Silsilah Syekh Jumadil Kubro & Perjalanan Dakwah
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi
Walisongo yang berasal dari berbagai wilayah di Jawa, seperti Gresik, Surabaya, Demak, Cirebon, dan sekitarnya. Namun siapa yang menyangkan jika dilihat dari silsilah Walisongo, mereka semua ternyata merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.
Syekh Jumadil Kubro juga diyakini sebagai bapak para Walisongo karena beberapa Walisongo seperti Sunan Ampel dan Sunan Giri merupakan cucunya.
Syekh Jumadil Kubro memperoleh ilmu agama dari ayahnya dan belajar ke berbagai negara, seperti Makkah, Madinah, dan India. Sebelum melakukan dakwah, Syekh Jumadil Kubro pernah menjadi Gubernur Deccan, India.
Syekh Jumadil Kubro pernah melakukan perjalanan dakwah di Samarqand (Uzbekistan), Maghribi (Maroko), maupun Kelantan (Malaysia). Selanjutnya, Syekh Jumadil Kubro tiba di Nusantara pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit dan menyebarkan agama Islam sampai Sulawesi Selatan.
Dalam mengembangkan dakwah pertamanya di kalangan Kerajaan Majapahit, Syekh Jumadil Kubro berdakwah dengan berdagang dari lingkungan satu ke lingkungan yang lain secara sembunyi-sembunyi, karena dakwah secara terang-terangan belum bisa dilakukannya, karena hal tersebut akan mengundang kemurkaan Kerajaan.
Penulis produktif Janah dan Ayundasari dalam buku yang berjudul “Islam dalam Hegemoni Majapahit: Interaksi Majapahit dengan Islam Abad Ke-13 sampai 15 Masehi” menyebutkan bahwa Syekh Jumadil Kubro adalah buyut sekaligus pembimbing dari sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Syekh Jumadil Kubro adalah salah satu wali yang menyebarkan agama Islam di Nusantara. Beliau dikenal sebagai leluhur dari para wali di Nusantara. Nama lain dari Syekh Jumadil Kubro adalah Makhdum Jumadil Kubro.
Berdasarkan catatan Naqobah Ansab, Syekh Jumadil Kubro lahir di Pakistan, sementara datuknya berasal dari Uzbekistan. Beliau adalah putra dari Makhdum Mahmudinil Kubro. leluhurnya berasal dari Makkah-Madinah yang kemudian pindah ke Irak serta Iran.
Namanya tercatat di sejumlah Naqobah Internasional. Naqobah Irak, Mesir, dan India (Pakistan) secara resmi mencatat nasab beliau.
Pergerakan migrasi leluhur Syekh Jumadil Kubro ini, tercatat dalam sejumlah manuskrip dan data Naqobah Ansab. Tak hanya bersumber dari manuskrip dan data Naqobah, dari penelitian DNA yang diambil dari sampel dzuriyah pun, peta migrasi genetik menunjukan jalur yang sinkron.
Dari data peta migrasi genetik (lihat gambar), secara ilmiah terbukti jika leluhur Syekh Jumadil Kubro berasal dari Hijaz (Makkah-Madinah), lalu bergerak menuju Irak-Iran, bergerak menuju ke Uzbekistan (Asia Tengah), bergerak menuju ke India (Pakistan), lantas kemudian hijrah menuju Nusantara.
Adapun silsilah Syekh Jumadil Kubro sampai Rasulullah SAW adalah.
Syekh Jumadil Kubro bin Zainal Husain bin Nashruddin bin Ajall Syamsuddin Umar Al Bukhori bin Kamaluddin bin Syamsuddin Umar Al Bukhori bin Imamuddin bin Qosim bin Muhammad Sya’ban bin Ahmad Balaqi bin Muhammad Al Husain Al Kholwati bin Muhammad Al Hakim bin Ali Al Akbar bin Muhammad Al Askari Al Ba’aj bin Ali An Naqi bin Muhammad At Taqi bin Ali Ar Ridho bin Musa Al Kadzim bin Ja’far As Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Sayyidina Husain Asy Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Rasulullah Saw.
Berikut biografi singkat para leluhur Syekh Jumadil Kubro yang semula berasal dari Hijaz, lalu pindah ke Irak-Iran, kemudian hijrah ke Bukhoro (Uzbekistan), untuk selanjutnya berpindah ke India (Pakistan), dan terakhir ke Tanah Nusantara.
- Husain Jalaluddin Al Bukhori
Husain Jalaluddin bin Ali Al Bukhori dilahirkan di Bukhoro (Uzbekistan). Beliau datang ke India bersama dua anaknya yang bernama Ali dan Ja’far. Beliau sosok pertama yang hijrah ke India dari Uzbekistan. Ketika sampai di Bahakkar (Pakistan), ia menikah dengan perempuan setempat yang bernama Zahra.
Ketika Zahra meninggal dunia, ia kembali menikah dengan saudari dari istrinya yang bernama Fatimah. Kemudian keluarga ini pindah ke Kota Al Ujj, Pakistan. Dari pernikahan ini, Husain Jalaluddin dikaruniai dua putra bernama Muhammad dan Ahmad.
- Ahmad bin Husain Jalaluddin
Ahmad bin Husain Jalaluddin dikenal dengan Ahmad Kabir. Ia menikahi perempuan dari Kota Al Ujj yang bernama Huwaid Hatun. Dari pernikahan ini, ia dikaruniai seorang anak bernama Husain. Sepeninggal istrinya, ia menikah lagi dengan perempuan bernama Bibi Hatun. Dari pernikahan kedua ini, ia dikaruniai dua anak bernama Shodruddin Muhammad dan seorang Putri.
- Husain bin Ahmad Al Ujj
Husain bin Ahmad, juga dikenal dengan nama Makhdum Jihaniyan. Beliau memilik 3 istri. Istri pertama adalah putri pamannya yang bernama Muhammad (pernikahan ini dikaruniai anak bernama Nashiruddin Mahmud), istri kedua dari Bangsawan Delhi (pernikahan ini dikaruniai putra bernama Abdullah), istri ketiga perempuan berbangsa Rom (dari pernikahan ini berputra Ali Akbar).
- Nashiruddin Mahmud
Dalam data Nusantara, nama Nashiruddin Mahmud dikenal dengan Mahmudinil Kubro. Beliau memiliki 3 istri. Dari 3 istri ini, beliau memiliki keturunan sebanyak 25 anak. Di antaranya bernama Jamaluddin. Dalam kitab Bahrul Matholib Fii Ansaabil Abi Tholib, keturunan Mahmudinil Kubro ini disebut secara lengkap sebagai berikut:
Ismail, Alauddin, Syihabuddin, Alamuddin, Abdul Haq, Syarifuddin, Abdul Rozaq, Faizullah, Isa, Sirojuddin, Taifur, Baha’uddin, Makhdum Hamid, Hazrat Burhanuddin, Qutubuddin, Kamaludin, Jalaluddin, Husamuddin, Jamaluddin, Qoyyum, Zainul Abidin, Abdul Wahab, Asadullah, Salahudin, Islam Shah.
- Jamaluddin Kubro
Sayyid Jamaluddin Kubro atau Syekh Jumadil Kubro ulama yang berdakwah ke berbagai daerah di Nusantara. Ini alasan beliau punya banyak petilasan di berbagai daerah. Namun secara ilmiah, sesuai dawuh Gus Dur, beliau dimakamkan di Tosora, Bugis, Sulawesi Selatan. Jamaluddin alias Jumadil Kubro adalah leluhur para Wali Nusantara (penyebar islam abad 15 yang kelak menurunkan ulama-ulama Nusantara).
Syekh Jumadil Kubro bergelar Al Bukhori Al Kazhimi Al Husaini. Al Bukhori adalah nisbat leluhurnya, karena berasal dari Bukhoro (Uzbekistan). Al Kazhimi sebagai penanda beliau keturunan Sayyid Musa Al Kazhim. Sementara Al Husaini karena turun dari cucu Nabi Muhammad Saw. yang bernama Sayyid Husain.
Syekh Jumadil Kubro adalah ayah dari Maulana Ibrohim Asmaraqandi. Kakek dari Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel). Buyut dari Makdum Ibrohim (Sunan Bonang).
Terkait gelar Makdhum yang juga melekat pada Syekh Jumadil Kubro (Makhdum Jumadil Kubro), adalah ciri khas para ulama penyebar islam di Pakistan dan Asia Tengah (Uzbekistan). Sosok pertama bergelar Makhdum adalah Sayyid Husain bin Ahmad Al Ujj (Makhdum Jihaniyan), yang tak lain adalah datuk dari Makhdum Jumadil Kubro.
Gelar Makhdum juga disandang sejumlah Wali Nusantara. Di antaranya Makhdum Asmoroqondi, Makhdum Ampel Denta, Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Makhdum Gunung Jati (Syarif Hudayatullah), dan lainnya. Sandangan gelar Makhdum ini menunjukkan kedekatan ajaran yang dibawa Wali Nusantara dengan tanah asal para leluhurnya (Uzbekistan).
Syekh Jumadil Kubro mempunyai beberapa keturunan yang memiliki nama besar serta berpengaruh pada masanya yakni:
- Syekh Ibrahim Asmoroqondi
- Pangeran Pebahar As-Samarqandi
- Sunan Lembayung
- Sayyid Sembahan Dewa Agung (Sunan Kramasari As-Samarwandi)
- Syekh Yusuf Shiddiq As-Samarqandi
- Muhammad Jumadil Kubra
- Muhammad Ali Akbar
- Syekh Subaqir
- Syekh Maulana Ishaq
- Maulana Muhammad Al-Maghribi
- Maulana Ibrahim Madrami
- Putri Ratna Kusuma
- Sultan Zainal Abidin II
- Sayyid Ali Nurul Alam
- Abdul Malik Johor
- Sultan Barakat Zainul Alam
- Pangeran Udayaningrat
- Sayyid Hasan Jumadil Kubra
- Sayyid Husain Jumadil Kubra Al-Asghar
- Dll..
Waallahu Alam
Sumber Artikel:
- Hasil Isbat Naqobah Irak, Mesir, dan India (Pakistan)
- Kitab Nuzhatul Khowatir Wa Bahjatul Masami’ (kitab Al I’lam Biman Fi Tarikhil Hindi Minal A’lam)
- Kitab Tadzkirotus Saadah Al Bukhoro
- Kitab Luqotatul ‘Ajlan
- Kitab Bahrul Matholib Fii Ansaabil Abi Tholib
- Tulisan R. Tubagus Mugi Nurfadhil (Rabithah Babad Kesultanan Banten)
- Data pendukung lainnya