Tahukah Anda?pulau di selatan Hadramaut, Socotra, seolah tak pernah terjamah manusia modern.
Banyak yang percaya pulau eksotis Socotra adalah tempat persembunyian Dajjal. Pulau yang terletak di selatan hadramaut dan ujung timur Somalia ini katanya selalu terlewat oleh mata.
Dikutip dari Livescience, Sabtu (3/9/2016), tak hanya dikenal dengan hal-hal aneh, Socotra juga masyhur gara-gara disebut sebagai pulaunya Dajjal. Dalam Islam memang dikabarkan kalau si Messiah palsu ini sekarang tengah berdiam di sebuah tempat di Bumi dan akan muncul ketika waktunya tiba.
Dan ketika hal ini dikorelasikan dengan sebuah hadist, banyak yang kemudian yakin jika Socotra inilah tempat Dajjal yang dimaksud.
Socotra sering disebut pulau bersembunyi Dajjal. Media-media barat menyebutnya sebagai “pulau alien di Bumi.” Pendapat ini tidaklah mengherankan. Pulau ini menjadi habitat bagi hewan-hewan eksotis dan tumbuhan yang tak lazim ditemui di tempat lain.
Pulau satu ini sangat jarang disinggahi pelancong. Apa yang ada di dalamnya seolah tak pernah terusik. Jika dilihat dari letaknya, Socotra tak benar-benar sulit dilihat. Pesawat dan kapal laut jelas masih bisa menjangkaunya. Tapi anehnya, pulau ini selalu terlewat.
Alasan lain kenapa Socotra jarang dijamah adalah rumor persembunyian Dajjal. Socotra identik dengan persembunyian Dajjal sebagaimana disebutkan Nabi Muhammad yang diriwayatkan dalam sebuah hadist.
Hadist tentang Dajjal
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Fatimah binti Qais mengatakan, “Aku telah mendengar muadzin Rasulullah SAW memanggil untuk shalat. Aku pun pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah saw. Selesai shalat, Rasulullah saw naik ke atas mimbar. Nampak semacam bergurau Baginda sambil tertawa dan berkata: “Jangan ada yang bergerak”.
Kemudian berkata: “Tahukah kamu mengapa aku memerintahkan kamu jangan ada yang pulang?”
Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Rasulullah saw berkata lagi: “Demi Allah aku menyuruh kamu berkumpul di sini bukan ingin menakut-nakuti dan bukan kabar gembira. Aku ingin menceritakan kepada kamu bahwa Tamim Al-Dariy adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang menjumpaiku dan masuk Islam. Dia bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal “.
“Kisah yang dia ceritakan itu sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kamu sebelumnya. Katanya dia bersama 30 orang temannya pergi ke laut dengan menaiki kapal. Angin kencang datang bertiup dan ombak besar membawa mereka ke tengah-tengah samudera yang luas.”
“Mereka tidak dapat mengarahkan kapalnya ke pantai sehingga harus berada di atas laut selama satu bulan. Akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau
menjelang terbenamnya matahari.”
“Di pulau yang tidak berpenghuni itu mereka bertemu dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga tidak nampak mana kelamin dan duburnya.”
Mereka bertanya kepada binatang itu: “Makhluk apa engkau ini?” Binatang itu menjawab: “Aku adalah Al-Jassasah.”
Mereka tanya: “Apa itu Al-Jassasah?”
Binatang itu hanya menjawab: “Wahai kelompok pria, pergilah ke tempat itu untuk menemukan pria macam ini, sesungguhnya dia pun ingin bertemu dengan kamu”.
Mereka pun pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh binatang itu. Di sana mereka menemukan seorang pria yang sangat besar dan tegap. Artinya mereka tidak pernah melihat orang sebesar itu. Dari tangannya sampai ke tengkuknya dikuatkan dengan besi, begitu juga dari lututnya sampai ke telapak kakinya.
Mereka bertanya: “Siapakah anda?”
Orang seperti raksasa itu menjawab: “Kamu telah mendengar cerita tentang aku. Sekarang aku pula ingin bertanya siapa kamu ini?”
Mereka menjawab: “Kami adalah orang Arab. Kami pergi ke laut naik kapal, tiba-tiba datang ombak besar membawa kami ke tengah-tengah samudera luas dan kami berada di lautan selama satu bulan. Akhirnya kami terdampar di pulau Anda ini “.
“Awalnya kami bertemu dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga kami tidak dapat mengenali jenis kelaminnya. Kami tanya siapa dia katanya Al-Jassasah. Kami tanya apa maksudnya dia hanya menjawab: “Wahai kelompok pria, pergilah ke tempat ini untuk menemukan pria macam ini, sesungguhnya dia pun ingin bertemu dengan kamu.”
“Itulah sebabnya kami datang ke tempat ini. Sekarang kami sudah bertemu dengan Anda dan kami ingin tahu siapa Anda sebenarnya.”
Makhluk yang sangat besar itu belum menjawab pertanyaan mereka terus saja mengajukan pertanyaan: “Ceritakan kepadaku keadaan kebun kurma yang di Bisan (nama tempat di negeri Syam) itu.”
Mereka menjawab: “Kondisi apanya yang tuan maksudkan?” Orang besar itu menjawab: “Maksudku apakah pohon kurma itu berbuah?”
Setelah mereka menjawab bahwa pohon kurma itu berbuah, orang besar tadi berkata: “Aku takut pohon itu tidak berbuah.”
Orang besar itu bertanya lagi: “Ceritakan kepadaku tentang sungai Tabarah (Danau Tiberias).”
Mereka menjawab: “Tentang apanya yang tuan maksudkan?” Lelaki itu menjawab: “Maksudku airnya apakah masih ada.”
Mereka menjawab: “Airnya tidak susut.” Lelaki itu berkata: “Air sungai itu disangsikan akan kering.”
Akhirnya pria seperti raksaksa itu berkata: “Kalau begitu ceritakan kepadaku tentang Nabi Al-Amin itu, apa yang dia buat?” Mereka menjawab: “Dia telah berhijrah dari Makkah ke Madinah.”
Lelaki itu bertanya lagi: “Apakah dia diperangi oleh orang- orang Arab?” Mereka menjawab:” Ya, dia diperangi oleh orang-orang Arab.”
Lelaki itu bertanya lagi:” Kalau begitu apa pula tindakan dia terhadap mereka?” Mereka ceritakan bahwa Rasulullah saw telah mengembangkan dakwahnya dan sudah banyak pengikutnya. Orang besar itu berkata lagi: “Memang begitulah, padahal mereka beruntung jika taat kepadanya.”
Kemudian orang itu berkata: “Sekarang aku terangkan kepadamu bahwa aku adalah Al-Masih Dajjal. Nanti aku akan diberi izin keluar, lalu aku pun akan menjelajah dunia ini. Dalam waktu empat puluh malam sudah dapat aku jalani semua, kecuali Makkah dan Madinah yang aku tidak dapat memasukinya. Negeri Makkah dan Madinah dikendalikan oleh para Malaikat, maka aku tidak dapat menembusnya. ”
Rasulullah saw menekankan tongkatnya di atas mimbar sambil berkata: “Inilah negeri yang tidak dapat dimasukinya itu, yaitu Madinah. Saudara-saudara sekalian apakah sudah aku sampaikan cerita ini kepada kamu?” Mereka menjawab:” Ya, sudah ya Rasulullah.”
Rasulullah saw berkata lagi: “Sesungguhnya hadits Tamim itu lebih meyakinkan aku lagi. Ceritanya itu sesuai dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu sebelumnya, yaitu tentang Makkah dan Madinah yang tidak dapat dimasuki Dajjal.”
“Hanya saja dia mengatakan di lautan Syam atau di laut Yaman. Dia dari arah timur. Dia dari arah timur,” kata Rasulullah saw sambil menunjuk ke arah timur.
Dengan hadits tersebut Rasulullah SAW kembali menyampaikan kabar bahwa Dajjal akan muncul dari arah timur Madinah.
Di pulau ini, banyak sekali spesies aneh. Salah satunya ialah tumbuhan aneh yang keberadaanya hanya di pulau ini, yaitu pohon darah naga. Pohon ini memiliki getah berwarna merah menyerupai darah.
Pulau ini merupakan bagian dari wilayah Republik Yaman. Konon dalam sebuah hadis sahih, Nabi SAW pernah mengisahkan tentang seorang pelaut Arab yang tersesat dan terdampar di sebuah pulau Nama pelaut itu ialah Tamim Ad-Dari. Pelaut tersebut bertemu sosok tinggi besar yang mengaku sebagai Dajjal.
Ketika Nabi ditanya terkait lokasi pulau tersebut Nabi menunjuk arah timur dan mengatakan laut Yaman. Jadi dari sinilah banyak orang berasumsi tempat yang dimaksud adalah pulau Socotra. Di luar asumsi itu banyak orang yang sepakat menyebut pulau socotra sebagai pulau alien.
Dihuni Ratusan Spesies Langka
Pulau Socotra tampak seolah-olah berasal dari sebuah film sci-fi tetapi sebenarnya telah berevolusi sebagai “dunia yang hilang”.
Pulau socotra juga merupakan rumah bagi sekitar 800 spesies flora dan fauna langka. Para ilmuwan menganggap pulau socotra sebagai tempat paling terisolir di bumi karena sepertiga dari flora dan fauna di dalamnya sangat endemik yang hanya dapat ditemui di tempat ini.
Memang kenyataannya spesies flora dan fauna yang ada di sana tidak kita temukan di tempat lain. Terlebih di bumi yang banyak dihuni oleh manusia. Bentuknya yang unik dan aneh tentunya menambah nuansa angker wilayah itu.
Pohon Darah Naga
Di Socotra, Yaman, ada pohon Darah Naga yang getahnya berwarna merah. Uniknya, pohon yang berbentuk seperti jamur atau payung ini tumbuh di daerah yang kering dan hidupnya dapat mencapai lebih dari 300 tahun. (en.wikipedia.org)
Salah satu flora unik di pulau socotra adalah spesies tumbuhan unik yang dikenal dengan pohon darah naga atau pohon suji darah. Tumbuhan ini menjadi lambang botanis bagi pulau Socotra. Morfologi pohon darah naga sangat tidak biasa. Cabang dari pohon ini menghadap ke atas mirip payung terbalik. Hal ini berguna untuk menyerap lembab dari kabut dataran tinggi.
Sementara itu getah dari pohon ini berwarna merah serupa darah segar sehingga pohon ini pun mendapat julukan sebagai pohon darah naga. Pulau socotra adalah pulau berpenghuni dengan kondisi alam yang seolah tidak terjamah oleh zaman.
Penduduk lokal pun tidak tersentuh oleh peradaban modern. Adat istiadatnya kuno dan masih sama dengan ribuan tahun lalu. Dalam perdagangan mereka masih memakai sistem barter. Padahal jika dilihat dari geografisnya pulau socotra tidak terlalu terpencil sehingga pesawat maupun kapal laut masih bisa menjangkau kawasan itu.