Tahu Diri Tidak Bisa Menang Berhujjah Atau Gangguan Jiwa
Mari kita lihat Klan Kabib Baalwi sepanjang polemik nasab ‘Kabib Baalwi bukan Cucu Nabi’ berlangsung hampir 2 tahun ini, di mana mereka menggembar-gemborkan ke publik bahwa nasab mereka nasab paling sahih sedunia seterang matahari di siang hari. Kita lakukan pemeriksaan dan bagaimana hasilnya.
Pertama. Mereka mengklaim nasab di ruang publik bahwa mereka paling sahih sedunia seterang matahari di siang hari garis lurus laki. Konsekuensi logis dari klaim itu seharusnya data yang dibutuhkan sudah ada dan tersedia lengkap. Tidak perlu dicari dan tidak perlu dilakukan penelitian dari kalangan Klan Kabib Baalwi. Jika demikian, harusnya mudah dan cepat menjawab pertanyaan Kiai Imad dan membuktikan kesahihan nasab mereka.
Faktanya?
1. Mereka tidak mampu menjawab dan mematahkan tesis Kiai Imad, kajian filologi Prof. Menachem Ali, dan analisa DNA Dr. Sugeng Sugiharto, dengan cepat, mudah, rileks dan dengan cara yang ilmiah;
2. Mereka membayar budak untuk mencari data ke luar negeri, yang seharusnya tidak perlu dilakukan, karena seharusnya data-data itu sudah ada lengkap sahih sesuai konsekuensi logis klaim mereka. Malahan si budak menyimpan data yang katanya sudah ditemukan yang membuktikan Klan Kabib Baalwi cucu Nabi, ia simpan hanya untuk dirinya sendiri. Keputusan perilaku itu sangat aneh dan menyelisihi hukum akal melihat di sisi lain perilaku Klan Kabib Baalwi dan budak lainnya terus-menerus menggembar-gemborkan Kiai Imad dkk salah dengan beragam cara yang buruk baik di offline maupun di online (termasuk di kolom-kolom komentar media sosial) untuk membendung gerakan Kiai Imad dkk. Kalau Klan Kabib Baalwi dan budak-budaknya resah dengan situasi dan data yang ditemukan si budak itu benar dan valid, harusnya si budak itu membuka datanya ke publik secepat mungkin, beres kan? Mengapa perilaku si budak itu begitu? Jawabannya: karena datanya tidak ada atau datanya palsu;
3. Sudahlah gembar-gembor mengklaim nasab paling sahih sedunia seterang matahari di siang hari yang dengan klaim itu semestinya data sudah ada dan lengkap, tidak butuh mencari data-data dan tidak butuh melakukan penelitian; sudah pula membayar budak mencari data ke luar negeri yang semestinya itu tidak perlu dilakukan mengingat klaim mereka itu; sudah pun begitu hampir 2 tahun mereka tetap tidak bisa menjawab dan membuktikan bahwa Klan Kabib Baalwi Cucu Nabi. 2 tahun adalah waktu yang terlalu lama mengingat klaim yang mereka gembar-gemborkan adalah ‘nasab paling sahih sedunia seterang matahari di siang hari garis lurus laki’ dan sudah bayar budak untuk mencari data ke luar negeri.
Ini menunjukkan klaim mereka tidak benar dan mereka berdusta. Dan seiring bergulirnya waktu, semakin lama waktu bergulir semakin absolut membuktikan bahwa klaim Klan Kabib Baalwi tidak benar dan mereka berdusta.
Kedua. Alih-alih memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk menjawab dengan data dan secara ilmiah, kita melihat opsi keputusan perilaku terbaik yang mereka tunjukkan adalah menerapkan taktik politis killing the messenger kepada Kyai Imad dkkseperti mengejek, menghina, caci maki, framming jahat, dan memfitnah. Ada apa di balik keputusan perilaku mereka yang seperti itu? Karena perbendaharaan data dan argumentasi mereka sudah habis dan satu-satunya jalan yang tersedia atau stok cara yang tersisa untuk mempertahankan posisi, klaim yang digembar-gemborkan, harga diri dan martabatnya di pandangan mata khalayak ramai adalah dengan ‘membunuh’ lawan debatnya dengan fitnah, tuduhan-tuduhan buruk nan jahat tak berdasar realitas. Kill the messenger.
Socrates mengatakan: ketika kalah dalam debat, fitnah menjadi alat bagi pecundang. Bagi Socrates, Klan Kabib Baalwi pecundang. Dengan keputusan perilaku itu Klan Kabib Baalwi lebih memperjelas lagi bahwa klaim mereka tidak benar, mereka tidak punya data, dan jelas selama ini mereka berdusta.
Ketiga. Kabib Rijik berceramah meminta mereka yang mengaku dzurriyah Nabi untuk membuktikan pakai ilmu nasab, ilmu sejarah, dan tes DNA; buktikan dengan data dan argumentasi; bukan dengan caci maki dengan kebencian, ujarnya berapi-api. Hari ini kita saksikan bersama Kiai Imad dkk membuktikan dengan data dan argumentasi ilmu nasab, ilmu sejarah, tes DNA, dan filologi; lah kok malah Klan Kabib Baalwi marah-marah padahal Kiai Imad dkk sudah sesuai dengan tuntutan itu. Menggelikannya, justru yang menggunakan caci maki dan kebencian, tidak pakai data dan argumentasi ilmiah, adalah Kabib Rijik Shihab, Klan Kabib Baalwi dan para budaknya.
Mereka nyuruh-nyuruh orang lain, mereka tidak melakukannya; mereka sok suci melarang-larang orang lain untuk tidak caci maki dan kebencian, justru merekalah yang melakukan, bahkan melakukan adu domba antar pribumi. Itu sudah pasti kena kaburo maqtan indallahi antaquuluu maa laa taf ‘aluun. Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya mendapat murka yang sangat besar dari Allah Swt. Kalau mati belum tobat, kemungkinan besar mereka mati su’ul khotimah. Menurut Dr. KRT. KH. Muhammad Faqih Mudawam Hadinogoro, M.Pd.I, pimpinan dan pengasuh PPMB Sunan Ngerang NS, Mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Qadariyah Di Kab Rembang, sekaligus Ketua umum MUI kab Rembang: Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya itu kalau tidak tobat, mereka tidak mendapat syafaat Nabi. Klan Kabib Baalwi dan budak-budaknya kalau tidak tobat kemudian mati, matinya su’ul khotimah dan tidak mendapat syafaat Nabi. Mengerikan sekali. Wallahualam.
Keempat. Dapat kita rangkumkan bagaimana masyarakat pun sangat tangkas mengobservasi perilaku Klan Kabib Baalwi dan mengajukan pertanyaan uji situasi dan perilaku: Kalau memang benar cucu nabi, kenapa takut tes DNA? Kabib Rijik Shihab awalnya menuntut tes DNA bagi siapa saja yang mengaku sebagai dzurriyah Nabi, lalu Kabib Hanip Al Athos, menantunya, kemudian mengharamkan tes DNA, itu sesuatu yang kocak, mengapa sekarang mengharamkan tes DNA padahal sebelumnya pihak merekalah yang gembar-gembor tes DNA? Kalau memang nasab Klan Kabib paling sahih sebagai dzurriyah Rasul Saw kenapa saat ditanya buktinya kok masih nyari-nyari? Harusnya kan sudah ada karena mengumumkan nasab paling sahih. Kok ngga bisa jawab 12 pertanyaan Kiai Imad? Kenapa ga bisa nulis anti-tesis kok malah sibuk bereaksi emosional dengan caci maki, olok-olok, ejekan, framming jahat, fitnah, agitasi dan provokasi? Kenapa bisanya hanya mengancam-ancam su’ul khotimah dan kualat? Kenapa mengintimidasi dan mempersekusi mereka yang tidak percaya dan mengkritik Kabaib? Dan lain sebagainya. Dari situ masyarakat menilai perilaku Klan Kabib Baalwi dan budak-budaknya itu aneh dan bertentangan dengan klaim ‘Nasab Klan Kabib Baalwi nasab paling sahih seterang matahari di siang hari’. Artinya, Kabib bukan Cucu Nabi.
Kelima. Update keputusan perilaku terbaru dari Klan Kabib Baalwi per tanggal 5 Juli 2024 diungkapkan Bang Haji Rhoma Irama. Rabithah Alawiyah menolak hadir atau tidak berani menerima undangan podcast Bisikan Rhoma. Ini menambah deretan track record RA lari dan sembunyi dari undangan dialog terbuka di hadapan khalayak ramai. Apa yang menghambat Rabithah Alawiyah menghadiri undangan podcast Bang Haji Rhoma Irama padahal kalau datang pasti menang dan dapat membungkam dan mempermalukan Kiai Imad dkk? Di satu sisi mereka menolak datang ke podcast yang merupakan kesempatan emas dan cara cepat membungkam dan mempermalukan Kiai Imad dkk, tapi di sisi lain di luar sana mereka berupaya sangat keras membungkam dan mempermalukan Kiai Imad dkk bahkan budak-budaknya di kolom komentar bersusah payah terus melakukannya. Ada peluang emas yang efektif dan efisien, mereka tolak, tapi di sisi lain tetap melakukan upaya pembungkaman, olok-olok, fitnah dan pelecehan kepada Kiai Imad dkk meski tidak efektif dan efisien. Keputusan perilaku Klan Kabib Baalwi dan budak-budaknya itu kontradiktif ekstrim. Jawabannya dua kemungkinan: pertama, mereka tahu tidak bisa menang berhujjah; dua, gangguan jiwa.
Waallahu Alam