SANGGAHAN ILMIAH TERHADAP PERNYATAAN GUS AHMAD FAHRURROZI: Antara Gus Fuad Plered, Habib Idrus al-Jufri, dan Bahaya Kultus Klan Ba’alwi

*SANGGAHAN ILMIAH TERHADAP PERNYATAAN GUS AHMAD FAHRURROZI: Antara Gus Fuad Plered, Habib Idrus al-Jufri, dan Bahaya Kultus Klan Ba’alwi*

 

Pernyataan Gus Ahmad Fahrurrozi dalam BeritaSatu.com, yang meminta semua pihak agar tidak saling menyerang terkait kritik Gus Fuad Plered terhadap Habib Idrus al-Jufri, memang terdengar damai. Namun, pernyataan tersebut justru terkesan mereduksi substansi ilmiah dan teologis yang sedang diangkat. Seruan damai tanpa menyentuh akar permasalahan berpotensi menjadi alat untuk menutup-nutupi kebenaran.

 

1. Tafsir Teologis, Bukan Ujaran Kebencian

Gus Fuad secara eksplisit menjelaskan bahwa penyebutan “monyet” terhadap Idrus al-Jufri bukanlah hinaan personal, melainkan rujukan simbolik dari Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 65, yang menyebutkan kaum pelanggar perjanjian Allah sebagai “kera yang hina.” Ini adalah bentuk simbolisasi kehinaan spiritual akibat penyimpangan akidah dan pengkhianatan terhadap kebenaran.

 

2. Korelasi Genetik dan Asal-usul Klan Ba’alwi

Menurut kajian yang dirujuk para ilmuwan ahli genetika seperti Dr. Michael Hammer dan Dr. Sugeng Sugiarto, ada indikasi kuat bahwa Klan Ba’alwi bukan berasal dari jalur Nabi Muhammad SAW atau Nabi Ibrahim AS, melainkan dari jalur Yahudi Ashkenazi. Hal ini diperkuat oleh penelitian genetika lain seperti:

Dr. Eran Elhaik (Johns Hopkins University)

Tim Nature Communications (2014)

Prof. Harry Ostrer (NYU)

Mereka menyimpulkan bahwa Yahudi Ashkenazi berasal dari konversi massal dan kawin campur, bukan dari trah kenabian murni.

KH Ja’far Shodiq dari Madura juga menunjukkan bahwa Ubaidillah—tokoh sentral dalam nasab Ba’alwi—bukan putra Ahmad bin Isa al-Muhajir, melainkan berasal dari cabang Fatimiyah yang menyimpang dan bersentuhan dengan identitas Yahudi.

 

3. Relevansi Simbol “Kera” Jika Nasab Tidak Sah

Jika Idrus bin Salim al-Jufri memang berasal dari Klan Ba’alwi yang tidak memiliki nasab ke Nabi Muhammad SAW, maka penyebutan “monyet” oleh Gus Fuad merupakan pernyataan teologis berdasarkan Al-Qur’an, bukan ujaran kebencian. Ia menggambarkan degradasi spiritual akibat pemalsuan nasab dan manipulasi akidah.

 

4. Kewajiban Membuktikan Ada pada Klan Ba’alwi

Kritik seperti yang disampaikan Gus Fuad sah secara ilmiah dan agama. Jika Klan Ba’alwi menolak, maka mereka wajib membuktikan bahwa:

Nasab mereka valid secara historis,

Dokumen nasab autentik dan tersambung,

Tes Y-DNA menunjukkan haplogroup J1, bukan G seperti yang ditemukan pada mayoritas klaim Ba’alwi.

Tanpa itu, maka publik berhak mempertanyakan klaim mereka.

 

5. Musyawarah Tak Bermakna Tanpa Kejujuran

Ajakan Gus Fahrur untuk bermusyawarah akan hampa jika tidak dilandasi dengan kejujuran ilmiah. Musyawarah yang menutup-nutupi kebohongan sejarah hanya akan memperpanjang kesesatan umat.

*KEMANA TULISANMU, WAHAI DR. FAHRURROZI?*

Adalah ironi ketika Dr. Ahmad Fahrurrozi dengan begitu aktif mengkritik KH Imaduddin Utsman al Bantani yang menyuarakan fakta sejarah dan genetika tentang pemalsuan nasab, namun justru diam seribu bahasa saat ajaran-ajaran khurofat dan sesat muncul dari lisan para habib Ba’alwi.

 

*Pertanyaan untukmu, Dr. Fahrurrozi:*

Di mana engkau ketika Habib Rizieq Shihab menyerukan perang saudara dan menghina Gus Dur dengan sebutan “buta mata, buta hati”?

Kenapa engkau bungkam saat KH Ma’ruf Amin dihina oleh seorang habib dengan makian keji?

Mengapa engkau tidak menulis tentang ajaran-ajaran sesat berikut ini yang beredar luas dan dikultuskan oleh sebagian umat?

*Contoh Ajaran Sesat dari Klan Ba’alwi:*

Habib bisa memadamkan api neraka (Ali Jindan)

Malaikat maut bisa diusir dari kubur habib (Bahar Smith)

Habib bisa mi’raj 70 kali dalam semalam (Reyhan al-Qadri)

Surat sakti habib bisa loloskan dari hisab (Ali Jindan)

Malaikat libur mencatat dosa saat habib lahir (Hasan Muhdor)

Cinta habib bisa bebas dari siksa (Ali Jindan)

Habib bisa turunkan hujan susu (Idrus Alaydrus)

Allah minta izin ke qutub habib sebelum turunkan azab (Muthohar)

Mengklaim tokoh bangsa seperti Imam Bonjol, Diponegoro, Pattimura sebagai habib Ba’alwi

Mengklaim bendera merah putih rancangan habib

Menganggap habib tetap suci meski bermaksiat

Siapa pun yang tidak percaya habib dianggap kafir

Dan masih banyak lainnya. Bukti? Rekaman ceramah mereka tersedia.

 

Mengapa semua itu tidak mendapat perhatianmu, wahai Dr. Fahrurrozi?

Apakah engkau hanya berani ketika lawanmu adalah orang-orang yang membongkar klaim palsu para habib? Apakah integritas ilmiah dan akidahmu selektif, tergantung siapa yang sedang engkau hadapi?

*PENUTUP*

 

Gus Fuad Plered berbicara atas dasar tafsir Al-Qur’an, sejarah, dan genetika. Ia tidak menyebar kebencian, tetapi menyuarakan kebenaran yang selama ini disembunyikan. Justru engkau, Dr. Fahrurrozi, yang perlu merenung: apakah engkau masih berdiri di atas amar ma’ruf nahi munkar, atau sudah terjebak dalam politik keumatan yang semu?

 

Umat berhak tahu siapa yang benar-benar keturunan Nabi dan siapa yang sekadar mengaku-ngaku.

 

“Dan janganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS Al-Ma’idah: 8)





Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *