Buku berjudul ACEH DI MATA KOLONIALIS (JILID I dan JILID II). Bahwa buku ini adalah terjemahan dari buku THE ACHEHNESE by Dr. C. Snouck Hurgronje Adviser for Native Affairs, Netherlands India Translated by the late A.W.S. O’Sullivan Assistent Colonial Secretary, Straits Satlements, with an index by R.J. Wilkinson Inspector of Schools, Federated Malay States Vol.I and Vol. II Late E, J. Brill Leyden, 1906.
Penerjemah : Ng. Singarimbun, S. Maimoen, Kustiyani Mochtar; Disempurnakan oleh Yayasan Soko Guru; Cetakan Pertama; 1985; Yayasan Soko Guru; Jakarta.
THE ACHEHNESE edisi bahasa Inggris dari buku DE ATJEHERS karangan Dr. C. Snocuck Hurgronje (1857 – 1936) yang ditulis dalam bahasa Belanda. Edisi bahasa Belanda sebagai karangan asli, jilid I terbit tahun 1893 dan jilid II tahun 1894; edisi terjemahan dalam bahasa Inggris—jilid I dan II diterbitkan enam belas tahun kemudian (1906) dengan kata Pengantar yang khusus ditulis oleh pengarangnya. Dengan demikian buku Snouck Hurgronje ini sudah lebih menjadi bahan bacaan masyarakat berbahasa Belanda dan Inggris sejak sebelum Indonesia merdeka.
Katanya, Snouck Hurgronje menyinggung tentang Habib Seunagan dalam bukunya yang berjudul “Aceh dimata Kolonialis” di terjemahkan oleh Ng. Singarimbun,1985. Pada halaman 15 Snouck Hurgranje menulis bahwa Habib Seunagan lahir di Pidie yaitu daerah Peunadok Pidie sehingga Habib Seunagan mendapatkan nama Teungku Peunadok.
Dalam catatan kaki/footnote tulisannya Snouck Hurgronje juga menyebutkan bahwa Habib Seunagan bukan seorang sayyid. Yang lebih eskrim lagi Hurgronje juga menerangkan bahwa Habib Seunagan memperbolehkan memegang alquran walaupun dalam keadaan tidak suci.
Lebih lanjut Hurgronje juga menjelaskan bahwasanya Habib Seunagan memperbolehkan seorang laki-laki bisa mempunyai istri sembilan orang sekaligus.
Dari adanya informasi keterangan diatas saiya sangat penasaran untuk segera memiliki buku tersebut, untuk memastikan sekiranya kabar itu benar dan nyata tertulis dibuku tersebut.
Wallahu Alam.