TRAH WALISONGO MENGAMBIL ALIH KETOKOHAN KULTURAL NU YANG TERTINDAS

TRAH WALISONGO MENGAMBIL ALIH KETOKOHAN KULTURAL NU YANG TERTINDAS

Oleh : Dadang Sutrisna

Femomena baru yang dapat dilihat akhir-akhir ini di kalangan akar rumput nahdliyyin adalah, kemunculan tokoh-tokoh idola baru warga nahdiyyin yang lahir karena dianggap mampu mewakili kegelisahan warga nahdiyyin.

beralihnya kiblat idola warga itu agaknya juga merupakan lambang kekecewaan warga NU kepada para petinggi NU yang dianggap tidak peduli terhadap fakta-fakta adanya kezaliman habaib di akar rumput terhadap NU dan warga NU.

pemalsuan makam para wali dan tokoh Jawa; pembelokan sejarah NU; dawir para habib kepada kiai-kiai NU di kampung-kampung; pengambil-alihan jamaah pengajian para kiai; kesombongan nasab yang terang-terangan; penghinaan teehadap pribumi; kata-kata kasar yang merendahkan kepada para kiai; dll.

semua dirasakan kaum nahdiyyin di bawah. tetapi, agaknya para elit PBNU menganggap masalah itu biasa-biasa saja. dari situlah muncul idola-idola baru yang kita bisa lihat ditengah-tengah warga NU.

idola-idola baru warga NU itu, dikomandoi tokoh yang dianggap sebagai keturunan walisongo yang berani dengan terang-terangan berhadapan dan bermusuhan dengan para habaib.

K.H. Imaduddin Utsman al-Bantani, dengan tesis ilmiyahnya menyatakan bahwa nasab habaib yang mengaku sebagai keturunan Nabi itu palsu, juga dengan ceramahnya yang membangkitkan semangat warga NU, kini benar-benar menjadi idola warga NU. Dalam setiap kesempatan itu, para nahdiyyin berebut untuk bisa berfoto dengan Kiai Imad. bahkan foto-foto kiai Imad banyak dijumpai hari ini di rumah warga warga NU.

Video-video tentangnya yang diunggah di youtube, selalui dibanjiri penonton.Ratusan chanel youtube mereupload pemaparan kajian tesisnya dalam berbagai kesempatan. bahkan tulisan-tulisan di websitenya diburu para konten kreator untuk diulas.

Kiai Imad, mungkin satu-satunya ulama intelektual yang tulisan-tulisannya dibacakan oleh banyak youtuber.

Tokoh lainnya yang muncul bersama dengan kemunculan kiai imad adalah Tubagus Mogi dan KRT Fakih. Keduanya juga wajahnya menghiasi berbagai kanal youtube. Gus Puad Plered, yang mempunyai Chanel Youtube, ketokohannya dalam isu nasab inipun sangat dominan. selain tokoh lain semacam Gus Jazuli, Kiai Nur Ihya, Gus Abbas dan Kiai Syarif Rahmat.

agaknya, tokoh-tokoh yang muncul itu memang mewakili simpul-simpul pusat spiritual masa lalu: Kesultanan dan walisongo.

Kesultanan Banten trah Sultan Banten diwakili oleh Kiai Imad, Tubagus Mogy, Kiai Yusuf, Gus Jazuli. Kesultanan Cirebon diwakili oleh Gus Abbas dan Gus Noval Bendakerep. Kesultanan Jogja diwakili oleh Gus Fuad dan KRT Faqih. Sunan Amopel diwakili oleh Kiau Nur Ihya.

selain para tokoh yang disebut di atas. ada panglima-panglima laskar yang memobilisasi laskar di setiap daerah yang dengan sukarela dan sukacita menyambut dan mendukung perjuangan Kiai Imad dkk. dan kebanyakan mereka pula merupakan trah para wali dan para sultan Nusantara.

Yang menjadi menarik adalah, selain warga NU kultural yang mengidolakan mereka, kiai-kiai NU struktural dari ranting NU, MWC, PC dan PW-pun banyak yang mengidolakan mereka. bahkan, menitipkan harapan untuk melanjutkan perjuangan mereka.

itu bisa disaksikan dari bahwa kebanyakan acara-acara ceramah kiai imad dan kawan-kawan di berbagai daerah itu diadakam oleh Ranting NU, MWC dan PC. Bahkan delapan PCNU di pulau Jawa telah memutuskan untuk tidak mengundang habib dalam acara mereka.

Kiai Imad agaknya memang memiliki daya tarik tersendiri dalam perjuangan melawan para habib. selain tulisannya yang mudah difahami, ia juga seorang orator yang ulung. jarang NU mempunyai orator semacam itu. Hal lainnya yang menjadi para musuhnya kewalahan adalah, kiai imad tidak mudah ditundukan dengan bermacam hinaan di media sosial. wajahnya yang diedit dengan berbagai macam editan penghinaan; narasi-narasi kebencian yang di kemas puluhan chanel youtube pendukung para habib, tidak membuat kiai imad meanggapi hal-hal demikian, apalagi membalasnya.

Bahkan yang membuat pengagumnya semakin mengidolakannya, kiai-kiai penghinanya tetap ditanggapi dengan santun dan sopan. jelas, dari sana terlihat kekokohan jiwa dan keteguhan keyakinannya dalam memperjuangkan suatu kebenaran yang diyakini sulit untuk mudah dipatahkan.

Fenomena turun-gununya para trah walisongo ini, apakah suatu tanda bahwa umat islam sudah dianggap dalam keadaan bahaya? Atau apakah NU, sebagai organisasi yang disebut sebagai pelanjut walisongo ini dianggap mengabaikan warganya terkait persetruan warga NU di bawah dengan para habib?

Kedua pertanyaan itu mudah untuk dijawab. keresahan warga NU kepada para habib itu, memang dinilai tidak mendapatkan pembelaan dari PBNU, Kiai Imad yang juga pengurus PBNU, akhirnya dirasakan warga NU lebih mewakili ia sebagai ulama dan trah walisongo. sementara para pucuk pimpinan lainnya dinilai lalai dan masa bodoh, bahkan ada yang dinilai malah sebagai budak para habib.

Gus Yahya, dalam hal ini dinilai warga NU orang yang bermain dua kaki, padahal dulu ia dikenal tokoh yang sering mengkritisi para habib. Belum lagi Kiai Miftah yang sangat nampak pembelaanya kepada para habib yang akhirnya membuat warga NU pesimis. Struktural PBNU dinilai tidak akan bisa mewakili keprihatinan warga NU di bawah terkait habaib. Trah walisongo yang berani dan cerdas akhirnya akan kmenjadi tumpuan warga NU dalam melawan penindasan para habaib.

para pimpinan laskar-laskar di tingkat pusat, wilayah dan daerah yang kebanyakan juga dari para pengurus NU dan trah walisongo juga akan menjadi rujukan warga NU disetiap tingkatan. agaknya, para pengurus NU disetiap tingkatan itu sengaja bergabung dengan laskar laskar walisongo itu, karena tidak mau bermasalah dengan PBNU jika ia mengatasnamakan diri sebagai pengurus NU.

Kita lihat, apakah pengurus PBNU menangkap kegelisahan dan keprihatinan warga NU, atau otoritas kepemimpinan ruhiyah itu memang sudah saatnya kembali kepada trah walisongo secara langsung.

Tabi❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥❤‍🔥




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *