Tujuh Bahaya Bagi Para Pembela Pencangkok Nasab Nabi

Tujuh Bahaya Bagi Para Pembela Pencangkok Nasab Nabi
Nasab Klan ba’alwi sudah mutlak batal. Bukan hanya berdasar kajian ilmu nasab dan ilmu sejarah, tes DNA-pun telah membuktikan bahwa Ba’alwi bukan keturunan Nabi Muhammad SAW.

Umat Islam begembira menyambut berita itu. Gunung, sungai dan lautan, tersenyum simpul menyambut kebenaran. Burung-burung bernyanyi riang di atas dahan. Kupu-kupu berkumpul di atas bunga-bungaan. Bulan dan bintang-bintang bermarhaban. Awan-awan menangis terharu penuh kebahagiaan. Matahari semakin terang memancarkan cahayanya.

Penduduk-penduduk dari peloksok-peloksok desa yang asri dengan pepohonan dan sawah-sawah membentang; sampai kota-kota dengan gedung-gedung tinggi menjulang, mungkin semuanya telah menyadari bahwa Ba’alwi bukanlah keturunan Nabi. Bukti telah menjadi saksi. Mufti telah baerfatwa pasti, mereka hanya pencangkok nasab Nabi.

Bersamaan dengan semua itu, di bawah ini beberapa bahaya yang menimpa mereka yang masih membela pencangkok nasab Nabi:

1. Pembela pencangkok nasab Nabi berdosa karena melawan perintah Allah SWT agar tidak mengikuti sesuatu tanpa adanya pengetahuan tentangnya. Dari mulai pencangkokan Ubaid sebagai anak Ahmad bin Isa di abad kelima sampai abad kedelapan tidak ada satu kitabpun yang menyatakan bahwa Ubaid adalah anak Ahmad bin Isa. meyakini Ubaid sebagai anak Ahmad bin Isa berdasarkan tulisan yang mulai diciptakan pada abad ke-9 sedangkan Ubaid hidup di abad ke-4 adalah merupakan bukti mengikuti pendapat tanpa adanya ilmu. Allah berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ﴿الإسراء:36 ﴾

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Al Isra: 36).

2. Pembela pencangkok nasab Nabi termasuk orang yang merendahkan Nabi Muhammad SAW. Imam Ibnu Hajar al-Haitami al-berkata:

ينبغي لكل احد ان يكون له غيرة في هذا النسب الشريف وضبطه حتى لا ينتسب اليه صلى الله عليه وسلم احد الا بحق (الصواعق المحرقة:2/537 (

“Seyogyanya bagi setiap orang mempunyai kecemburuan terhadap nasab mulia Nabi Muhammad s.a.w. dan mendhobitnya (memeriksanya) sehingga seseorang tidak menisbahkan diri kepada (nasab) Nabi Muhammad s.a.w. kecual dengan sebenarnya. (Ash-Showa’iq al Muhriqoh: 2/537)”

3. Keturunan Nabi Muhammad Saw akan senatiasa ada sampai hari kiamat. Imam Mahdi akan berasal dari keturunannya. Menurut Syi’ah, ia berasal dari keturunan Husain melalui Musa al-kadzim, dan ia telah lahir lalu menghilang, dan akan kembali muncul di akhir zaman. Menurut Sunni, ia belum lahir. Ia kan lahir dari keturunan Nabi Muhammad SAW entah dari keturunan yang mana. Yang jelas, ia berasal dari keturunan asli bukan hanya mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW tanpa bukti. Maka para pendukung pencangkok nasab Nabi sama saja membiarkan kelak adanya orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi, padahal nasabnya kepada Nabi Muhammad Saw adalah palsu.

4. Jika yang membela dan mempercayai para pencangkok nasab adalah seorang pengasuh pesantren, maka para santrinya kelak akan menjadi target para pencangkok untuk di peras, karena para pencangkok mengetahui bahwa kiainya adalah salah satu mukibbin yang mempercayai mereka sebagai keturunan Nabi.

5. Para santri dari kiai yang membela dan mempercayai pencangkok nasab akan menjadi santri yang tidak punya kemandirian dalam berfikir. Kecerdasannya akan dibatasi oleh bayang-bayang ancaman gurunya bahwa santri yang tidak mempercayai para pencangkok nasab maka ilmunya tida akan barokah dan sanadnya putus. Akhirnya ia akan menjadi santri yang terjajah dalam pemikiran dan perasaan. Ia tidak akan pernah mendapatkan hakikat kebenaran berdasarkan ilmu pengetahuan yang ia miliki.

6. Jika yang mempercayai para pencangkok nasab adalah para pengusaha dan pejabat, maka ia akan menjadi ladang pemerasan dengan kamuflase barokah usaha atau jabatan yang akan ia dapatkan. Padahal jabatan dan kemajuan usahanya selama ini adalah karena nikmat yang Allah berikan berdasarkan kerja kerasnya bukan karena ia mempercayai para pencangkok nasab itu.

7. Jika yang mempercayai para pencangkok nasab itu adalah orang awam, maka ia akan dijadikan pengikut dan pecintanya selamanya. Para pengikut dan pecinta hanya akan dimanfaatkan oleh para pencangkok nasab untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa ia mempunyai kemuliaan dengan banyaknya pengikut dan pecinta yang menjadi jama’ahnya. Selamanya jama’ahnya tersebut hanya didoktrin untuk terus mencintainya dan tidak diajarkan untuk menjadi lebih mulia dari dirinya.

Demikian tujuh bahaya bagi para pembela pencangkok nasab Nabi.

Penulis: Imaduddin Utsman Al-Bantani




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *