Terbongkarnya Nasab Kabib Ba’alwi

Terbongkarnya Nasab Kabib Ba’alwi

Bahwa Bani Ba’alwi yang mengaku sayyid keturunan Nabi Muhammad saw, dalam banyak kitab di bawah ini tidak ada nama Ubaidillah bin Ahmad Isa, faktanya Ahmad bin Isa hanya punya anak 3 yaitu : Ali al jadid / Abdullah al jadid , Muhammad , dan Husein.

TAHUN WAFAT UBAIDILAH ( bin Sayyid Ahmad bin Isa) ADALAH : 383 H… ✍️🏻

Berikut ini daftar kitab rujukan para naqib di hampir seluruh dunia Islam yang tidak membahas nama Ubaidillah (383 H) :

1. Maqatil At-Thalibiyyin, karya Abu Al-Faraj Al-Isfahani (abad 4 H.)

2. Tahdzib Al-Ansab, karya Abu Hasan Al Ubaidili Al-Husaini (abad 4 H.)

3. Al-Majdi Al-Makhtut, karya Abu Hasan Ali Al-Umri (abad 5 H.)

4. Al-Majdi fi Ansab at-Thalibiyyin, karya Abu Hasan Ali Al-Umri (abad 5 H.)

5. Nihayatul Ikhtisar, karya As-Sayyid An-Naqib Abu Muhammad Syamsuddin bin Muhammad Al-Athqa. Beliau adalah “Imam An Naqib” (pencatat & pengawas) nasab Keluarga Muhammad Saw. (abad ke 6 H.) Di kitab beliau ini tidak ada nama Ubaidillah bin Sayyid Ahmad.

6. Syajarah Al-Mubarakah, karya Fahrurrozi (abad 6 H.)

7. At-Tadzkirah fi Ansab Al-Muthaharah, karya Ibnu Mahna Al-Ubaidili Al-Husaini (bad 7 H.)

8. Umdah at-Thalib Kubra, karya Jamaluddin bin Ali Ibnu Anbah Al-Husaini (abad 8 H.)

9. Umdah at-Thalib Sughra, katya Jamaluddin bin Ali Ibnu Anbah Al-Husaini (abad 8 H.)

10. Al-Ashili, karya Syarif Shafiuddin Muhammad bin Tajuddin Ibnu Thaqthaqi Al Husaini (abad 8 H.)

11. Sikhakhul Akhbar fi Nasabi Saadah Al-Fatimiyah Al-Akhyar, karya Sayyid Muhammad Sirajuddin bin Abdulloh Al-Qosim bin Muhammad Huzam Ar-Rifa’i (abad 9 H.)

12. Musyajarah Al-Kasyaf, karya Sayyid Jamaluddin Abdulloh bin Abi Al-Barakat Al-Jurjani (abad 10 H.)

Kitab yang menyebut nama Abdullah sebagai anak Ahmad Al-Muhajir. Ingat! Abdullah…. Bukan Ubaidillah.

1. Nafhat Al-Ambariyah fi Ansab Khoir Al-Bariyah, karya Abu Al-Fudhail Al-Kadzimi (abad 10 H.) Kitab ini ditulis kembali dalam khasanah Syekh Abdulloh Zanjani, ulama Syi’ah, di kota Qum Iran. Dalam kitab ini dijelaskan bahwa :

“Pada tahun 611 H, Sayyid Abi Al-Jadid Abdullah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa telah datang di Aden pada zaman pemerintahan Mas’ud bin Tagtakin”.

Di atas menerangkan bahwa pada tahun 611 H., Abi Al-Jadid (Abdullah) bin Ahmad Al-Muhajir masih hidup dan sempat bertandang ke Aden. Sedangkan yang di klaim bernama Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir telah meninggal di Sumal Hadramaut pada tahun 383 H.

Antara Abdullah dan Ubaidillah ini tidak mungkin sebagai orang yang sama, karena tahun hidupnya berbeda jauh. Juga, kitab di atas tidak bisa menjadi rujukan primer para naqib karena di samping penulisnya adalah kaum Syi’ah, juga ada kerancuan data tahun bagi Abdullah Abi Al-Jadid (hidup 611 H) yang disangka putera Ahmad Al-Muhajir (wafat di era 350 H). Lalu…. anak siapa sebenarnya Abdullah ini…?!?

 

Inilah permulaan kitab-kitab abad ke 10 H ke atas yang mencantumkan nama Ubaidillah sebagai anak Ahmad Al-Muhajir :

1. Bahr Al-Ansab, karya Muhammad An-Najafi (abad 10 H.)

Di halaman 52 ada penyebutan tentang silsilah nasab seperti ini: Sayyid Abu bakar bin Hasan bin Abu bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad.

2. Bughyatur Rawi & Ad Dhau’ul Lamik, karya As-Sakhowi (awal abad 10 H.).

Ini memang bukan kitab nasab, sebab beliau adalah ulama muhadditsin, tapi ini adalah kitab yang mencatat sanad keguruan pribadi imam Sakhowi di biografinya yang di kitab “Dhau’ul Lamik juz 5 hal. 59 di biografi no. 220” di halaman ini ada penyebutan nama Ubaidillah bin Ahmad.

3. Al-Mu’jam, karya Ibnu Hajar Al Haitsami (abad 10 H.)

Ini juga bukan kitab nasab. Di sini Ibnu Hajar menyatakan sanad keilmuan di biografi pribadinya yang tersambung ke ……… bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa Ar-Rumi.

4. Tuhfah Al-Azhar, karya Ibnu Syaqdam (abad 11 H.)

Di kitab ini, Ibnu Syaqdam mencatat bahwa putera Ahmad Al-Abh itu ada 3, yaitu:

a. Abdullah

b. Muhammad

c. Ali Zainal Abidin

Disini, Ibnu Syaqdam menghilangkan nama Husein sebagai putra Ahmad, dan menggantinya dengan nama Abdullah (bukan Ubaidillah).

Kitab ini tidak dijadikan rujukan primer bagi para ahli nasab, sebab di samping era penulisannya baru, juga sebab adanya ketidak cocokan nama-nama anak dari Imam Ahmad Al-Muhajir di dalamnya karena pada sumber kitab-kitab yang lebih tua, anak Imam Ahmad itu 3 yaitu : Muhammad, Ali dan Husain.

5. Khulashoh Al-Athar “cetakan Dar Sadir Beirut”, karya Al-Muhibbi (abad 12 H.)

Ini juga bukan kitab nasab. Di sini Al-Muhibbi cuma mencatat biografi orang yang membawa silsilah nasab yang tersambung ke nama Ubaidillah bin Ahmad.

6. Tuhfat Al-Muhibbin wa Al-Ansab, karya Abdurrahman Al-Anshari (bad 12 H.)

7. Nubzat Lathifah fi Silsilati nasab Al-Alawi, karya Zainal Abidin bin Alwi Jamalul Lail (abad 13 H.)

8. Ittisal Nasabil Alawiyyin wal Asyraf.., karya Umar bin Salim Al Attas (abad 13 H.)

9. Syamsu Dzahirahn, karya Abdurrahman Muhammad bin Husein Al-Masyhur (Pertengahan abad 13 H.)

Kesimpulannya adalah adanya data baru yang menyatakan Ubaidillah bin Ahmad yang bertentangan dengan data primer lama. Ini tetap akan menimbulkan banyak pertanyaan tentang keabsahan nasab suatu kelompok yang mengklaim sebagai keturunan Ubaidillah bin Ahmad. Apalagi sekarang ditambah beredarnya hasil tes DNA dari Bani Ba’alwi tersebut yang nyata menyelisihi dari hasil tes DNA para dzuriyah Nabi saw yang mu’tabar. Kenyataan ini semakin memunculkan dugaan dan keraguan baru tentang “kebenaran nasab mereka (Ba’alwi) yang tersambung ke ahli bait Nabi saw” di era modern dan ilmiah seperti saat ini.

Semoga bermanfaat…

Barakallah… Alhamdulillah… Aaamiiin Yaa Mujibussailin…




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *