TERNY4T4 GUS FUAD PLERET MERUP4K4N CUCU DARI SEORANG WALI QUTUB YANG MASIH DZURIAT BAGINDA NABI S.A.W.

*TERNYATA GUS FUAD PLERET MERUPAKAN CUCU DARI SEORANG WALI QUTUB YANG MASIH DZURIAT BAGINDA NABI S.A.W.  YAITU Syeikh Abbur Rouf yang merupakan MURSYID THARIQAH SYATHORIYAH.*

 

Saat ini, Banyak sekali masyarakat tertipu oleh pakaian dan fisik seseorang dalam memandang sebuah kebenaran untuk diikuti,
FAKTA TERJADI SAAT INI,
yang cucu palsu dari Baginda Nabi saw banyak dipuja-puja,
sedangkan cucu Nabi s.a.w. yang asli justru di caci-maki,
mari gunakan akal sehat dan nurani untuk menyikapi jaman fitnah diakhir zaman ini, supaya kita bisa dapat kebenaran yang HAQ serta ridlo dari Allah SWT dan RasulNYA..

Di Yogyakarta pada era tahun 1800 -an terdapat Ulama besar bahkan di yakini sebagai wali quthub di nusantara beliau adalah Maha Guru Syeikh Abdur Rouf Wonokromo Pleret Bantul.

Beliau Syeikh Abbur Rouf ini adalah penyebar awal Tarekat Syatoriyah di wilayah Mataram (Yogyakarta) pada era 1800 an sebagai Ulama berpengaruh di Kasultanan Mataram dan sebagai penasehat Raja dan Pangeran Mataram.

Syeikh Abbur Rouf ini merupakan dzuriat Baginda Nabi saw, juga merupakan kakek dari gus fuad plered bantul Yogyakarta.

Dulu tiap rabu pungkasan bulan shofar Mbah Kyai ‘Abdurrouf Wonokromo membuat jimat lalu di rebus air dan airnya di minum untuk tolak bala’, sehingga banyak orang meminta beliau untuk membuatkan jimat, ganti tahun tambah banyak yang minta, akhirnya Beliaupun kewalahan karena banyaknya yang minta jimat, lalu beliau membuat jimat dan di ikat pada bambu yang di pathok di tempuran sungai opak gajah wong, siapa yang minta jimat disuruh ambil air di tempuran, akhirnya tempuran menjadi ramai karena banyaknya orang yang mau ngambil air dari tempuran tersebut dan masyarakat sekitar memanfaatkan keramaian tersebut dengan jualan lemper dan keramaian tersebut menjadi budaya tiap tahun walaupun sudah tidak ada yang buat jimat. Demikian cerita asal-usul Rabu Pungkasan di Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret yang saya dapat dari Almarhum Ibu saya.

Dari Kyai @M. Salim Nur Ahmad

sebagai informasi:

makam Almursyid KH Abdurrouf berada di samping sebelah barat masjid Attaqwa Wonokromo,Bantul, Yogyakarta.

Mari disimak sedikit sejarahnya:

PONDOK PESANTREN WONOKROMO PLERET BANTUL

(Pusat Penyebaran Tarekat Syathoriah paling tua di Yogyakarta).

Di Yogyakarta pada era tahun 1800 -an terdapat Ulama besar bahkan di yakini sebagai wali quthub di nusantara beliau adalah Maha Guru Syeikh Abdur Rouf Wonokromo Pleret Bantul.

Beliau Syeikh Abbur Rouf ini adalah penyebar awal Tarekat Syatoriyah di wilayah Mataram (Yogyakarta) pada era 1800 an sebagai Ulama berpengaruh di Kasultanan Mataram dan sebagai penasehat Raja dan Pangeran Mataram,juga bagi kalangan para Santri  diantara muridnya yang mononjol yang kemudian di tunjuk menjadi mursyidnya adalah Simbah KH.Romli Giriloyo Imogiri Bantul Yogyakarta.

Silsilah Mursyid Syatoriyah

Dari penelusuran penulis beliau Syeikh Abdur Rouf Wonokromo mempunyai jalur kemursyidan 2 jalur :

1.Jalur pertama dari Datok KH. Asy’ari Kaliwungu (trah Sunan Amangkurat 1 Mataram) – Syeikh Muhammad As’ad – Syeikh Said Thahir Madani- Syeikh Ibrahim Tahir terus sampai guru guru syatoriyah kemudian sampai Nabi SAW melalui Sayidina Ali bin Abi Thalib.

sumber ini penulis temukan ketika penulis ikut berbaiat tarekat Syatoriyah kepada Romo KH. Habib Marzuki di kulonprogo yogyakarta.

2.Jalur kedua kyai Bagus Hasanudin  pasar gede Mataram (beliau ini cucu Syeikh Muhyi Pamijahan yang menjadi Ulama dan penasehat Kasuhunan Surakarta pada era tahun 1700 an) – Kyai Emas Muhammad Syafi’i Shofarwadi – Kyai Emas Bagus Muhammad Muhyidib Shofarwadi trus sampai pada Datuknya Syeikh Muhyi Pamijahan.

sumber penulis temukan ketika penulis menemukan kitab Risalah Syatoriyah tinggalan dari Simbah KH. Romli Giriloyo Imogiri yang merupakan murid utama Syeikh Abdur Rouf Wonokromo).

Untuk ajaran Tarekat Syatoriyah jalur pertama di lanjutkan dan kembangkan Simbah KH. Romli di Giriloyo Imogiri Bantul yang kemudian di lanjutkan putranya Simbah KH.Marzuki Giriloyo.

Mengenal Dzikir Tarekat Syatoriyah Mbah Marzuki Giriloyo Yogyakarta

Dzikir Tarekat syatoriyah yang di ajarkan Mbah Kyai Marzuki Giriloyo yogyakarta (w.1991). merupakan dzikir tarekat yang paling ringan dibandingkan ajaran tarekat yang lainnya.

Pada pokoknya kewajiban bagi salik (santri tarekat) untuk mengamal bacaan dzikir tahlil bacaan Laa ilah illallah 100 kali pada setiap ba’da (setelah) salat Isya’ dan salat subuh, di lengkapi membaca Al Fatihah 3 kali dan ditutup dengan do’a.

Menurut penuturan guru kami KH.Habib Marzuki Kulonprogo Yogyakarta (Mursyid penerus Mbah Marzuki) pada saat akan memberikan baiat kepada kami, bahwa Tarekat Syatoriyah yang di ajarkannya adalah dengan mendasarkan pada ajaran Rosulullah yang di baiatkan kepada sahabat  Sayidina Ali bin Abi Thalib, jadi pada prinsipnya tarekat yang muktabaroh seperti Syatoriyah itu bersumber dari Rasulullah SAW.

Tata cara berdzikirnya akan mendapatkan bimbingan para guru mursyid,kemudian berpegangan lah pada ajaran Kitab Al Qur’ an dan Sunah, laksanakan perkara yang wajib dan sunah, sesuatu yang di larang maka tinggalkan lah.

Ketika seorang salik (murid tarekat) sudah menjalan dzikir tarekat sebagaimana ajaran guru mursyid dan juga membaca Al fatihah, maka para guru mursyid sesuai dengan sanad syatoriyah akan membimbingkannya baik secara lahir juga secara bathin.

Beliau KH.Ahmad Zabidi menambahkan sangatlah beruntung bagi para pengamal dzikir tarekat, pertama akan mendapatkan ketenangan bathiniyah, kedua mendapatkan barokah fatehah dan doanya dari para sahabat pengamal tarekat juga dari hubungan guru murid yang terjalin hubungan secara berantai di seluruh dunia, bagitu seorang salik baru bangun tidur belum sempat berdzikir sudah dapat kiriman barokah dari para guru juga dari saudara saudara tarekat syatoriyah.ketiga bagi para pengamal tarekat (salik) insya Allah selamat dan beruntung dunia dan akherat. Juga di tandaskan bahwa ajaran dzikir Syatoriyah dari Mbah Kyai Marzuki Giriloyo adalah dzikir tarekat yang paling ringan, tidak memberatkan dan bisa di ikuti semua lapisan masyarakat.

Bacaaan dzikir Syatoriyah :

di awali membaca niat dzikir tarekat syatoriyah yaitu :

Nawaitudz dzikro Taqorruban ilallah ta’ala biidzni ustadzi, afdholudz dzkri fa’lam annahu Laa Ilaha illa Allah Muhammad Rosulullahi alaiha nahya wa alaiha namutu wa alaiha nub’atsu insya Allah ta’ala minal aminin

kemudian bacalah dzikir Laa ilaha ilallah

100 kali pada setap ba’da solat isya’ dan subuh, di lanjutkan dengan doa sebagaimana di ajarkan para guru mursyid.

Dzikir Tarekat syatoriyah ini Mbah Kyai Marzuki Giriloyo dari Syeikh Haji Muhammad Romli Giriloyo (ayahnya) dari Syeikh Muhammad Abdurrouf wonokromo dari Syeikh Haji Asy’ari kaliwungu dari Syeikh Muhammad As’ad dan  seterus sampai Sayidina Ali bin Abi Thalib dari Rasulullah SAW.

wallahu a’lam

klaten, 17 Oktober 2020

penulis

Ki Muhammad Suryonegoro Klaten.

wa 08156506358.

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *