whatsapp maupun terposting di banyak media sosial sejatinya bukanlah pembongkaran, melainkan glorifikasi sepihak terhadap individu dan klan tertentu, yaitu Klan Ba’alwi, dengan menutup-nutupi sejarah otentik dan memainkan narasi emosional berbasis kultus individu. Untuk menjawabnya, mari kita bedah dengan pendekatan sejarah, sosiologi, dan klarifikasi data faktual.
________________________________________
*1. Klaim Palsu tentang Ayah Habib Rizieq*
Disebutkan bahwa ayah Habib Rizieq, almarhum Husein Shihab, adalah pejuang kemerdekaan yang disiksa Belanda, bahkan hendak dieksekusi mati. Namun tidak ada satupun dokumen sejarah negara, arsip nasional, maupun literatur akademik yang mencatat nama Husein Shihab dalam deretan pejuang nasional, apalagi tokoh penting perjuangan kemerdekaan.
Justru sebaliknya, klaim foto ayah Rizieq Shihab bersama Soekarno dan Jenderal Soedirman telah dinyatakan sebagai HOAKS oleh tim verifikasi fakta dari ANTARA/JACX (16 Agustus 2022). Pria di foto itu adalah Duta Besar India untuk Indonesia, Mohammad Yunus Khan, bukan Husein Shihab. Foto diambil pada 17 Agustus 1948 di Magelang saat kunjungan diplomatik India ke Indonesia.
Ini adalah bentuk distorsi sejarah yang secara sistematis dilakukan untuk menaikkan pamor individu atau keluarga dengan cara yang menyesatkan dan tidak akademis.
________________________________________
*2. Asal-Usul Istri Habib Rizieq dari Klan Utsman bin Yahya: Anteknya Belanda*
Hal lain yang perlu dikritisi adalah justru istri almarhum Husein Shihab (ibu Habib Rizieq) adalah bagian dari keturunan Utsman bin Yahya, seorang tokoh Ba’alwi yang bersekutu dengan Belanda di era kolonial. Utsman bin Yahya menjabat sebagai Mufti Batavia yang menghalalkan kolaborasi politik dengan penjajah, bahkan mengutuk para pejuang kemerdekaan sebagai bughat (pemberontak).
Sejarah mencatat, Utsman bin Yahya adalah ulama yang menulis surat pembelaan terhadap kebijakan kolonial, dan menjadi perpanjangan tangan kebijakan Pemerintah Hindia Belanda terhadap umat Islam.
Maka sangat kontradiktif bila ada upaya membangun citra heroik terhadap Habib Rizieq dan keluarganya, sementara akar sejarah leluhurnya justru terkait langsung dengan kolonialisme dan pengkhianatan terhadap perjuangan bangsa.
________________________________________
*3. Mengklaim Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan: Tidak Unik dan Tidak Otentik*
Beberapa klaim seperti membantu korban tsunami Aceh, program bedah kampung, penghijauan di Gunung Pangrango, dan penanggulangan maksiat, bukanlah kekhususan satu ormas atau pribadi. Banyak lembaga kemanusiaan lain dari kalangan NU, Muhammadiyah, PMI, LSM lokal dan internasional yang telah lebih dahulu dan konsisten menjalankan misi kemanusiaan tanpa membawa embel-embel keturunan Nabi atau propaganda klan tertentu.
Kegiatan sosial kemanusiaan adalah kontribusi kolektif bangsa, bukan bahan kampanye eksklusif untuk mendongkrak martabat sebuah klan.
________________________________________
*4. Manipulasi Keagungan Nasab untuk Legitimasi Politik dan Sosial*
Narasi glorifikasi seperti ini lazim digunakan oleh kelompok Ba’alwi untuk menyihir publik bahwa mereka istimewa karena keturunan Nabi. Namun kajian ilmiah dari KH Imaduddin Utsman al Bantani serta para ahli genetik seperti Dr. Sugeng Sugiarto, Dr. Michael Hammer, dan Prof. Dr. Manachem Ali (ahli filologi) telah membuktikan bahwa nasab Ba’alwi, termasuk yang diklaim oleh Rizieq Shihab, tidak valid secara sejarah, filologi, maupun genetik.
Secara DNA haplogroup, keturunan Nabi Muhammad SAW berada di haplogroup J1. Sementara hasil tes DNA sejumlah keturunan Ba’alwi menunjukkan mereka berada di haplogroup G, membatalkan klaim biologis bahwa mereka keturunan Rasulullah SAW.
Maka glorifikasi seperti dalam tulisan tersebut bukan hanya tidak berdasar, tetapi juga menyesatkan umat dan membajak simbol Nabi untuk kepentingan politik personal.
________________________________________
*5. Mengaburkan Peran Ulama Asli Nusantara*
Tulisan semacam ini juga dengan sengaja mengaburkan kontribusi ulama-ulama pribumi yang jauh lebih besar, seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, KH Zainul Arifin, KH Ahmad Dahlan, KH Ahmad Sanusi, dan para pahlawan nasional lainnya yang tanpa embel-embel “habib” telah memperjuangkan Indonesia dari kolonialisme dan penjajahan.
Publik harus diberi edukasi bahwa perjuangan bangsa ini bukan hasil satu klan tertentu, melainkan perjuangan kolektif umat Islam Indonesia, terutama para ulama nusantara dari berbagai pesantren dan tarekat.
________________________________________
*Fakta:*
Glorifikasi tokoh Habib Rizieq Shihab dan keluarganya dalam tulisan tersebut (*“*MEMBONGKAR! “SISI GELAP” HABIB RIZIEQ.*”* ) adalah bagian dari narasi manipulatif khas klan Ba’alwi, yang telah berulang kali melakukan rekayasa sejarah dan klaim palsu terhadap keturunan Nabi sebagai alat hegemonik sosial-politik.
Melalui pendekatan ilmiah, kita harus menyuarakan kebenaran sejarah yang objektif, serta mendorong masyarakat untuk berpikir dengan akal, nalar, dan nurani, agar tidak terus-menerus tertipu oleh doktrin turunan istimewa yang tak berdasar.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *