SEGMENTASI DAN PREDIKSI POLEMIK NASAB (JADILAH DIRI SENDIRI, JANGAN MEREBUT SEJARAH ORANG LAIN)

“Kita tidak bisa menghindari takdir yang Allah berikan, tetapi kita bisa memilih bagaimana cara menghadapinya !” (Asma Nadia)

Sejarah adalah pahatan peristiwa tentang kisah orang besar. Sejarah sejatinya simponi kehidupan bagi para pemenang. Dan sejarah menjadi vonis untuk para pecundang.

Kadang sejarah adalah gemerlap dari kilau para tokoh yang masyhur di dalamnya. Dan menjadi bayangan bagi para pejuang hebat yang terlupakan darinya. Semuanya sama berharganya sepanjang di pihak KEBENARAN.

Demikian juga, antara yang masyhur dan terlupakan, akan menjadi sesama sampah, bila berdiri di sisi KEBATILAN.

Sejatinya tidak begitu penting terlalu menggali sejarah, apabila hanya menjadi kisah hampa. Yang lebih penting ketika mampu menjadi warisan berharga untuk kebaikan masa depan.

Dalam tulisan kali ini, penulis akan mengulas tentang SEGMENTASI dan PREDIKSI.

SEGMENTASI baik dari pihak PROTAGONIS yaitu para pejuang Nusantara. Dan sekaligus dari mereka para ANTAGONIS di pihak yang berseberangan.

Sedangkan PREDIKSI yang dimaksud adalah tahapan yang akan terjadi berdasarkan akal logis. Dan semoga tidak ada gelombang TSUNAMI di luar kewajaran.

Bersiaplah, Nusantara sedang bangkit wahai para perampok sejarah !

Dan hati-hatilah wahai pemalsu Nasab Nabi, karena Allah dan Rosul-Nya pasti tidak akan berdiam diri !!

SEGMENTASI

Di pihak PROTAGONIS, dapat dibagi menjadi :

1. Grade A. Mereka yang berjuang di garis depan. Teruji keberaniannya, pengorbanannya, keikhlasannya dan kapasitas keilmuannya. Mereka sebagian besar adalah para pelopor pejuang di awal. Dan sebagian lagi, adalah tokoh yang terakhir bergabung namun kegigihannya layak menjadi panutan.

2.Grade B. Mereka yang berjuang di garis depan dan menjadi pelapis dari tokoh Grade A. Serta seringkali tampil di saat yang krusial. Tanpa tokoh-tokoh ini, sejatinya Tokoh Grade A seperti Garuda tanpa sayap.

3. Grade C. Mereka yang mendukung dan bersimpati, dan siap berkorban sambil menunggu momentum yang tepat.

4. Grade D. Mereka yang mendukung, namun sekaligus mencari peluang di balik misi besar ini. Baik demi kepentingan politik, ekonomi atau eksistensi pribadinya semata.

5. Grade E. Mereka yang berada di barisan Pejuang. Tapi seringkali malah kontraproduktif dan melemahkan garis perjuangan. Kadang mereka suka sekali menyerang sesama Pejuang dengan motif yang beragam. Entah krisis eksistensi, ingin ‘pansos’ dan ketenaran, atau malah sekedar ikut-ikutan tapi bingung mau berbuat apa. Di level ini, sangat rentan untuk menjadi golongan pengkhianat !!!

Sementara di PIHAK ANTAGONIS :

1. Grade A. Jelas mereka di garis depan dari para pelaku Glorifikasi Klaim Sesat dari Nasab Nabi dan pelaku pembegalan sejarah Nusantara. Mereka adalah para pembuat skenario dan narasi jahat yang sering tampil di Media Sosial.

3. Grade B. Mereka dari golongan keluarga yang sama dari Grade A, tetapi menempuh jalan moderat, tidak membuka ruang polemik. Istilahnya main aman, tapi di forum-forum tertutup tetap gerilya dengan narasi sesatnya.

4. Grade C. Mereka diluar golongan keluarga dari A dan B. Alias pribumi Nusantara yang dengan berbagai motif dan kepentingan, sibuk membela kejahatan majikannya. Entah mereka bermotif politik, motif ekonomis, atau sekedar pertemanan dan karena kadung terikat hubungan guru dan murid.

5. Grade D. Mereka cheerleaders, atau penggembira bagi Grade C. Motifnya solidaritas. Rata-rata minim literasi dan keilmuan. Alias modal dengkul.

6. Grade E. Adalah Kaum Awam yang masih bersimpati karena sekedar kedekatan dengan semua Grade diatas. Namun mereka masih memiliki nalar logikanya. Dan golongan inilah yang sangat mungkin cepat sadar dan berpindah haluan !!!

PREDIKSI TAHAPAN

Semoga tidak ada ‘Gelombang Tsunami’, atau faktor diluar kewajaran. Misal terjadi gejolak masif dalam level nasional atau internasional. Maka beginilah tahapan prediksinya :

1. NARASI PROTAGONIS tidak akan pernah dapat disanggah oleh ANTAGONIS. Yang bisa dilakukan hanya sekedar MEMPERPANJANG NAFAS saja agar tidak cepat ‘RUNGKAD’.

2. Kaum ANTAGONIS, semakin massif melakukan pembodohan umat. Bernarasi sesat tanpa mau melangkah ke pembuktian ilmiah. Mereka juga mencoba mencari simpati dengan narasi manis ataupun gerakan populis, sebagai topeng untuk sembunyikan rasisme dan arogansinya. WASPADALAH !

3. Kaum PROTAGONIS semakin tidak terbendung. Karena sejatinya, “Peradaban dibangun dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan, barang siapa melawan keduanya maka akan menjadi sampah peradaban !”

Narasi logika dan kajian ilmiah yang dilakukan akan menyebar-luas, baik ke massa mengambang, melalui media sosial, forum-forum di kampus, dan menjadi perhatian intelektual baik keagamaan, budaya maupun pelaku kenegaraan.

4. Kaum ANTAGONIS semakin serba salah. Mau melakukan perlawanan dengan CARA ILMIAH jelas mereka miskin pembuktian. Sementara mau melawan dengan CARA KASAR juga sangat riskan. Karena sadar mereka masih minoritas dan sedang melawan KEBHINNEKAAN (melawan semua suku dan ras yang sepakat dengan KESETARAAN). Dan bila memilih diam, maka bola salju kebenaran semakin membesar.

5. Pada level ini, NEGARA niscaya akan hadir. Manakala sudah pada level VOX POPULI VOX DEI. Suara Rakyat adalah Suara Tuhan. Masifnya kesadaran masyarakat lintas SARA akan membawa pergerakan, baik para pelaku politik yang oportunis, apalagi para tokoh yang negarawan. Untuk membuat kebijakan berlandaskan kebenaran.

6. Ketika negara hadir, maka KAUM ANTAGONIS mulai terpecah dengan cepat. Sebagian mencari selamat dan ingin hidup damai. Mereka ‘menyerah’ dan ingin berintegrasi. Dan sebagian masih keras-kepala terutama bagi mereka yang berkepentingan dengan bisnis KAPITALISASI NASAB.

7. Pada akhirnya, SEMUA AKAN LURUS pada waktunya. Manakala Negara hadir dengan dukungan mayoritas masyarakat yang waras logikanya dengan berbasis Kajian Ilmiah. ‘LURUS’ yang dimaksud adalah ketika segala kaidah pernasaban diterapkan dengan baik dan benar. Bahwa mereka yang mengaku cucu Nabi harus :

a) Memiliki catatan atau kesaksian Nasab yang diakui internal keluarga besarnya.

b) Catatan nasab tersebut dapat di-isbat oleh Naqobah Pencatat Nasab sesuai asal negeri leluhurnya. Misal dalam kasus ini yaitu Klan HABAIB BA’ALWI, harus diakui dari Naqobah Yaman dan Iraq.

c) Lolos Uji Tes DNA sesuai hasil pemetaan keluarga besar DZURRIYAH NABI di TIMUR-TENGAH. Yaitu dari mereka yang masyhur terbukti kuat sesuai Kitab Nasab dan kajian sejarah secara berkesinambungan. Artinya, jelas beda dengan nasab Ba’alwi yang hampa dari pencatatan 550 tahun serta makam leluhurnya yang ditemukan belakangan pakai MIMPI.

Harapan penulis, semoga semua prediksi diatas dapat dipercepat tahapannya. Sedangkan hal-hal yang bisa lebih mempercepat, menunda atau malah membuyarkannya adalah :

1. Dipercepat, ketika negara lebih cepat hadir untuk meluruskannya.

2. Ditunda, ketika terjadi huru-hara, atau revolusi yang mengancam stabilitas bangsa dan negara. Baik itu skala Nasional atau Internasional.

3. Buyar dari segala prediksi, manakala NKRI BUBAR, atau terjadi PERANG NUKLIR. Walaupun untuk poin ini relatif sangat kecil kemungkinannya.

KETAULADANAN SEORANG PEJUANG

Sebelum diakhiri, penulis mencoba mengangkat KETAULADANAN seorang UNTUNG SUROPATI. Walau dia dilahirkan konon dari garis nasab yang tidak jelas, bahkan sempat menjadi budak VOC. Namun segala latar-belakang tersebut tidak menghalanginya untuk berbuat yang benar dan besar. Untung Suropati tidak perlu mengglorifikasi nasab leluhurnya, karena dia menciptakan sejarahnya sendiri. Sesungguhnya, hanya manusia sampah yang membanggakan leluhurnya tanpa diiringi prestasi di masa kini. Dari seorang budak kecil yang diasuh Kompeni, dan karena membawa keberuntungan hingga dinamai Untung. Lalu karena kualitas pribadinya hingga dicintai SUZANNE (putri VAN MOOR majikannya). Walaupun cintanya kandas dan dimasukkan penjara. Untung tidak menyerah. Dia berguru dan belajar selama di penjara. Sejarah mencatat, Untung berhasil kabur. Dan luar biasanya dialah orang pertama yang berhasil kabur dari penjara Batavia yang sangat ketat.

Hingga akhirnya dengan berbagai gejolak dan dinamika yang penuh kisah heroik. Nasib membawanya memperoleh pangkat anugerah sebagai ADIPATI PASURUAN (Mataram Islam Timur atau Brangwetan), bergelar TUMENGGUNG WIRONEGORO. Di akhir hidupnya Untung wafat sebagai PAHLAWAN BANGSA yang gugur dalam perang frontal melawan Penjajah Belanda. Beliau meninggal di usia relatif muda, sekitar 46 tahun, dengan menorehkan amat banyak kerugian bagi Belanda. Baik kehancuran pasukan maupun nyaris kebangkrutan akibat perlawanannya yang frontal, bergelombang dan sporadis.

Selengkapnya bisa dibaca dalam BABAD SUROPATI.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Untung_Suropati)

“Berjuanglah Dengan Penuh Kegembiraan, Andaikan Gagal, Kau Masih Memiliki Kegembiraan Itu !” (Sang Guru Bangsa, Gus Dur)

Kesimpulannya, tidak penting siapa leluhurmu, siapa keluargamu, dan apapun kondisi serta latar-belakangmu. Yang jauh lebih penting adalah apa yang bisa kau lakukan, manfaat apa yang bisa kau berikan dan ciptakanlah sejarahmu sendiri !!!

 

Wassalamu’alaikum wr.wb, Salam Sejahtera dan Rahayu Nusantaraku !

 

Brangwetan, Malam Ramadhan 02042024

(KRAT. FAQIH WIRAHADININGRAT)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *